5

1M 11.9K 453
                                    

Esoknya, aku terbangun dalam posisi tertidur dengan tangan terikat dan dikaitkan keujung kasur, saat ku mengerjapkan mataku aku melihat samar samar sudah ada wanita paruh baya di depanku, dia tersenyum serta membantuku untuk duduk dari tidurku, aku memang terikat erat, tp cukup panjang tali itu, jadi memudahkan ku untuk duduk dari tempat tidurku, aku hanya memakai piyama putih tipis dengan tidak memakai celana dalam, aku baru menyadarinya setelah bangun dan duduk, karna melihat wanita paruh baya itu terus melihatku, aku mulai mengerakan badan untuk sedikit menutupi badanku yang mungkin sedikit terekspos terlihat dari luar, aku sedikit risih akan hal ini

'Gapapa non, kita kan juga sama sama perempuan'
Aku hanya membalasnya dengan menatap dan mulai tersenyum tipis
'Saya disuru buat nganterin makanan sama nyuapin non'
'Mhh bisa buka aja ga bu talinya, saya bisa makan sendiri kalo dilepasin'
'Maaf non, saya gabisa saya takut dimarahin tuan'

Tuan?..

Pasti si bajingan yang telah membeliku dari mba. Cih, tak sudi juga aku memanggilnya mba, keperawananku,hartaku hilang begitu saja
Tak berselang memikirkan kejadian semalam, setetes air mata mulai turun dari kelopak mataku dan mulai menangisi diriku, mungkin ini yang disebut buah jatuh tak jauh dari pohonnya, tak cukup kah ibuku yang merasakan pemerkosaan ini, apakah aku juga harus merasakannya..

'Non, ko nangis?'
'Ahh gpp bu, saya cuman kepikiran ibu saya'
'Memangnya ibu non knp'
'Panggil ana aja bu, jangan non gaenak saya'
'Loh kan non calon pacarnya den bima'
'Ahh iyabu iya'

Untuk saat ini ku iya kan saja semua ini, mungkin memang semua org belum tahu juga aku siapa, terkadang jika aku menyesali semua ini, aku berfikir kembali. Bahwa jika aku disini, ibu pun bisa sembuh karna pengobatan rutin yang diberi oleh bajingan itu

'Bu..'
'Iya non'
'Aku gamau makan, aku mau lepas dari ikatan ini ibu boleh buka in tali ini ga bu, gamungkin juga kan saya makan sambil diiket gini'
'Tapi non, saya takut aden bim-'
'Gpp bu,sebentarr aja, aku cuman makan aja ko yaa pliss'
'Mmhh yaudah deh non, tp jangan lama lama ya non'
'Iya bu'

Ibu ini kelihatan baik, terlihat dari matanya yang tulus membantuku, tp ada rasa takut dari perasaannya, mungkin karna dia takut dipecat dari pekerjaannya.

Terlepas sudah, aku ta mau mengingkari janji, aku hanya ingin memohon kepada tuhan, bagaimanapun meski semua ini bukan salahku, aku masih akan terus berdoa untuk semua dosa yang aku perbuat.

'Makasih ya bu, aku gaakan kemana mana ko'

Saat diriku baru saja beranjak dari tempat tidur terdengar paksaan bukaan pintu dari kamar ini

BRAKK!

'Ana!'

Deg, kali ini aku melihatnya jelas, lelaki bertubuh tinggi, kulit standar lelaki biasa, serta wajah baby daddy tak memudarkan ke tampanannya. Hati ini bersyukur kepada tuhan karna dapat melihat lelaki setampan yang diciptakannya.

'Denn bimaa..'

Bima?, ahh dia yang membeliku, aku hanya terpaku pada pandangannya yang melihatku dan mulai menghampiriku

'Kau!'
'Ahh'

Memar merah di lenganku, mungkin saat aku membuka kain yang melilit tadi pada lenganku, skrng ditarik olehnya

'Ahhh sakitt'

Dia terus menatapku dan mulai menaruhku kembali pada posisi semula

'Sudah kubilang jaga dia, kau hanya boleh memberinya makan saja, bukan untuk membuka kan talinya'

'Ma maaf tuan, saya tadi pun ta akan membukakannya, namun non ana menyuruh saya karna dirinya mau makan sendiri tuan'

'Keluar dari sini, ana urusanku'

Terlihat raut sedih dan gemetar yang ada dalam wajahnya saat meninggalkan kamar ini, dan ya aku masih terpaku akan dirinya yang menindihiku serta mulai melihat dirinya di hadapanku.

'Ahhhh ssshhh'

Aku masih meringis dan mulai melihat ke lenganku dan mulai melihatnya, memberinya kode agar aku dilepaskan kali ini

'Ana..'

Aku ta mengerti iblis apa yang merasuki nya, kali ini dia mulai menyentuh kepalaku dengan perlahan dan menyentuh daguku

'Kumohon, jangan main main denganku'

Apa? Apa apaan dia

'Jangan main main denganku, aku ini lelaki yang baik'
'kumohon aku hanya ingin bebas dan bersekolah lagi'

Raut memelas ku padanya, bagaimana tidak, aku baru berumur 17 tahun , masa depanku pun masih panjang..

'Kau, kauu kau bisa mencaru wanita yang lain, aku masih ingin sekolah kumohon'

'Menerima semua ini, atau aku mainkan kau kau didepan cermin itu hm'

Aku melihat dan membayangkan bagaimana permainan ku dengannya depan cermin besar itu

'Anahhh..'
'Ahhh'

Aku, aku ta habis fikir dengan semua ini aku ta menikmatinyaa aku tak menikamtinyaa
Tapi aku mendesah, ahhh persetan, dia hanya mencium teluk leherku. Tapi apa yang aku rasakan

'Mmmmhhh ahhhh hentikkhannn'

Ana (end)Where stories live. Discover now