Jaewon meneplak balik kepala Jaebum. "Lo aja yang gua umpanin."
"Ampun, jahat amat, Om," balas Jaebum sambil mengusap-usap kepalanya yang kesakitan.
"Eh, Won, lu hari-hari dicariin adek, nih," sahut Dongho diselipan bercandaan 4 sekawan itu.
Jaebum dan Daniel menatap Dongho secara bersamaan. Namun, Jaewon tidak berkutik sedikitpun. Hal tersebut membuat Dongho meringis, "Dia kesini sambil mukanya kaya orang kelaperan, sedih amat 'tuh muka. Lo samperin 'dah ntar."
Daniel dan Jaebum menanti-nanti jawaban apa yang akan Jaewon berikan, karena sungguh aneh, hari ini Jaewon benar-benar tidak merespon apa-apa soal Kiara. Dongho pun menantikan jawaban Jaewon.
Akan tetapi, dengan memainkan handphonenya, ia menjawab santai, "Iye."
"Lo jangan iye-iye, kasian dah-"
"Kenapa jadi lo yang ribut?" Jaewon menatap Dongho sinis, membuat ketiganya merinding. Tidak ada yang bisa menjelaskan tatapan Jaewon. Mungkin Jaewon adalah anak yang sedikit cuek, tapi tatapan semacam ini tak pernah ada yang benar-benar melihatnya.
Jaewon menghela nafas dan kembali merilekskan badannya dengan menyandarkan badan di bangku.
Seketika suasana ramai diantara mereka berubah menjadi keheningan yang mencekam.
"Wah! Gimana kalo nanti istirahat gue traktir sempol?" sembur Jaebum berusaha mencairkan suasana.
---
"Awas woi! Ya elah tumpah semua ember pel gua!" teriak Bila anak XI IPA-2 setelah Kiara melesat kencang dari kantin dan tak sengaja menumpahkan ember air kotor itu.
"Maaf banget, ntar gua beresin!" teriak Kiara sambil terus berlari sambil sedikit menoleh ke arah Bila. Maaf, Bila. Ia terburu-buru karena baru saja Daniel memberi kabar baik untuknya, bahwa Jaewon sudah masuk sekolah.
Tiba-tiba saja sosok yang dinanti-nanti itu keluar dari kelas, membuat Kiara berteriak menyerukan namanya. "Kak One! Kak!"
Tapi sosok itu rupanya tak menghentikan langkahnya, hingga akhirnya Kiara mempercepat larinya dan tanpa sengaja ia menginjak tali sepatunya yang berakhir membuatnya terjatuh di koridor sekolah. Seluruh koridor menertawakannya. Ia mengaduh, sialnya tidak ada yang membantunya. Syukur kakinya baik-baik saja, tapi terasa agak linu.
Tak lama kemudian sebuah tangan terulur di depan wajahnya. Ia menengadah. Benar saja, Jaewon sudah berdiri di depannya sembari mengulurkan tangan. Dengan sigap Kiara menerima uluran itu dan membawa tubuhnya untuk kembali berdiri. Senyumnya terekah sempurna. Rasa sakit pada kakinya seketika musnah. Rasanya seperti berjuta-juta tahun tidak bertemu, ada yang mengguncang dalam dada saat ia bisa melihat Jaewon lagi. Tuhan, izinkan Kiara untuk memeluk sekarang.
Bisakah?
Kak One, Kia kangen.
"Sampe kapan si bakal ceroboh terus?" kata Jaewon sembari mengalihkan pandangan ke lapangan yang terik karena pantulan cahaya matahari dengan mata menyipit. Kalimatnya membuyarkan imajinasi Kiara. "Aku gak suka cewe ceroboh."
Gadis itu mendadak cemberut. Kemudian memelas, "Iya, maaf, deh."
Jaewon menatap gadis yang tengah cemberut itu, tak lama ia menghela nafas dan berbalik badan untuk pergi. Namun Kiara dengan sigap menahan bagian belakang seragamnya.
"Kak, mau kemana?"
"Kamar mandi," jawabnya. "Ikut?"
Kiara melepas cekalan tangan pada seragam laki-laki itu dan menggeleng antusias.
"Bentar, ya."
Lelaki itu berlalu tanpa menunggu jawaban lagi. Ia melangkah agak tergesa-gesa. Mungkin sudah tidak tahan, pikir Kiara.
Ia memilih duduk di depan bangku perpustakaan sambil melihat beberapa murid bercanda di koridor. Termasuk Dongho dan Jaebum yang sedang menyanyi dan bermain gitar menggunakan sapu dan cikrak.
Sudah 10 menit berlalu. Bel istirahat selesai pun telah berbunyi, namun Kiara tak melihat Jaewon kembali. Semua murid di koridor mulai masuk kembali ke kelas masing-masing. Kiara ingin sekali duduk disana menunggu Jaewon lebih lama kalau saja Bu Lina guru Kesenian yang mengajar kelasnya tidak menegurnya dan menyuruhnya kembali ke kelas. Tak ada pilihan lain selain kembali ke kelas masih dengan perasaan kecewa.
-
haiii semuaa readers kesayangan akuuu!
satu kata yang mau aku sampein adalah maaaaaaaafffffffffff
maaf banget karena sudah late update. ㅠㅠ
mau curhat sedikit, dong! Alasan aku late update banget adalah karena banyak ide yang ketumpuk di kepalaku dan akhirnya aku bikin part 8 ini jadi 3 ide yang berbeda. dan karena ada 3 ide yang berbeda ini, aku jadi kebingungan buat menentukan jalan cerita mana yang bakal bagus buat dibaca. jadi maaf banget karena kesalahan aku yang ini. semoga kalian sukaaaaa<3
jangan lupa kasih kritik dan saran kalian tentang cerita ini ya! dan jangan lupa kasih votes kalo kalian sukaa!
thank you buat semua support dari kaliaan yang buat pelan-pelan dapat inspirasi!!
see you soon in the next chap, hun!♡
love,
leggeo
YOU ARE READING
Another One [Jung Jaewon FF]
FanfictionKetika semua titik terang mulai menggelap, disitulah dia mulai menyadarinya. Segalanya yang telah terjadi. Maka dari itu, ia menyesalinya. "Ki, tolong, tetap di sini." (c) leggeo, 2019 sequel book of: The One
![Another One [Jung Jaewon FF]](https://img.wattpad.com/cover/155000960-64-k424394.jpg)