Eh anjir apa? Gak anjir engga. Jiwa fakboi Mingi hampir aja tenggelem ditangki oli. g.

Mingi cepet cepet cari topik "Udah lama kerja di sini?"

Yunho mikir sebentar, "Waktu abis lulus gue ambil kelas tambahan satu tahun buat belajar otomotif. Terus buka bengkel."

"Oohh..e-eh?? Jadi maksudnya ini bengkel punya lo?" mingi kaget dong, canggungnya nambah. Gak pake sambel.

Yunho bingung, "I-iya.."

"HAHAhah.. gue kira lo pegawainya. Sorry." tawa canggungnya beneran.

"Gapapa, beneran ga mau minum? Kayanya tenggorokan lo kering banget. Diluar juga lagi panas."

Perhatian :)

Shit mingi, please fokus.

"Boleh deh. Apa ajalah yang penting minum hehe."

"Gak bayar, tenang aja. Haha."

.

Mingi nongkrong sampe sore di bengkel Yunho. Mereka ngobrolin tentang waktu sekolah. Ya apa aja, yang penting ga canggung. Soalnya dari awal mereka ga pernah seakrab sekarang.

Jam lima sore Mingi pamit cabut duluan. Terus waktu didepan bengkel Yunho kasih satu kartu card gitu.

"Kartu apaan?"

"Kartu member bengkel, lo bisa dateng kapan aja buat motor lo kesini pake kartu itu. Terus kayanya harus cepet diperiksa sebelum rusak. Motor lo jatohnya kumayan keras tau."

"O-oh..padahal ga usah."

"Gapapa, lo kan temen gue."

"Iya udah deh, thanks ya."

.

Jam kerja selesai, semua pegawai pamit pulang. Yunho masih didalem ruangan kerjanya. Hari ini ntah kenapa Yunho ngerasa anget. Mungkin karena Yunho udah lama ngga kedatangan temen(?)
Karena sejujurnya walaupun hidup Yunho enak, Yunho gak punya banyak temen. Yunho itu kalau soal temen pemilih banget.

Dan walaupun iya sih, Mingi itu masuk ke dalam kategori temen baru. Mereka kenal dari dulu cuma sebatas nama doang. Tapi kali ini lebih akrab. Mingi enak diajak ngobrol. Setiap kali Yunho liat wajah Mingi waktu ngomong tuh rasanya beda aja.

"Lagi ngapain?"

Yunho noleh ke arah pintu, "Beres-beres. Kok gak bilang kalo mau kesini?"

Yang baru aja dateng langsung masuk samperin Yunho nuntun Yunho buat berdiri terus meluk Yunho, "Kangen."

Yunho lepasin pelukan pelan pelan, terus senyum lembut. "Ibu gimana keadaannya?"

"Udah mendingan, gue tidur ditempat lo ya?"

"Kenapa?"

"Nothing..."

Yunho mendekat, belai lembut kepala laki-laki yang ada didepannya. "Hei, kenapa sih?"

"Cuma ga mau dirumah aja."

"San, ayolah.. Kenapa? Dikira gue ga bisa tau?"

"Izinin dulu gue tidur di tempat lo, baru gue cerita."

Yunho buang nafas pelan, "Oke, oke."

.

Warung mie ayam.
Berjarak lima puluh tiga langkah dari kost'an (ini Hongjoong yang ngitung)

"Gi,"

"Apaan? Bentar.
Bi mie ayamnya dua ya..pake mangkok, jangan lupa sendok juga, sayurnya banyakin."

Hongjoong sama Mingi duduk nunggu mie ayam mateng.

"Gi,"

"Apaaaaaaaa ahmad."

"Ahmad siapa anjir."

"Suaminya ibu mie ayam, awokwokwok."

"Denger gue dulu." Hongjoong serius.

Mingi nyimak, sambil mainin botol kecap yang belum dibuka.

"Kalo ternyata..."

Bibi mie ayam dateng, "nih mie ayamnya. Komplit dah tuh. Jan lupa dibayar ya!."

Mingi nyengir, "Siap bi, tenang yang bayarin temen saya."

"...bangsat" gumam Hongjoong.

"Ngomongnya ntaran aja, makan dulu laper."

"Iya anjing."

"ihhhhh....kasal, kok ngomong kasal. Doca tau."

"Najis Mingi, bayar sendiri ah."

"Anjing desah."

Hongjoong kesel, sumpel mulut mingi pake kerupuk. "Makan aja goblok,"

Gak kuat nahan ketawa Mingi keselek sama kerupuk yang dikasih paksa Hongjoong barusan. "Kualat anjing."



































Tbc♥

bukan lawan jenis; Minyun✓Where stories live. Discover now