"apa aku semalem berbuat aneh-aneh dengan dia ? "kata ku yang sudah menggeleng-gelengkan kepala berkali-kali "jangan berpikir yang tidak tidak kang seulgi,tapi kenapa ingatan ku pendek sekali sih .aku hanya ingat kalau aku masih ada di bar saja ,terus aku tidak ingat apa-apa lagi setelah itu"kataku yang sambil menuangkan ramen yang sudah mateng itu.

Setelah beres makan aku langsung mencuci mangkuknya dan merapihkan dapur yang acak-acakan gara2 ku "apa dia sudah bangun ya ?" kata ku yang sekarang sudah depan kamar itu "hei bangun.... "kata ku yang mengoyang-goyangkan tubuh orang itu ,tapi dia tidak bergerak sama sekali

"apa dia sedang latihan mati ya ?"kata ku dengan bodohnya dan tanpa sadar aku merapihkan rambut orang itu yang acak-acakan sekali

"ya tuhan !!,dia demam bagaimana ini ?" kata ku yang tadi tidak sengaja memegang dahi dia yang ternyata sedang demam tinggi "hmmm "kata dia yang terlihat sudah berkeringat dan juga dia terlihat sangat gelisah sekali tidurnya.

Aku langsung berlari ke dapur mengambil baskom untuk mengompres ,setelah itu aku mengelap keringat dia terlebih dahulu sebelum mulai mengompresnya .setelah mengompres dia terlihat sedikit sudah mulai kembali tidur lagi "aku buatin bubur aja deh"pikirku saat mau berdiri tangan ku di tahan olehnya

"wae?"kataku pelan

"kajima"kata dia yang masih memegang tangan ku ,aku mengikuti apa yang dia minta .aku menemaninya sampe dia benar-benar sudah pules ."saatnya masak"kata ku yang sedikit berlari ke arah dapur untuk membuat bubur. Dengan percaya diri aku memasak bubur itu tapi saat mencoba buburnya "aishh asin banget"kata ku yang merasa buburnya seperti rasa air garam saja "aku tambahin air aja deh biar ga asin"lagi-lagi dengan percaya diri.

"kebelet astaga"kataku yang langsung berlari ke toilet karena emergency setelah dirasa lega aku kembali lari ke dapur karena lupa kalau aku sedang masak bubur "YA TUHAN kenapa jadi begini "kata ku saat melihat bubur itu sudah lumayan gosong bawahnya karena kelupaan tadi tidak matiin kompor.

Aku mencoba lagi bubur yang sudah ku tambah air itu tapi tetap saja asin "sudahlah gpp ,kan kata oemma orang lagi sakit pasti indra perasanya juga kurang baik"kataku yang sekarang sedang memisah-misahkan bubur yang tidak gosong ke mangkuk kemudian terdengar suara "brugg" sangat keras dari arah kamar utama itu ,entah sudah berapa kali aku berlari-lari di apartemen ini

"kenapa ?" kata ku yang langsung melihat ke arah baskom yang tadi aku simpan di nakas itu jatuh dan sekarang kamar itu sedikit becek.

"sudah kau diam saja ,aku mau mengambil pel lantai ok"kata ku saat melihat dia sudah mau bangun "kenapa sih bisa sampe tumpah begini "kata ku yang sekarang sudah mulai mengelap air tumpahan itu

"aku jadi berasa seperti pembantu tau"gerutu ku yang sedikit kesal tapi orang itu dia hanya memijat-mijat kepalanya

"apa pusing ? "tanya ku sambil mengepel dan kulihat dia hanya menggeleng-geleng saja "sini biar aku pijitin"kata ku sambil menepuk2 paha ku supaya dia berbaring di pahaku,dan untungnya dia nurut saja

"apa aku lebih baik jadi pembantu atau tukang pijit saja"batinku

"mendingan?"kataku yang masih memijit dia ,dan aku rasa dia mengangguk

"hmmm apa semalem kita berbuat yg aneh-aneh"kataku sedikit pelan

"kau membuatku kelelahan sekali"kata dia yang membuatku langsung membulatkan mataku itu

"maksud mu kita..."kataku yang terpotong oleh dia "kepala ku lagi sakit "kata dia sambil memejamkan matanya kembali

"ya tuhan apa aku benar2 sudah melakukan itu dengan dia"batinku

Seulgi with The "J" [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang