"Kak One masih belum masuk juga?"
Gadis itu memberikan gelengan lemahnya. Sedangkan keempat mata yang tengah memperhatikan itu mulai merasa iba.
"Woi, tegang-tegang amat!" Seru Roy dengan menggebrak meja, membuat sisa murid dalam kelas saat jam istirahat itu terpusat padanya. Tiba-tiba suaranya melirih, "Udah ki, mendingan lo samperin ke rumahnya. Kali aja dia sakit."
"Iya, Ki. Coba lo samperin deh," sahut Lisa.
Gadis berambut sebahu itu menghela nafas setelah menatap kedua temannya. Bisa jadi perkiraan keduanya benar. Baiklah ia akan coba.
———
Another One
#08#
———
Bel di rumah itu tidak berhenti berbunyi selama kurang lebih 1 menit, tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Yang benar saja, Kiara benar-benar datang ke rumah Jaewon dengan sepedanya bersama kotak bekal yang dibungkus kain biru muda. Sudah bisa dipastikan, isinya adalah telor orak-arik dan oseng kangkung buatannya. Juga obat maag, karena tahu Jaewon sering lupa makan teratur.
Tetapi rumah itu seolah tak berpenghuni. Hanya ada kesunyian disertai gonggongan anjing di kompleks elit itu. Kiara melihat ke arah awan dengan langit yang sudah gelap itu. Tidak terlihat bintang, apa artinya akan turun hujan?
"Permisi, Neng? Ada keperluan apa ya?"
Tiba-tiba saja ada seorang satpam yang menghampirinya dengan sebuah senter ditangan. Kiara meringis sebentar, "Ini, Pak. Rumah ini penghuninya kemana, ya?"
"Oh, Mau cari Kang Jaewon?" Satpam ini tahu Kiara pasti mencari Jaewon. "Satu penghuni rumah ini lagi pergi ke Bali. Sepertinya liburan."
"Oh," jawab Kiara dengan lemahnya. Ke Bali? Tanpa bilang apapun padanya?
"Ada pesan, Neng? Mungkin nanti saya sampaikan."
Gadis itu menggeleng saja dengan tawa kecilnya. "Nggak, Pak. Saya temannya Jaewon mau tanya soal tugas, karena gak ada orang, jadi saya pulang aja. Terima kasih ya, Pak!"
Satpam itu mengangguk sembari memberi salam kepada Kiara sebelum gadis itu pergi dengan sepeda bututnya. Membawa pulang semua tanda tanya dan harapan akan kembalinya keadaan.
Inikah rasanya sepi?
Tiba-tiba saja hujan turun rintik-rintik membuat hawa malam itu terasa begitu dingin. Ah, betapa sialnya. Awalnya ia berpikir untuk terus mengayuh sampai rumah, tapi hawa dingin membuatnya kalah. Ia memilih untuk menepi di salah satu ruko yang tutup.
Ia menempatkan sepedanya di bawah atap agar tidak terkena hujan dan ia berdiri di sampingnya dengan memeluk kedua tangan karena dinginnya udara menusuk hingga ke tulang. Kepalanya menengadah. Ruko ini, ia ingat. Ruko dengan papan tulisan "Sinar" ini secara tidak langsung membawanya ke masa beberapa bulan lalu, saat Kiara dan Jaewon pulang dari cinema untuk menonton salah satu film horor dan turun hujan deras secara mendadak. Mereka bercanda bagaimana film tadi membuat Jaewon benar-benar tegang. Dan Kiara tak ada henti-hentinya meledek.
Tanpa Kiara sadari motor sport hitam melesat di depannya. Gadis itu masih saja memeluk lengan sembari memejamkan kedua matanya karena dinginnya udara yang begitu menusuk.
Ia ingin segera pulang.
---
"Ceilah, balik lu, Bos?" seru Jaebum memberi tepukan di kepala Jaewon saat ia baru sampai di bangkunya. "Gua kira dimakan hiu waktu nyebrang."
YOU ARE READING
Another One [Jung Jaewon FF]
FanfictionKetika semua titik terang mulai menggelap, disitulah dia mulai menyadarinya. Segalanya yang telah terjadi. Maka dari itu, ia menyesalinya. "Ki, tolong, tetap di sini." (c) leggeo, 2019 sequel book of: The One
![Another One [Jung Jaewon FF]](https://img.wattpad.com/cover/155000960-64-k424394.jpg)