00:02

11.9K 492 4
                                    

Raka tersenyum lebar melihat sang pujaan hati datang. Hal itu mengundang perhatian dari ketiga sahabatnya. Kecuali manusia bernama Brayn yang terpaku pada tiga gadis cantik yang berjalan menghampirinya.

"Masyaallah Tabarakallah, insyaallah aa ayn siap menafkahi kalian bertiga." Gumamnya bangga.

Cepluk ~ Kepala Brayn terkena serangan kacang telur yang mendarat sempurna didahinya.

"Babi apaan-apaan lu? Main KDRT aja." Tak terimanya pada Raka yang memberikan serangan. Sebelumnya is berhasil menangkap sebuah kacang itu dan memakannya.

"Yang satu milik gue."

"Yang mana ah elah, bikin khayalan gua hancur aja." Mereka bertiga sudah berada didalam warung, dan Adera mengambil duduk disebelah Raka setelah sang empunya memberi ruang buat Adera.

"Satu doang yang dikosongin, kita duduk dimana nih?" Tanya Karina sedikit berteriak, Tasya mengangguk mengiyakan.

Pasalnya warung ini sangat sederhana, bahkan bisa dikatakan sempit. Namun, hal itulah yang membuat Raka Dan kawannya menjadikannya tempat tongkrongan sempurna karena menurutnya itu cukup untuk mereka.

"Sinian neng, sebelah aa kosong nih." Tanpa terduga ia sudah mengosongkan dua tempat disebelah kanan dan kirinya.

Lebih tak terduga lagi ketika manusia yang dijuluki es mengambil tempat disisi kirinya dengan semangkuk mie instan ditangannya. "Jangan maruk, gua juga mau." Brayn tertawa hebat mendengarnya.

"Manusia es kayak lo ternyata ga munafik ya nggra, ga papa dah kita satu-satu ikhlas gua ama lu mah. Ketimbang difitnah homo mulu lo ama bapak lo." Ucapnya panjang sambil terbahak-bahak.

"Tempat duduknya bangsat!!" Balasnya memperjelas.

"A ah emang homo sih kata gua juga." Hal itu mengundang tawa mereka semua.

"Dasar playboy cap kadal." Seru salah satu diantara mereka berlima, Bisma namanya.

"Emang boleh seplayboy itu?" Tanya Doni, si paling heboh biasanya.

"Diem lo pada."

"Brisik lo semua, gua mau duduk anjing." Brayn menarik tangannya hingga terduduk disebelahnya.

"Eh, jangan tarik-tarik tangan gua ya."

"Lagian lo lama, tinggal duduk aja pake teriak dulu."

"Geser bisa kali," Sindir Tasya disebelah Anggra.

"Ga." Tapi Tasya tak menghiraukannya, ia lebih memilih duduk disebelah Anggra dan sedikit memaksa untuk menggesernya.

"Sempit."

"Biarin, lo pikir gua ga cape berdiri apa?"

"Bukan urusan gue bego."

"Lo yang bego, tempat duduk ini harusnya milik gua. Lo nyuri tiba-tiba."

"Lo aja baru datang diwarung ini."

"Udahhhh, Bu saya mau nasi goreng ada?" Teriak Adera yang jengah memperhatikannya

"Ada atuh neng."

"Lo berdua mau?" Mereka mengangguk bersamaan.

"Nomor whatsapp bisa kali." Ucap Brayn sambil melirik Karina. Sang empunya yang tak merasa diajak ngomong diem aja sambil menikmati sepiring nasi gorengnya.

"Jangan mau neng, dia udah punya lima puluh."

"Apaan tuh?"

"Peliharaan dong."

"Wahh anjing."

"Babi juga ada."

"Heran gue kok pada mau ya?"

"Siapa yang mau nolak pesona gue? Standar manurios gini."

Huuuueeekkkk eghhhh egghhh egh egh, ~ Karina terbatuk-batuk mendenarnya. Seketika matanya menoleh dan melihat seksama wajah Brayn. (Bombastic Side Eyes) 

"Pelan-pelan neng,"

"Nang neng nang neng, nama gua Karina bukan neneng."

Doni menertawakan kejadian itu, menurutnya Brayn baru kali ini ditolak mentah-mentah menggunakan body language, "Emang boleh sejijik itu?"


4 Januari 2020

3 Bad GirlsOnde histórias criam vida. Descubra agora