09

3.2K 114 24
                                    


Seungcheol menekan tubuh mungil itu ke sandaran kursi, menjilati dan mengisap lehernya. Ia menurunkan sandaran kursi Jihoon agar anak itu bisa berbaring dengan nyaman.

"Ahh.... " Jihoon mengerang rendah ketika Seungcheol menggigit kulit lehernya seperti vampire yang akan mengisap darahnya hingga kering. Napas berat itu menerpa telinga dan lehernya, membawa udara panas di kulitnya. Jihoon memejamkan matanya menikmati lidah basah panas itu yang menari di kulitnya.

Dengan tidak sabar, Seungcheol mencium bibir merah anak itu. Lidahnya menerobos masuk ke belahan bibirnya yang sedikit terbuka, mengisap lidahnya dan menelusuri setiap sudut di dalam mulut Jihoon yang manis. Jihoon merasa lidah seperti mati rasa karena terlalu kuat isapan itu, bibirnya dengan cepat menjadi bengkak karena terus-menerus diisap dan digigit.

"Jihoonie, baby.... " bisik Seungcheol dengan suara serak. Menjilati telinga yang memerah itu, ujung lidahnya menusuk lubang telinga Jihoon, menggelitiknya dengan gembira.

Seungcheol meraih pergelangan tangan anak itu, menariknya ke bawah—ke arah selangkangannya yang sudah membengkak di balik celananya. Benda berbahaya itu berkali-kali berdenyut dibalik celana seolah-olah akan merobek kain itu dan melarikan diri.

"Mhh.... dia sudah sangat tidak sabar...." berbisik seperti orang mabuk, ia memejamkan matanya sembari mencium pipi lembut anak remaja itu. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh yang seperti bayi. Sangat harum dan manis hingga ia selalu berpikir untuk menggagahi anak ini sampai dia tidak sadarkan diri di bawahnya.

"Nghh.... dia sudah sangat keras..... " Jihoon membuka sepasang matanya yang berair, sangat jernih dan berkilauan seperti air danau yang tenang. Ia sedikit menoleh ke samping, mencium leher kokoh pria dewasa itu. Di bawah sana tangannya meremas ereksi Seungcheol yang sudah sangat keras dan panas di balik celananya. Ukurannya yang besar tercetak jelas di celananya, celana itu menjadi ketat seperti akan robek kapan saja.

Jihoon selalu menyukai penis besar Seungcheol. Bukan hanya karena memberikannya kemewahan dan uang, namun juga mampu memberikannya kepuasan dan kebahagiaan di tempat tidur. Jika dulu uang di atas segalanya, sekarang setelah bertemu dengan Seungcheol, kebutuhan seksualnya telah menjadi kebutuhan utama bagi Jihoon.

Seungcheol telah berubah tubuh muda Jihoon menjadi tubuh pelacur yang sangat kecanduan dengan penisnya. Menikmati setiap belain dan ciumannya, menjadi gila dalam sukacita ketika penis besar yang gagah itu berada di dalam tubuh halusnya. Mungkin saat ini, seks telah menggantikan kedudukan uang dalam hidup seorang Lee Jihoon. Ia tidak pernah peduli apakah di dalam hatinya ada cinta atau tidak, ia hanya menikmati setiap kegiatan panasnya dengan pria dewasa yang telah memberinya materi berlimpah. Bahkan jika hati nuraninya bersalah untuk anak dan istri Seungcheol di rumah, Jihoon tak pernah menyesali segalanya. Ia hanya.... tidak ingin melepaskan pria ini...

Pada kenyataannya, toh Seungcheol lebih menginginkan dan lebih menyukai dirinya ketimbang keluarga kecilnya di rumah. Ada perasaan bersalah, namun ada juga perasaan bangga dan bahagia karena pria ini lebih menginginkannya. Jihoon merasa bahagia karena ia lebih dicintai. Dia seperti seorang selir kecil yang sangat dicintai oleh Raja-nya. Maka ia akan melayani Raja-nya dengan sepenuh hati, membuatnya merasa puas dan menjamin dia bahagia berada di sisinya.

Tiba-tiba Jihoon seperti anak kecil yang takut kehilangan mainan kesayangannya—mainan favorit yang membuatnya bisa merasa senang dan ingin terus bermain.

Ia tidak tahu.... apakah ia mulai menyukai Seungcheol atau ini hanya rasa ketergantungan sementara... Jihoon masih sangat naif dengan perasaan semacam ini. Tubuhnya mungkin telah dikacaukan, ia dan Seungcheol seperti suami-istri yang akan selalu berhubungan seks setiap hari, namun di dalam hatinya, Jihoon hanya seorang remaja biasa yang masih sangat bodoh soal cinta.

Just A Bank [JICHEOL FANFICTION] ✔️Where stories live. Discover now