1

59.8K 1.2K 50
                                    

ahh masa SMA, orang bilang masa SMA adalah masa yang paling indah, katanya. Masa dimana para remaja menikmati kebebasannya dalam menjalani kehidupan, percintaan, sakit hati, dan kedewasaan. Sama hal nya dengan sejoli yang menjadi tokoh utama di sini, kisah cinta remaja pada umumnya, pertemuan tanpa rencana, dimulai ketika Amanda dan temannya, Salma, sedang duduk di kursi kantin dan menikmati bakso yang baru saja mereka pesan. Perbincangan kecil nan ringan ikut menemani disela-sela makan mereka.


"Kira-kira, nanti pak yudha ngamuk nggak ya sama kelakuan Bagas?" tanya Salma, gadis itu menatap Amanda yang menikmati semangkuk bakso dengan tenang.

"Menurut gue sih marah banget, Bagas sih kalo nge-prank nggak liat-liat dulu. Berani banget dia naruh permen karet di kursi pak yudha, demi konten katanya!" ujar Amanda sembari terkekeh pelan, Salma yang mendengarnya pun ikut tertawa kecil, lalu melanjutkan makan yang tertunda.

Disaat mereka sedang menikmati makanan, seorang lelaki berperawakan tinggi menggebrak meja yang disinggahi Amanda dan Salma, suara yang cukup menggelegar itu membuat semua mata orang kantin menengok menatap mereka. Rasa penasaran dari mereka mulai tumbuh melihat lelaki dengan pakaian semrawut itu, mereka tahu benar, pasti anak lelaki itu hendak membuat masalah.

Respon dari Amanda dan Salma tentu saja terkejut karena tiba-tiba orang ini menggebrak meja mereka, Amanda menatap malas si pembuat onar. Sedangkan Salma terlihat sedikit takut, karena ia tak ingin mengundang keributan nantinya, Salma memilih diam.

"Apa-apaan sih lo?!" Amanda mulai menyuarakan kekesalannya, tak ada angin tak ada hujan, orang ini datang dan membuat nya kesal saja. Seringai kecil terbit dari sudut bibir lelaki yang menopang tubuhnya dengan kedua tangan yang masih berada dimeja.

"Lo yang apa-apaan, ini meja gue. Minggir lo!" apa tadi? Meja nya? Amanda mendengus sebal, sudah jelas-jelas dari awal ia dan Salma yang pertama kali duduk disini. Bahkan mereka sudah memakan makanannya dengan nyaman sebelum ada gangguan seperti ini.

Amanda menatap lelaki yang ia ketahui namanya, Hendra, itu dengan tatapan tajam. Hendra adalah bad boy kelas kakap yang sering membuli anak-anak di SMA ini, Amanda muak, sudah beberapa kali ia selalu diganggu mahluk tuhan yang merasa paling hebat ini.

"Gue udah disini dulu ya, lo dateng-dateng ngajak ribut. Mau lo apa sih?!" ujar Amanda frustasi, ia sedikit meninggikan suaranya untuk menegur pria tak waras di depannya.

"Gue mau lo pindah dari sini, ini tempat duduk gue!" ucap Hendra dengan santai, ia menegakkan tubuhnya lalu menatap Amanda remeh. Orang-orang yang berada dikantin bahkan sudah berbisik-bisik atas keberanian Amanda yang melawan tukang buli yang kejam dan tak pandang bulu ini.

"Manda udah, mending kita pindah aja" bisik Salma, terdengar dari nada suaranya yang bergetar sepertinya Salma sudah ketakutan dengan Laki-laki laknat ini. Amanda mengerutkan keningnya, yang ia inginkan hanya makan dengan tenang tanpa gangguan.

"Nggak Sal, cowok kayak dia harus diladenin biar nggak ngelunjak!" ujar Amanda sembari melirik sinis Hendra, tentu saja, mau sampai kapan harus mengalah demi manusia biadab seperti Hendra ini. Sekali-kali kita harus melawan jika ada yang merendahkan kita, bukan.

"Lo tuh jadi cowok nggak gentle banget sih. Lo cowok apa banci? Beraninya cuma sama cewek?!" tanya Amanda, ia mengumpulkan segala keberanian nya agar membuat Hendra kapok atas perbuatannya selama ini.

"Maksud lo apa?" ujar Hendra, benar bukan, amarah nya bisa langsung dibangkitkan hanya dengan sebuah kalimat. Ia terlihat menahan emosi yang memuncak, tangannya mengepal. Tatapan tajam ia layangkan pada gadis berseragam sama dengannya.

"Dasar bego, lo tuh BANCI yang---"

Plak!

Seketika seluruh pengunjung kantin histeris karena perlakuan Hendra ke Amanda. Ya, Hendra menampar keras pipi Amanda, perih mulai menjalar pada pipi nya. Ia memegang pipi yang baru saja ditampar kuat oleh tangan kekar itu. Gadis itu menatap tak percaya pada lelaki di depannya.

ALAN DIRGANTARAWhere stories live. Discover now