"Baik dokter." Jawabnya, bicaranya jadi cadel dan kurang jelas karena efek dari penyakit yang pernah dia derita. Bu Bunga ini dulunya terkena pendarahan subarachnoid akibat trauma di kepala. Dia jatuh saat hendak pergi ke ladang sehingga pembuluh darah di otaknya tersumbat. Dulu status gue masih jadi intern, masih ngintil spesialis saraf sama bedah saraf visit kemana-mana. Dan Bu Bunga ini adalah salah satu pasien koma yang menerima tindakan operasi kraniotomi. Tulang tengkoraknya dibuka untuk menghentikan pendarahan, beruntung Tuhan masih ngasih dia kesempatan dan bisa tetap hidup sampai sekarang.

Efek dari pendarahan subarachnoid-nya ini gak cuma pada kondisi fisiknya aja. Selain gak bisa berjalan, Bu Bunga juga mengalami kesulitan komunikasi dan gangguan ingatan karena saraf-saraf di otaknya tidak dapat berfungsi dengan semestinya. Makanya tiap dua minggu sekali dia ikutan terapi di bagian Okupasi sama Fisioterapi supaya fungsi tubuhnya bisa sedikit membaik. Kalau kontrol kesehatan sih paling sebulan sekali, itu pun intensitasnya semakin dikurangi menjadi tiga bulan, enam bulan, hingga setahun sekali.

"Gimana bu, udah bisa jalan sendiri belum?" Tanya gue sambil memeriksa bekas operasinya. Dia cuma menggeleng sambi ketawa pelan, tubuh bagian kirinya kehilangan fungsi makanya sekarang dia cuma bisa gerakin bagian tubuh sebelah kanannya aja. Bahkan matanya ikut juling sebelah, kalau urusannya udah sama saraf emang repot dan punya efek yang lumayan.

"Ih, sering-sering digerakin atuh bu. Nanti Joshua main lagi lah ke rumah ibu, mau panen stroberi." Canda gue. Pernah sekali sih main ke rumahnya, lokasinya kampung banget dan banyak kebun stroberi. Saking deketnya sama keluarga Bu Bunga ini, gue sampe hafal siapa aja nama kelima anak beliau.

Keluhannya cuma susah tidur dan susah makan, itu sih masih keluhan yang wajar karena rata-rata emang insomnia jadi masalah bagi pasien yang pernah mengalami penyakit saraf. Gue udah gak lagi meresepkan obat untuk penyakitnya yang dulu, cuma kasih vitamin dan obat tidur dosis rendah supaya dia bisa istirahat. Sebelum pergi, mereka ngasih gue oleh-oleh berupa makanan khas Subang gitu. Subang kan terkenal karena Nanas-nya, makanya gue dapet keripik nanas, dodol nanas, sama cokelat nanas.

Harusnya siang ini gue bisa pulang dan istirahat ke rumah, tapi gue lagi betah banget di RSJ walau hari ini cuma menangani dua pasien aja- itu pun pasien gue dari rumah sakit lain sebenernya. Setelah jam praktek habis, gue iseng main ke klinik rawat jalan kesehatan lansia tau Psikogeriatri. Yang praktek kebetulan Vernon, salah satu temen nginggris gue yang seringnya kecampur sama sunda.

"Morning, bro

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Morning, bro." Gue langsung tos sama Vernon, kebetulan banget dia baru selesai praktek juga. Sekarang udah diganti sama dokter lain, sedangkan Vernon lagi siap-siap membereskan barang-barangnya buat tukeran klinik sama rekannya.

"Kemane aje lo, Jo?" Tanyanya sambil membalas tos gue.

"Sibuk nih, malah minggu kemaren bolos praktek disini."

Kita berdua keluar dari ruang praktek, lumayan nih ada cees, kira-kira kemana dulu ya supaya gak boring-boring amat? Bener kata Johan, kayaknya kita semua butuh liburan.

TIGA BELAS JIWAWhere stories live. Discover now