Bab 6 "Pertemuan Kedua"

11 1 0
                                    

Pagi ini aku bergegas pergi kesekolah bersama Lusi.

"Rama tolong temani aku pergi ke ruang guru." Rengek Lusi sambil sedikit menarik bajuku.

"Baiklah." Jawabku.

Akupun mengantar Lusi ke ruang guru. Tanpa ku sadari dari sepanjang lorong banyak pasang mata melirik dan bisikan yang mengganggu telinga.

"Hei, lihat itu Rama. Oh dia ganteng seperti biasanya. Tapi, siapa gadis disampingnya itu?"

"Rama dengan siapa itu?"

"Tidak biasanya dia beriringan dengan seorang wanita?"

"Apa kau tidak tahu? Dia itu sepupunya Rama?"

"Benarkah? Ku kira gadis itu adalah pacarnya karena mereka terlihat serasi sekali."

"Gadis itu cantik sekali."

Bisikan-bisikan itu terus terngiang disepanjang lorong sekolah.

"Rama. Kenapa mereka memandang aku dan kamu aneh seperti ini? Memangnya ada yang aneh dengan kita?" Tanya Lusi.

"Sudah biarkan saja." Tungkasku.

Sesampainya di ruang guru aku meninggalkan Lusi dan bergegas ke kelas.

Buk! Tubuhku tiba-tiba bersenggolan dengan tubuh oranglain. Akupun menghentikan langkahku.

"Ah, maafkan aku. Aku tidak sengaja. Apakah ada yang sakit? Aku sungguh minta maaf." Kata dari seorang gadis yang aku senggol barusan.

Akupun menoleh ke arahnya. Dan betapa terkejutnya aku sampai tidak bisa berkata apa-apa begitu aku melihat wajahnya yang lugu, manis dan cantik itu.

Akupun buru-buru pergi meninggalkannya tanpa sepatah katapun.

Mimpi apa aku semalam sampai aku bertemu lagi dengannya? Gadis ditaman bermain itu. Batinku

"Woy Rama!" Sapaan itu berasal dari Adira.

"Ada apa Rama? Kaya yang abis liat setan aja?" Kata Adira penasaran.

"Bukan apa-apa." Tungkasku.

Akupun sudah dikelas dan tak lama kemudian bel pun berbunyi tanda memualai pelajaran.

Akhirnya gurupun masuk untuk mengajar.

"Halo selamat pagi anak-anak." Sapa bu Amira, guru yang masuk saat ini.

"Selamat pagi bu." Sahut para murid.

"Hari ini kita akan memulai pelajaran dengan materi baru. Sebelum itu ada murid baru yang akan menduduki kelas ini." Sampai bu Amira.

"Hah? Murid baru?"

"Siapa ya kira-kira?"

"Aku harap cowo ganteng, biar nanti bisa ku gebet. Hahaha"

"Cewe atau cowo ya?"

Seluruh isi kelas riuh dengan pemberitahuan adanya murid baru. Aku tidak terlalu menghiraukannya, karena aku yakin murid baru itu adalah Lusi.

"Ayo masuk. Tidak apa-apa, kok. Sebelum duduk dikursi kosong kamu coba perkenalkan dulu pada teman-teman baru mu, ya." Kata bu Amira.

Aku cuek dan hanya memandangi pemandangan diluar kelas melalui jendela kelas. Aku tak menoleh sama sekali.

"Halo semuanya. Perkenalkan nama asli saya Kim Eun-kyung kalian bisa memanggil saya Nessa atau Eun-kyung. Mohon dukungannya semua, semoga kalian bisa berteman dengan nyaman bersamaku." Kata gadis itu.

Ketika mendengar suaranya akupun tercengang dan langsung menoleh kepadanya. Dia adalah gadis ditaman bermain.

"Halo Nessa. Senang berkenalan denganmu." Kata dari salah satu murid cewek dikelasku.

"Nah. Nessa silahkan duduk dikursi kosong dekat Rama." Kata bu Amira.

Hah?! Beneran dia duduk disebelahku? Batinku.

"Oh. Kamu kan yang tadi bersenggolan denganku?" Katanya sambil menunjukku.

Aku terbelalak dengan ucapannya. Akupun menolehkan wajahku karena malu.

"Oh. Kalian udah saling kenal? Bagus. Kalo gitu, Rama nanti setelah pelajaran ibu tolong antar Nessa berkeliling sekolah ya. Biar dia mengenal sekolah kita." Kata bu Amira.

"Apa? Aku? Tapi bu.." aku kaget mendengarnya dan juga malu.

"Tidak ada tapi-tapian. Pokonya antar Nessa, oke? Atau kamu mau ibu kurangi nilainya dipelajaran fisika nanti?" Ancam bu Amira.

Sial! Aku paling lemah ancaman soal nilai fisika. Batinku kesal karena tidak bisa menolak dengan ancaman itu.

"Baik bu." Dengan terpaksa akupun mengiyakan permintaan bu Amira.

"Nah, Nessa kamu boleh duduk sekarang." Kata bu Amira.

"Baik bu. Terimakasih." Sahut Nessa.

"Nah, anak-anak ayo kita mulai materi pelajaran baru kita." Kata bu Amira.

Nessapun duduk disebelahku. Betapa canggung dan malunya aku saat dia duduk disebelahku.

"Hai. Kita bertemu lagi." Bisik Nessa sambil tersenyum padaku.

Sungguha canggungnya aku dengan dengan sebuah senyuman tersungging dibibirnya.

"Ya." Aku hanya menjawabnya dengan sepatah kata karena malu.

-----------------------------------------------------------------

Pelajaran bu Amira pun selesai. Akupun mengantar Nessa untuk berkeliling sekolah.
Dalam sepanjang perjalanan aku hanya terdiam dan sesekali menjawab pertanyaannya dengan singkat.

"Oh iya. Aku hampir lupa. Aku minta maaf soal tadi pagi karena sudah menyenggolmu." Kata Nessa memecah kecanggungan ini.

"Tidak apa-apa. Lagian aku juga salah karena sudah menyenggolmu juga dan meninggalkanmu saat kamu meminta maaf." Jawabku.

"Tidak apa-apa juga kok. Oh ya, hampir lupa kita belum berkenalan dengan resmi kan. Kalo begitu..." sambil menyodorkan tangan Nessa ingin berjabatan tangan tanda memperkenalkan diri.

"Aku Nessa, salam kenal. Semoga kita bisa berteman dengan baik." Dengan sebuah senyuman dia memperkenalkan dirinya.

"Aku Rama Permana, panggil saja aku Rama. Senang berkenalan denganmu semoga bisa berteman dengan baik juga denganmu." Akupun membalas senyuman dan jabatan tangannya.

Begitulah awal pertemanan kami. Dari sejak hari itu aku tidak pernah canggung dan malu lagi dengannya. Dan sejak itu pula kami menjadi dekat.

Bersambung...

Love Of LifeWhere stories live. Discover now