Chapter 17 Cruise Ship Vacation

Mulai dari awal
                                    


Ketika selesai rapat, Yoongi mengomeli Seokjin yang dengan seenaknya berbicara dan mengompori karyawannya. Pada saat itu Seokjin hanya berkata seperti ini, "Berlibur dengan kapal pesiar hanya mengluarkan sepeser dari seluruh uang perusahaanmu, Min Yoongi. Tapi itu bisa sangat berarti bagi semua bawahanmu. Mereka mungkin akan bekerja lebih keras untuk mendapatkan perjanjian ini—lagi pula, karyawanmu juga butuh liburan."


Yoongi langsung cemberut. Kesal tapi tak bisa menyangkal perkataan kakaknya.


Tapi masalahnya sekarang adalah ... Yoongi lupa. Dan menyewa kapal pesiar tidak semudah menyewa sebuah mobil SUV untuk bepergian di luar negeri.


Tersadar kembali dari lamunannya, Yoongi berdecak, lalu ia bicara lagi, "Masih sempat membicarakan liburan? Di saat-saat seperti ini?"


Semua karyawannya langsung menciut di tempat. Dilihatnya boss mereka yang menautkan alis, mungkin bisa meledak kapan saja.


"Dipikir mudah memesannya?" Yoongi melanjutkan.


Tak ada yang berani menjawab, jadi Yoongi mengangkat wajah dan memperhatikan satu persatu karyawannya, sedang menatapnya penuh harap. Yoongi jadi ikut terdiam. Sebagian besar karyawan yang ada disini sudah mengabdi padanya sejak ia pertama kali menginjakkan kaki disini. Melihat wajah mereka sekali lagi, Yoongi kemudian menghela nafas, kekesalannya mereda. Dia mungkin kejam dan terkadang menyakitkan, tapi dia tak mau mengingkari janjinya sendiri.


"Okay, then." Kata Yoongi kemudian, melalui mic.

.

.

.

Yoongi berharap tidak akan menyesal telah mengiyakan liburan dengan kapal pesiar itu. Tepat setelah mengatakan 'oke' tadi, karyawannya langsung bersorak riuh, kesenangan. Yoongi tak bisa tidak menikmati atmosfer itu. Kebahagiaan mereka merambat ke dalam diri Yoongi, dan bahkan Yoongi tadi tersenyum.


Setelah keriuhan itu mereda, dan semua orang meninggalkan ruangan rapat, Yoongi baru menyadari mungkin keputusannya salah. Seharusnya ia menggantinya dengan trip ke Eropa atau ke Hawai. Atau melakukan liburan berkedok field study ke Amerika. Bukannya melakukan perjalanan laut ke negara-negara Asia di atas kapal pesiar. Setidaknya memesan tiket pesawat jauh lebih mudah.


Yoongi bersandar di kursinya, mengurut pangkal hidungnya, berusaha mengingat-ingat dengan siapa ia pernah melakukan perjanjian yang mengikut sertakan kapal pesiar. Sepertinya dua tahun yang lalu. Atau lima tahun yang lalu. Yoongi lupa. Lagi pula ia tak pernah ingin berkoneksi dengan orang-orang itu—ia tak mengira akan membutuhkannya.


"Sudah ada ide untuk kapal pesiarnya, boss?" suara lembut Seungwan yang menyadarkannya, bahwa masih ada Seungwan di ruangan besar itu. Seungwan duduk di samping Yoongi, masih menghadap laptop yang menyala, dan sekarang tersenyum ke arahnya. Wajahnya sudah penat tetapi masih memancarkan semangat.


Yoongi kemudian mengalihkan pandangannya. Tidak menjawab pertanyaan Seungwan, ia sibuk scroll-up dan down daftar kontak bisnisnya. Mencari-cari mungkin ada sesuatu disana.

Ten Million DollarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang