° Two °

368 87 12
                                    

Cuitan dari burung kecil membangunkan (Name) dari tidurnya itu. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, melihat sesuatu yang tampak aneh dalam penglihatannya.

'Ini di mana?'

Satu kalimat terlintas dalam pikirannya, kala mendapati dirinya berada di tempat asing--yang entah di mana. Entah sejak kapan ia berada di sini, di atas tempat tidur yang nyaman, menggantikan kursi taman yang kemarin.

(Name) memandangi seisi ruangan, ruangan tersebut bergaya Eropa klasik yang khas, dengan langit-langit tinggi dan tempat tidur mewah bagaikan tempat tidur seorang raja.

'Seingatku aku tertidur di bangku taman. Kenapa aku ada di tempat ini?' (Name) bergumam dalam hatinya, tempatnya berada sekarang sangatlah janggal.

Bagaimana caranya dia bisa ada di sini? Semisal ini adalah basecamp, tentu (Name) takkan khawatir. Namun, dirinya sangat yakin kalau basecamp mereka takkan semewah ini.

Bahkan kalau ada tempat tidur di basecamp saja sudah bagus.

"Jangan-jangan ... aku diculik penyihir?" Spontan (Name) mengeluarkan pendapatnya sendiri. Pikiran negatif mulai berputar dalam kepalanya, membayangkan hal terburuk yang akan menimpanya. "Ah, aku terlalu paranoid. Imajinasiku terlalu berlebihan."

"Nee, kau sudah bangun?! Uwaaaah! Aku sangat senang~!" Suara imut yang khas menyapa indera pendengaran (Name), yang bersumber dari pintu di dalam ruangan tersebut.

Berkebalikan dengan penampilannya yang terkesah ramah, aura yang menguar dari penyihir itu begitu 'suram' dan 'gelap', selayaknya penyihir jahat.

"Penyihir ... ." Sorot mata (Name) berubah tajam, ia beranjak dari tempat tidurnya dan berniat mengambil pistol miliknya.

Namun, sayang. Pistol miliknya tak lagi berada di saku. (Name) mengedarkan pandangan ke segala arah, mencari di manakah pistolnya itu.

"Mencari ini?" Penyihir tersebut membawa pistol milik (Name) dalam genggamannya. Ia memainkan pistol tersebut dengan senang. "Maafkan aku, aku terpaksa mengambil ini darimu! Soalnya, ini bisa membahayakan nyawaku, tehee~!"

"Itu ... kembalikan padaku!"

Belum sempat (Name) melangkah maju, penyihir tersebut telah berdiri di depan (Name), yang seketika membuat gadis itu membatalkan langkah dan ia membatu di tempatnya.

"Jangan takut, aku sama sekali tak berniat jahat!"

Hanya tatapan tajam serta posisi menahan serangan yang diberikan oleh (Name), alih-alih memberikan jawaban.

"Nah, kenalkan! Namaku adalah Amemura Ramuda, aku adalah penyihir yang baik hati~!"

Laki-laki berperawakan pendek itu menyapa (Name) yang sedang berada dalam mode siaganya, dengan nada super ceria yang membuat gadis itu kebingungan.

"Bagaimana bisa aku percaya padamu? Auramu sangat mengerikan."

Satu hal membingungkan. Kenapa ada penyihir jahat yang ceria sepertinya?

Apa penyihir ini dirasuki setan?

"Yup! Aku ini penyihir baik hati yang takkan pernah membunuh!" Penyihir bernama Ramuda itu mengedipkan sebelah matanya dengan imut. "Walau aku penyihir, aku tak berniat menyerang manusia, neesan!"

"Nee ... san?"

Kedua alis (Name) bertaut, mendengar kosakata yang baru ia dengar. Bahasa apa itu? Bagi dirinya yang bertahun-tahun hidup dan besar di kawasan Eropa, kata-kata itu tak ia mengerti.

"Ah, aku keceplosan memakai bahasa Jepang! Neesan itu artinya ... kakak perempuan!" ujar Ramuda dengan ceria. "Aku selalu memanggil perempuan dengan sebutan neesan!"

"Kau penyihir dari Jepang?"

"Yup!"

Oh, sekarang (Name) mengerti akan satu hal.

Saat ini ia tak berhadapan dengan penyihir biasa, ia berhadapan dengan penyihir impor dari Jepang. Mungkin, penyihir beraura gelap dari Jepang bisa menyamarkan penampilannya.

***

Orange Magic « Amemura Ramuda x Reader » (Hypnosis Mic)Where stories live. Discover now