Gadis itu menyisir rambutnya dengan jari tangan, dan mulai mengikat rambutnya sebelum dirinya membuka pintu apartemen.

Setelah merasa yakin penampilannya sudah cukup rapi. Ia pun memutar kenop pintu.

"Yoongi ...."

Tubuh Nara menegang saat dirinya dihadapkan dengan seorang wanita paru baya yang terakhir ia temui di kafe tempatnya bekerja.

Wanita yang sempat memakinya juga menyuruhnya untuk pergi dari kehidupan Yoongi.

Rupanya bukan hanya Nara saja yang terkejut. Sepertinya wanita paru baya tersebut juga tak kalah kagetnya saat melihat gadis dengan rambut yang sedikit berantakan juga mengenakan jubah handuk milik anaknya itu tiba-tiba muncul dihadapannya.

Terlihat jelas dari diamnya wanita itu. Matanya begitu nyalang meniti setiap inci tubuh Nara yang ia yakini sudah disetubuhi oleh anaknya.

"Kau ... berani-beraninya kau menampakkan diri di apartemen ini."

Nara memundurkan tubuhnya, ia belum siap bertemu lagi dengan wanita bermulut pedas tersebut. Pasalnya, luka yang pernah wanita itu buat belum sepenuhnya sembuh.

"Kau ini tidak tahu malu atau memang tidak punya harga diri, huh? Aku sudah menyuruhmu untuk pergi dari kehidupan anakku. Tapi apa yang kulihat sekarang?"

Sun-ye mendorong keras bahu Nara hingga tubuh gadis itu membentur lemari kayu penyekat antara pintu utama dan ruang tengah.

"Kau masih di sini dan berpenampilan menjijikan seperti ini! Lebih baik kau pergi sekarang sebelum aku memanggil ...."

"Memanggil siapa, Bu?"

Yoongi yang sudah berpakaian rapi itu perlahan menghampiri Nara yang kini berdiri begitu kaku menundukkan kepalanya.

"Yoon ...."

"Dia tidak akan pergi kemana-mana, Bu. Dia akan tinggal bersamaku."

Sun-ye menggeleng, tak percaya dengan apa yang keluar dari mulut anak semata wayangnya.

"Yoon, Ibu tahu siapa yang selalu ada dihatimu."

"Tidak, Bu. Ibu tidak pernah tahu bagaimana isi hatiku. Ibu tidak pernah tahu tentang hidup yang aku jalani. Dan Ibu tidak pernah tahu bagaimana sulitnya aku dulu sebelum gadis ini muncul dikehidupanku."

Tanpa disadari perkataan Yoongi membuat hati ibunya tersebut terenyuh hingga meneteskan air matanya.

Sedangkan Nara hanya bisa menangis sembari bersembunyi dibalik tubuh Yoongi yang menghalanginya.

"Ibu hanya tahu aku patah hati karena Chae Young meninggalkanku. Tapi Ibu tidak pernah tahu bagaimana sulitnya aku melewati masa-masa depresi hingga menangis setiap malam karena rasa sakit di jantungku yang tak mau berhenti. Kepalaku yang selalu terasa sakit jika aku tengah sendirian. Bahkan dokter psikolog bilang aku menderita psikosomatik malignant, itu adalah penyakit kejiwaan, Bu. Anak Ibu ini pernah mengalami sakit jiwa. Ibu tidak pernah tahu itu 'kan?"

Sun-ye tak kuasa menahan tangisnya. Hatinya begitu rapuh dan sakit saat mendengar semua cerita anaknya yang tak pernah ia dengar. Ia merasa gagal menjadi seorang ibu. Semenjak suaminya meninggal dan Yoongi memutuskan pergi kuliah ke Jerman. Ia mulai sibuk dan tak pernah ada waktu luang untuk anaknya.

"Dan Ibu tahu siapa yang membuatku seperti itu?"

Sun-ye mendongak, siap mendengar keluh kesah anaknya dengan sepenuh hati.

"Wanita yang selama ini Ibu kira selalu menyita hatiku. Wanita yang dulu lebih memilih pria lain selain aku. Dan wanita yang kini muncul kembali dan bernaung di rumah Ibu."

✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora