[M] Memangnya kau pikir bagaimana rasanya melahirkan dan merawat seorang anak diusia belasan tahun?
Tapi Lalisa Hwang sudah merasakannya. Jadi kalau ditanya, "Jika bumi akan runtuh dan kau hanya mempunyai satu tiket menuju planet Mars, maka apa yang...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Choi Soobin adalah definisi tampan yang sesungguhnya :")
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kalau Hwang Somi adalah definisi UwU yang sesungguhnya 😣
❣❣❣❣
Kalau berbicara tentang kasih sayang, mungkin Lalisa hanya ingin memberikan seluruhnya pada Somi. Hanya Hwang Somi saja. Namun kendati mencoba melawan sekuat tenaga dan membentengi diri sendiri dari rasa yang mendadak muncul kepermukaan, Lisa menjadi yakin kalau nyatanya ia memang tidak sekuat itu.
Wanita tersebut bahkan hanya diam saat Jeon Jungkook ikut terbangun dan memeluk tubuh telanjangnya, mengusak hidung pada perpotongan leher dan menghirup aroma manis tubuhnya dengan serakah.
"Sekarang masih pukul empat pagi. Mengapa kau sudah bangun?" suara serak milik Jungkook terdengar. Ia mengeratkan pelukannya pada tubuh Lisa yang berbaring membelakanginya.
"Aku bahkan tidak tidur sama sekali."
"Kenapa? Apa kau tidak lelah?" Jungkook bertanya heran. Wajar saja, semua orang pasti akan merasa lelah setelah melakukan itu, bukan?
Lisa kemudian berbalik menjadi berhadapan dengan Jungkook. Ia menatap ke dalam netra jelaga si pria, menyelami sorotnya dan ia tetap mendapatkan pancaran yang sama seperti dulu, seperti saat Jungkook menatapnya penuh kasih sayang, namun sialnya baru sekarang Lisa menyadarinya. "Ada banyak hal yang harus aku pikirkan."
"Tentang kita?"
Lisa mengangguk. "Aku, kau, dan putriku."
"Putrimu? Seharusnya kau menyebutnya putri kita." Jungkook tampak sedikit tak terima. Ia lantas melanjutkan, "Ingat, kita membuatnya bersama, loh."
Lisa memutar bola matanya. "Somi itu putriku. Aku yang melahirkannya, terbangun tengah malam hanya untuk menyusuinya, mengantarnya ke sekolah, memasak makanan untuknya, dan--" ucapan Lisa mendadak terhenti saat Jungkook menatapnya dengan sendu.
Ah, ya ampun. Seharusnya ia tak berbicara begitu, sebab Jungkook akan menjadi semakin merasa bersalah. Perempuan itu lalu berdehem pelan. Ia melanjutkan, "Ya, baiklah. Somi itu putri kita."
