Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah berakhirnya liburan semester pertama Kiara di kelas 11. Senang sekali ia bisa memandang wajah ceria teman-temannya yang rupanya puas dengan liburannya masing-masing.
"Lo liburan kemana?"
"Ke Jepang gue kemarin."
"Kalo gue main-main aja deket ke Lombok."
Kiara tidak sedang menguping, hanya saja ia tidak sengaja mendengar percakapan saat sedang melewati mereka. Gadis itu cukup merasa iri, karena ia hanya menghabiskan waktu liburannya di bawah atap rumah. Tapi tidak masalah, toh cuma liburan pendek.
Wajah berseri-seri para teman sekelasnya yang tengah bercerita satu sama lain menyambutnya ketika ia masuk ke dalam ruang kelas. Begitu pula sahabat sekaligus teman sebangkunya Lisa dan kawannya Roy yang tengah memandangnya dengan senyum.
"Ki! What's up, Mamen?" Roy mengajak Kiara untuk tos yang diterima dengan senang hati olehnya. "Asik, liburan kemaren cuma di rumah aja ciye."
"Gak usah ngatain, lah, Roy. Idup gue udah banyak di kata-katain," balas Kiara yang sepertinya sedang berterus terang.
"Ya elah, siapa bilang mau ngatain? Orang gue cuma mau sombong." Kiara membalas dengan dengusan tawa, argumen Roy tidak tepat sama sekali. "Kemarin gue liburan ke Raja Ampat."
"Widih, seru gak?" tanya Kiara antusias.
"Seru lah, gue 4 hari dalem kapal."
Lisa yang kebetulan sedang minum hampir menyemburkan seluruh air dalam mulutnya. Matanya membulat besar, ia tidak salah dengar, kan?
"Lo dalem kapal 4 hari?!" Gadis berambut lurus itu, Kiara, hampir memuntahkan tawanya kalau saja ia tidak sadar diri akan nasib liburannya.
Roy mengangguk. "Jangan salah, itu cuma berangkatnya doang."
"Buset, Roy." Kiara menggelengkan kepalanya beberapa kali, beralih untuk duduk di bangkunya. Mana bisa ia hidup dalam perjalanan trip semacam itu. Memang sudah gila kawannya yang satu ini.
"Demi Raja Ampat, apapun akan gue lewatin," kata Roy dengan puitisnya. Dihancurkan oleh sepatah kata, "Ciaa."
Kiara menatap Lisa di sampingnya dengan alis terangkat, sedangkan Lisa hanya dapat mengendikkan bahunya sebagai jawaban. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi.
———
Another One
#02#
———
Asal kalian tahu, gaya pacaran di sekolah bukanlah punya pasangan Jaewon dan Kiara. Kalau sekolah, ya sekolah. Kalau pacaran, ya pacaran tapi jangan di sekolah.
Anjay.
Sebenarnya itu usulan Jaewon, jadi Kiara tetap bersikap biasa saja kalau di sekolah. Ya, biasa saja.
Misalkan saja kalau ada teman perempuan Jaewon yang mungkin membahas soal tugas atau pekerjaan penting padanya, Kiara akan bersikap biasa saja. Gadis itu cuma menghampiri sambil bertanya, "Kak One, lagi ngobrol sama siapa, nih? Kok kayanya asik banget."
Cukup "biasa saja" untuk dapat membuat si kawan tadi kabur dari lokasi kejadian.
Tapi terlepas dari masalah semacam itu, ia hanya akan tetap duduk di bangku yang jauh dari Jaewon di kantin sambil memandanginya. Seperti itulah rutinitas Kiara, bukan? Sampai sekarang pun masih tetap sama. Tidak ada yang berubah.
YOU ARE READING
Another One [Jung Jaewon FF]
FanfictionKetika semua titik terang mulai menggelap, disitulah dia mulai menyadarinya. Segalanya yang telah terjadi. Maka dari itu, ia menyesalinya. "Ki, tolong, tetap di sini." (c) leggeo, 2019 sequel book of: The One
![Another One [Jung Jaewon FF]](https://img.wattpad.com/cover/155000960-64-k424394.jpg)