MY FOSTER FATHER

PROLOG

   Cinta kedua orang ini mengalahkan logika orang normal, mereka melawan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dan menjadikan kisah cinta mereka sebagai sebuah dongeng pengantar tidur. Pria tua berumur lima puluh enam tahun, sedangkan gadis muda berumur delapan belas tahun. Cinta memang tak mengenal usia, ini terdengar klasik dan sangat umum. Bahkan anak berumur lima tahun atau lebih bisa mengucapkannya dengan lancar, tanpa cacat sedikitpun. 

   Tapi bagaimana jika kedua orang yang saling mencintai memiliki hubungan ayah dan anak? Bukan rasa cinta antara orang tua dan anaknya, tetapi rasa cinta kepada lawan jenis. Seorang ayah yang seharusnya mengiringi anaknya menuju altar pernikahan, malah menjadi pria yang menunggu anaknya di atas altar. Seorang ayah yang seharusnya menjaga kesucian anaknya, malah menodai putri tunggalnya sendiri. Ini terlihat gila, tetapi itulah yang terjadi dalam hidup kedua orang itu.

   Mereka saling mencintai, melengkapi satu dengan yang lain. Mereka saling menyayangi, menghangatkan perasaan masing-masing. Tidak ada tembok di antara mereka, tidak ada yang akan berani mengusik kebahagiaan mereka berdua.

   "Nefertari, bangunlah." Seorang pria baru saja keluar dari kamar mandi, ia menghampiri seorang gadis manis yang kini masih bergelung di selimut tebal nan hangat. Gadis itu adalah Nefertari, usia delapan belas tahun, terjebak cinta dengan ayah asuhnya sendiri. Frank Snake sudah mengasuh Nefertari selama delapan belas tahun, ia mendidik gadis kecil itu dengan sepenuh hati, mencurahkan kasih sayang yang luar biasa banyak.

   "Papa … aku masih lelah," jawab Nefertari yang masih memejamkan mata. Gadis itu menggapai tangan Frank dan menarik ayahnya untuk berbaring. Nefertari tersenyum, ia memeluk Frank erat, tak ingin berpisah dengan pria yang merawatnya sejak kecil. Entah mengapa ia bisa sangat menyukai pria tua itu, wajah Frank terlihat dingin namun juga tampan, pria itu begitu lembut namun juga tegas. Nefertari menyukai semua tentang Frank, ia bahkan merasa cemburu saat pria itu jauh darinya.

   "Dear … Papa harus pergi hari ini," ujar Frank pelan. Pria itu mengelus surai panjang Nefertari, meminta anak sekaligus kekasihnya untuk membuka mata.

   "Tidak! Papa baru kemarin pulang dan hari ini ingin pergi," sahut Nefertari dengan nada kesal. Gadis itu membuka mata, menatap ayahnya yang sialnya masih sangat tampan. Ia merengut, matanya berkaca menahan tangis.

   "Papa harus menyelesaikan beberapa tugas," suara Frank melembut, ia mengutuk Nefertari yang semakin manis dan imut saat membuka mata. Sial … dia tak bisa menolak gadis itu. Mata gadis itu bulat seperti boneka, bibir mungil dengan hidung mancung. Kulit Nefertari seputih susu, irisnya berwarna coklat. Begitu manis, bahkan tak akan bosan untuk di lihat. 

   "Papa …" Nefertari meneteskan air mata, ia tak ingin berpisah lagi, ia ingin Frank selalu punya waktu untuknya.

   "Dear," ujar Frank lembut. Ia mendekatkan wajahnya dengan Nefertari dan mengecup bibir manis berwarna merah muda itu. Tangan pria itu berada di tengkuk Nefertari, menekannya pelan dan melumat bibir mungil putrinya penuh kasih sayang. Frank menutup mata, tangannya mengelus pundak telanjang sang putri dan berakhir pada pinggang Nefertari yang begitu ramping. Di sudahinya kecupan itu, lalu mencium leher Nefertari ia bahkan menjilat leher jenjang itu lalu meremas bokong Nefertari lembut.

   "Ah … Papa," desah Nefertari. Gadis mungil itu menutup matanya, menikmati sentuhan Frank yang mulai liar. Nefertari terpaku, ia membuka mata saat Frank berhenti.

   "Dear, sebaiknya kau mandi." Frank tersenyum lembut, dikecupnya pipi Nefertari dan terkekeh pelan saat putrinya memalingkan wajah.

   "Papa, aku masih merindukanmu." Nefertari menyandarkan kepalanya pada dara Frank, tangan Nefertari mengelus rambut hitam ayahnya. Dia benar-benar merindukan Frank, pria itu lebih banyak menghabiskan waktu di luar sana. Ada rasa curiga jika Frank bersama wanita lain, Nefertari bahkan selalu mengendus tubuh dan pakaian ayahnya setiap kali datang ke rumah.