Prolog

4.4K 369 5
                                    

Kantor ruangan Seungwan sangat sepi siang itu. Seungwan sedang sibuk berkutat dengan laptopnya. Bunyi ketukan jari yang beradu dengan keyboard laptop mendominasi ruang yang berisi lima perempuan termasuk Seungwan sendiri. Wajah cantik campuran antara oriental dan western itu sekali-kali tersenyum, sekali-kali memberenggut, melihat layar laptopnya yang menampilkan grafik-grafik presentasinya sendiri. Suara nyaring nada dering ponsel Seungwan memecah keheningan, tangan Seungwan otomatis terulur meraih ponselnya di rak atas di samping tempat duduknya.

"Mom calling. . . ."

Dada Seungwan mencelus diluar kesadarannya. Otaknya otomatis memutar kembali memori tempo hari saat ibunya menelponnya, mengatakan padanya bahwa ia membutuhkan uang sebanyak sepuluh juta dollar. Seungwan hampir melupakan masalah itu, sesuai yang diperintahkan ibunya saat itu, "Jangan terlalu dipikir Seungwan. Fokus saja pada pekerjaanmu." Tapi Seungwan tak bisa mencegah memori perihal uang sepuluh juta dollar yang melesak keluar dari kepalanya.

Seungwan menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dengan gugup. Matanya melihat ke sekelilingnya, keempat temannya yang sedang fokus dengan pekerjaan mereka. Seungwan hendak berdiri, niatnya untuk pergi keatap gedung dicegah oleh Bae Joohyun yang duduk di seberang mejanya.

"Tidak apa-apa. Angkat disini saja." Bisik Bae Joohyun tanpa suara. Seungwan meringis lalu mengangguk. Perkataan Bae Joohyun ini membuat ketiga orang lain dalam ruangan itu menghentikan pekerjaan mereka, dengan wajah bertanya-tanya, mereka melihat seungwan yang duduk kembali dan mengangkat panggilan ibunya.

"Ya bu?" Kata Seungwan. Ketiga teman Seungwan di ruangan itu langsung mengangguk paham. Seungwan tampaknya sudah menceritakan kepada mereka mengenai masalah keluarga Seungwan kepada mereka semua.

"Seungwan baik-baik saja. Ibu bagaimana—sudah dapat uang???" Seungwan membelalakkan matanya tak percaya.

"Pa-paman Min???—ouh, baguslah kalau begitu bu."

"Baik bu. Iya."

"Seungwan baik-baik saja."

Seungwan memutuskan sambungannya dua menit kemudian. Ia menghembuskan nafasnya, dilihatnya keempat teman Seungwan sedang memperhatikannya dengan penasaran.

"Ibuku sudah dapat uangnya." Kata Seungwan.

Keempat teman Seungwan membelalakan matanya.

"Kidding." Komentar Park Sooyoung. Kang Seulgi hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Unnie tidak bercanda 'kan?? Ibumu mendapatkan dari mana???" Yerim bertanya.

Seungwan menghela nafasnya, ia menyenderkan punggungnya ke senderan kursi. "Ayahku sudah meminjam dari temannya. Paman—paman Min."

"Paman Min? Teman lama ayahmu itu???"

Seungwan mengangguk sembari mengurut keningnya.

"Paman Min bukannya ayahnya Min Yoongi." Kang Seulgi bersuara.

"Eh, eung, iya." Seungwan hampir tersedak salivanya sendiri, tak menyadari empat pasang mata di sekitarnya melihatnya dengan curiga, Park Sooyoung lalu menyeletuk, "Kau masih menyukainya 'kan?"

.

.

.

tbc

Ten Million DollarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang