Prequel : His Affection 2

4K 523 22
                                    

Taehyung meminta izin untuk bicara berdua dengan Jungkook

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Taehyung meminta izin untuk bicara berdua dengan Jungkook. Mereka berdiri di taman yang tidak jauh dari ruang makan yang dipesan orang tuanya. Memandang Jungkook lekat-lekat, mendengus sebal saat hatinya semakin berdebar. 

Jeon Jungkook namanya, tepat seperti dugaan Jimin. Seumuran dengannya, muda, tampan, cerdas, kaya raya. Paket komplit yang membuat iri para pria di seluruh penjuru bumi. Bahkan Taehyung dibuat terpikat pada pandangan pertama. Namun, Taehyung tetaplah Taehyung, yang memiliki ego tinggi. Sangat keras kepala pada pendiriannya. 

Sekuat mungkin mencoba menolak Jungkook dalam hidupnya, kalau itu memungkinkan. 

"Dengar, Tuan Jeon Jungkook. Kita perlu membahas ini karena hidup dan matiku bergantung pada ini semua." Taehyung melihat Jungkook tampak tenang dan itu mengesalkan untuknya. "Aku ingin kamu membatalkan perjodohan ini."

"Kenapa?"

"Kamu masih bertanya!? Tentu saja aku tidak menginginkannya. Lagipula, aku tidak mendapat keuntungan apapun di sini."

"Kamu mendapatkanku, itu salah satu keuntungannya."

"Bercanda, ya?" 

"Aku serius bisa mengabulkan semua keinginanmu."

Taehyung terdiam. Bingung ingin membalas ucapan Jungkook dengan kata  apa. Tapi dia kemudian menarik napas, pasrah. "Lebih dari itu, alasanku sebenarnya karena aku masih ingin bebas. Perjodohan ini terlalu mengikat. Kamu pasti mengerti, sebaik apapun sangkarnya kalau aku tidak menginginkannya aku tetap akan pergi."

"Aku tidak bilang akan mengurungmu. Aku juga tidak ada ide untuk melakukannya. Satu-satunya hal yang ada di sini. Kamu membuatku tertarik, Taehyung," kata Jungkook, melangkah mendekat pada Taehyung. Berbisik pelan di depan wajah Taehyung. "Jadi, maaf. Kamu kalah sekarang, karena aku tidak akan melepaskanmu."

***

Taehyung muak sekali. Pertemuan makan malam yang menjengkelkan sampai tidak membuatnya nafsu makan. Hal yang membuatnya marah adalah Jungkook yang tetap bersikukuh meneruskan perjodohan ini. Dengan sok berkata akan menaklukan hatinya, cih. Tidak semudah itu.

Inginnya Taehyung marah saja tadi. Memberontak dan melarikan diri lagi. Tapi ayahnya terus memperhatikannya dengan tatapan tajam penuh ancaman. Sekalipun tidak berbicara, Taehyung mengerti. Ayahnya ingin dia menjaga sikap. Diam. Menurut. Tidak bertingkah. Apalagi sampai membuat keributan. Atau jika membangkang Taehyung harus siap hidup di jalanan sebagai gelandangan. 

Saat Taehyung angkat suara, dia bisa mencoba perjodohan ini. Atmosfer disekitarnya tiba-tiba bersemi. Wajah bunda dan mama Jeon cerah sekali. Begitu pula ayah dan Papa Jeon. Oh, jangan lupakan senyum puas dari Jeon Jungkook. 

Lalu para orangtua ramai membicarakan pernikahan. Lebih cepat lebih baik, kata mama Jeon. Tapi Taehyung menolak. Dia butuh waktu. Benar-benar butuh waktu, ini bukan masalah sepele hanya sekedar berdiri di altar. Ada ikatan tak kasat mata yang harus dibangun dengan komitmen kuat. Dan Taehyung belum siap untuk komitmen pernikahan. Memikirkannya saja belum pernah. Tapi bundanya tiba saja menjodohkan, memintanya menikah. 

Taehyung merasa belum setua itu. Dia baru menginjak kaki di jenjang pascasarjana sambil bekerja di bagian akuntan di salah satu perusahaan besar di Seoul. Taehyung masih ingin mengajar sebagai dosen di kemudian hari. Apa iya, Jungkook tidak akan melarangnya? Dengan apapun keputusannya?

Jika dipikir, Jeon Jungkook tidak buruk juga. Taehyung mungkin harus mencoba menjalaninya dulu. Lagian dia tidak bisa terus merasa kesal dan menyesal. Toh, Jungkook sendiri yang bilang bisa memenuhi semua keinginan Taehyung. Dilihat saja nanti. Sampai mana Jungkook sanggup memenuhi keinginannya. 

Omong-omong soal Jungkook, pria itu tadi bilang akan menghubunginya setelah meminta nomor handphonenyaㅡ

Oh! Handphone Taehyung berdering. 

"Halo, selamat malam. Dengan Kim Taehyung."

"Hai, ini Jungkook."

"Ya?"

"Tolong simpan nomorku. Kamu pasti akan membutuhkannya."

"Aku tidak yakin, tapi oke. Akan aku simpan."

"Omong-omong, Taehyung senang bertemu denganmu."

"Sama-sama, Jungkook sebal bertemu denganmu."

Taehyung mendengar suara tawa kecil milik Jungkook. 

"Kamu benci sekali denganku, ya?" 

"Retoris."

"Maaf, Taehyung. Tapi harimu akan jauh lebih berisik dari hari ini. Jika kamu si keras kepala. Maka aku si nekat. Jadi jangan terlalu bebal. Menurut sedikit dengan calon suamimu ini, ya?" 

"Tidak akan!" 

"Aku berharap sekali, lho. Omong-omong aku ada satu permintaan yang tidak bisa ditolak. Sederhana saja."

"Katakan,"

"Besok pagi aku jemput. Kita berangkat bersamaㅡ

"ㅡhei!"

"Tidak ada penolakan ingat. Sampai bertemu besok. Istirahatlah, selamat malam. Mimpi indah Taehyung."

Tuh, 'kan… 

-tbc-






afek.si ✅Место, где живут истории. Откройте их для себя