Girl Behavior (Sasusaku Version)

Chapter 2

Hembusan angin menerbangkan rambut panjang pink milik gadis di depan Sasuke. Matanya yang jernih dan bulat memandang Sasuke dengan terkejut dan buru-buru mengusir kupu-kupu yang mengelilinginya. Dengan panik ia bersembunyi di balik punggung Iruka.

Sasuke sedikit mendengus lalu duduk di kursi yang tidak ada seorangpun berani duduk terlebih dahulu.

"Apakah hidungku yang tidak berfungsi dengan benar atau aku mencium aroma bunga di sini? "

Tak bisa dipungkiri jika ruangan yang beraroma pinus kini diselimuti aroma bunga yang segar. Membuat pria yang hendak menanamkan peluru pada kepala Iruka tua terpesona dengan puluhan kupu-kupu yang terbang di ruang tamunya. Yahiko dan anak buah Sasuke mengangguk membenarkan ucapan Sasuke.

"Tu -tuan, ini adalah aroma putri saya. Ibunya dulu memberinya ramuan dari warisan neneknya yang membuat tubuhnya menjadi harum walaupun berkeringat. " Iruka segera memuji putrinya yang hendak ia korbankan untuk membayar hutangnya di kasino milik Sasuke.

"Dia putrimu? "

"Pu-putri angkat ku. Ibunya sudah meninggal beberapa bulan yang lalu," jawabnya gugup.

Sasuke mengangguk dan mulai menyalahkan cerutunya. Sasuke menduga tentang cara pelunasan hutang yang akan Iruka ajukan.

"Lalu apa tujuanmu membawanya markas ku? "

"Itu-itu, baiklah. Aku ingin memberikan pada anda sebagai pembayaran hutang ku di kasino, " jawab Iruka, keringat dingin mengalir di pelipisnya karena tegang. "Dia pasti akan menuruti anda, gadis ini memiliki fisik delapan belas tahun tapi pikirannya seperti anak kecil berusia delapan tahun. "

"Ho. "

Mata kelam Sasuke memindai gadis yang mengedipkan bulu matanya yang panjang seperti kipas. Mulai dari mata, hidung, bibir kemudian ke gundukan yang menonjol didada gadis itu.

"Hn. " Sasuke merasa itu ukuran yang lumayan besar, lalu pandangannya mendarat di lekukan pinggang dan pinggul gadis itu.

"Dia memiliki kelainan? "

"Benar, jadi dia tidak akan membantah perintah anda. Lihatlah wajahnya yang cantik anda bisa menjadikan dia penghangat ranjang atau pembantu di sini, dia tidak mungkin berbicara hal aneh karena sifatnya yang seperti anak kecil. "

"Namamu siapa? " Sasuke bertanya pada gadis yang dibawa oleh Iruka.

Secara tidak terduga, gadis itu berjalan di depan Sasuke dan mulai memperkenalkan dirinya.

"Namaku Sakura, Paman. Apa kabar? " Sakura memperkenalkan diri seperti ajaran ibunya.

Kedutan terlihat dipelipis Sasuke. Dia agak shock di panggil paman oleh gadis di depannya.

'Memangnya aku setua itu, ' batin Sasuke kesal.

"Seret Iruka dari sini! dan kau Iruka ini peringatan terakhir. Jangan pernah mengunjungi club maupun kasino ku lagi, Iruka."

"Baik-baik, terimakasih. " Iruka segera pergi meninggalkan markas Sasuke. Akhirnya dia lepas dari hutangnya meskipun harus mengorbankan anak teman baiknya.

.

.

.

Sakura hanya memandang kepergian Iruka dengan sedih.
"Apakah tousan akan kembali? " Sakura bertanya pada Sasuke. Terdapat genangan air di pelupuk matanya.

"Apa yang ken katakan padamu? "

"Dia bilang aku akan tinggal di sini dan harus menurut ucapan paman, tidak boleh membantah. "

"Benarkah? "
'Bisakah gadis ini berhenti memanggilku paman? '

"He 'em. Tousan bilang kalau aku membantah perintah paman Sasuke itu bearti aku gadis buruk dan akan membuat ibu menangis."

Sasuke memberikan isyarat pada Yahiko dan anak buahnya. Mereka segera meninggalkan Sasuke dan Sakura sendirian di ruang tamu.

"Aku ingin kau mandi, sepertinya kau bau karena perjalanan ke sini. " Sasuke mencoba memancing Sakura. Jika dia memang memiliki jiwa anak berumur delapan tahun maka dia tidak akan malu mandi di depannya.

"Dimana kamar mandinya paman? padahal ibu bilang aku selalu harum. " Sakura mengendus ketiaknya. Dengan mengangkat salah satu tangan membuat dadanya lebih menonjol karena tertarik dengan lengan.

"Ikut aku dan berhenti memanggilku paman, panggil aku tuan. "

"Baik." Sakura tersenyum lebar.

Sasuke berjalan di depan Sakura sedangkan gadis itu berjalan dengan riang karena tidak tahu bahaya yang mengintai dirinya.

tbc