° Three °

331 78 5
                                    

Beberapa hari sejak Ramuda bertemu dengan (Name), saat ia diculik oleh penyihir impor ini. Sudah cukup lama sejak terakhir kali (Name) bersenang-senang menyelamatkan penyihir baik di luar sana.

(Name) hanya bisa berpasrah. Ia selalu mencari celah untuk kabur. Namun, sayang sekali. Penyihir licik beraura gelap ini selalu berhasil membawa (Name) kembali ke rumahnya.

Beruntung Ramuda mengembalikan pistolnya. (Name) menyimpan pistolnya dan selalu membawa pistol tersebut dalam genggaman, berjaga-jaga jikalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Meski begitu, sudah cukup lama pula ia mengenal Ramuda. Ramuda berbeda dari penyihir jahat yang selalu ditemuinya. Ramuda bertingkah sebagai 'penyihir baik', walau auranya adalah aura penyihir jahat.

"(Name)-neesan!"

Suara Ramuda dari kejauhan menyapa indera pendengaran (Name), kala saat itu ia tengah duduk dan membaca buku di perpustakaan Ramuda.

(Name) memilih diam, tak menjawab seruan Ramuda. Ia tetap berfokus pada bukunya, meski suara Ramuda dan derap kaki cukup mengganggu kegiatan membacanya.

Tak lama setelah itu, pintu perpustakaan terbuka, menampilkan sosok kerdil berambut pink yang tak lain adalah Ramuda. Matanya tampak berbinar-binar senang, entah karena apa.

"Uwaaa, ternyata benar kalau (Name)-neesan ada di sini~!"

Ramuda tersenyum riang saat matanya menangkap sosok (Name), walau si pemburu penyihir itu tak sedikitpun mempedulikannya. Ramuda mengambil langkah untuk mendekat, ia pun menarik sembarang kursi dan duduk di samping (Name).

"Oh~? Buku tentang penyihir? Waaah! Apa (Name)-neesan tertarik padaku? Apa (Name)-neesan sengaja membacanya supaya lebih mengerti diriku?" Mata biru Ramuda berpendar-pendar bahagia, bagaikan anak kecil saat melihat sesuatu yang sangat disukainya.

(Name) memandang Ramuda dengan tatapan yang tak bisa diartikan, mendengar pertanyaan Ramuda yang cukup aneh. "Apa-apaan? Aku membaca buku ini untuk mencari informasi seputar penyihir."

"Aku terjebak di kediaman penyihir, jadi lebih baik sekalian mencari informasi di sini."

"Heee~?" Ekspresi bingung tak dapat disembunyikan oleh Ramuda saat (Name) menjawab pertanyaannya. "Lho, kalau kau memang mencari informasi, kenapa kau malah memberitahukannya padaku?"

"Aku penyihir, lho! Bisa saja aku membunuhmu sesaat setelah kau mengumpulkan informasi!" Ramuda tertawa ceria tanpa dosa. "Ah, tapi sesuai perkataanku kemarin, aku adalah penyihir baik hati!"

Senyuman samar terulas di wajah (Name) kala itu. Ramuda seorang penyihir jahat, sudah terlihat dari auranya. Namun, kelakuannya cukup baik pula.

"Yah, kau sendiri yang bilang kalau dirimu adalah penyihir baik hati." (Name) ia mengingat-ingat kembali perkataan Ramuda saat mereka bertemu pertama kali. "Aura jahat ada pada darimu. Namun, setidaknya kau tak terlihat jahat padaku.

Ramuda bergeming kala jawaban telah diberikan oleh (Name).

"Meski kau membunuhku pun, tak masalah. Sejak dulu, aku telah menyiapkan diri jikalau harus mati di tangan penyihir."

Ramuda tersenyum samar, ia memandang (Name) dengan ramah. "Daripada itu, apa kau tak bosan berada di rumah ini berhari-hari?"

"Bosan?" (Name) memiringkan kepalanya, gestur kebingungan atas pertanyaan Ramuda. "Sangat, Ramuda. Berhari-hari dikurung di rumahmu. Belum lagi, aku melakukan kegiatan yang sama setiap hari sejak diculik olehmu."

"Lebih buruknya lagi, aku di sini seharian hanya melihat wajahmu saja. Bagaimana bisa aku tidak bosan?"

"Wah, kebetulan sekali!" Mata Ramuda berbinar-binar senang. "Kalau begitu, besok kita pergi main ke rumah temanku!"

"Hah?"

***

Orange Magic « Amemura Ramuda x Reader » (Hypnosis Mic)Where stories live. Discover now