SATU

146 11 4
                                    

(DI ANJURKAN MEMBACA CERITA "KOMA" TERLEBIH DAHULU AGAR MENGERTI ALUR CERITA SEBELUMNYA)

Sudah dua tahun berselang pasca Koma, aku kembali melanjutkan hidup ku dan lulus Sarjana hingga mendapat gelar S.Ars. sungguh pencapaian yang benar-benar penuh dengan perjuangan sekali saat itu karena aku harus lulus lebih cepat.

Pulihnya kesadaran orang yang mengalami koma biasanya terjadi secara bertahap. Ada sebagian penderita yang dapat sembuh total dari koma tanpa mengalami kecacatan sedikit pun. Sebagian lainnya tersadar, namun dengan penurunan fungsi otak atau bagian tubuh tertentu, bahkan kelumpuhan. aku salah satu dari hal yang di sebutkan di atas tadi, aku mengalami kelumpuhan sementara pada lengan bagian kiri. sehingga aku harus terus bulak-balik ke rumah sakit untuk pengobatan.

tidak mudah mengalami hal tersebut aku bahkan frustasi harus di bawa ke seorang psikiatri profesional karena guncangan pada jiwa ku. bagaimana tidak? aku yang tadinya sehat wal'afiat harus koma dan bangun dengan tubuh cacat, aku menganggapnya cacat. bagaimana tidak? aku sungguh belum bisa menerima keadaan tubuh aku yang tidak berfungsi dengan baik yang dahulunya aku bebas menggerakan apapun di badan ku, sekarang tidak untuk sekedar mengangkat tangan kanan aku saja utuh perjuangan yang sangat-sangat ekstra.

terlalu lemas aku untuk hanya sekedar menggerakan saja, cacat bukan? pokoknya aku mendokrin diri sendiri bahwa aku adalah perempuan cacat saat itu. tetapi seiring berjalan nya waktu aku menerima itu semua dengan ikhlas dan lapang dada bahwa aku bukan lah Naura yang dahulu kala.

berkat ikhtiar yang panjang aku sembuh dari kelumpuhan sementara ku itu, Bunda selalu ada di sampingku tiap waktu ketika aku butuh, dia siap jadi tangan kedua ku ketika aku menyerah pada tangan kiri ku yang sia-sia untuk di gunakan.

bagi aku support dari keluarga adalah peran yang sangat penting untuk kesembuhan seseorang dari jiwanya bahkan fisiknya.

"Ara, Sarapan dulu nak"

Pagi ini adalah hari pertama aku kerja menjadi salah satu karyawan di perusahaan Gaem Gyu, perusahaan Furniture terbesar di asia tenggara dan sudah merambah ke suksesan ke Uni Emirat Arab.

"WHAAAA emang yah, masakan Bunda itu paling ter the best se-antero rumah ini"

"iyalah, kalau bukan kalian-kalian yang muji masakan Bunda siapa lagi coba?" Bunda tersenyum dengan kerutan tua sepanjang wajahnya

hari ini memang sedikit sulit aku jalanin karena aku harus bertemu dengan orang penting dari perusahaan Gaem Gyu namanya Dalton kabar yang beredar dia lelaki hangat yang mengayomi para stafnya ga kebayang deh kalau sewaktu-waktu aku di buat baper sama keadaan yang dia buat.

"BISA, KAMU PASTI BISA NAURA"

menginjakan kaki di bangunan super megah ini membuat bulu kuduk ku meremang, orang-orang yang lalu lalang kesana kemari membuat sedikit nyali ku ciut, tetapi Nura bukanlah wanita yang ciut dengan mudahnya.

menggenggam tali tas selempang bewarna maroon membuat aku yakin dan percaya diri, mengeluarkan ID card dari dalam tas dan mengalungkannya ke leherku menambah kepercayaan diri ku ini makin bertambah dan sekaligus bangga.

seseorang menubruk badan ku secara tiba-tiba dan dia menunduk sebagai ucapan peringatan permintaan maaf nya atas kesalahan yang dia buat tadi, aku bahkan tidak bisa melihat wajahnya seutuhnya tetapi dia pria tinggi rahang tegas yang sangat samar dalam ingatan aku.

berjalan dan menuju lift dimana sekertaris Dalton berada, menekan tombol lift "P" Menandakan aku akan menemui bos besar dari perusahaan ini, keadaan lift yang hanya aku seorang diri membuat suasana dingin mencekam untuk aku lalui hingga lantai yang bertuliskan "P" tersebut tiba.

melangkah kan kaki menuju lorong dengan desain ala romawi kuno membuat aku terbawa serasa sedang kunjungan kedalam sebuah museum yang di bangun oleh negara, terlalu banyak cahaya terang membuat suasana lorong ini indah akan pemandangan yang di suguhkan gedung ini. gedung ini bahkan melewatkan lantai 30 bayangkan saya ketinggian dan indahnya pemandangan ini.

"Selamat Pagi Nona Naura, mari ikuti saya, saya akan mengantarkan adan kepada Dalton"

Sebentar.....bahkan sekretarisnya ini memanggil bosnya dengan sebutan Dalton tanpa ada nama 'pak,tuan atau bahkan Mr' seberapa bebasnya perusahaan ini.

ruangan dengan pintu kayu besar dari jati terbuka dengan sangat lebarnya menampilkan ruangan yang sangat bersih, wangi dan tata ruang yang sangat artistik sekali ada lemari kaca yang terisi beberapa pajangan Gundam di sebelah meja kebesarannya. meja kebesaran tersebut menampilkan tulisan ukiran dari beningnya kaca bernama kan 'Dalton'

pria yang di gadang-gandang punya sejuta pesona ini pun berbalik ke arah aku yang berdiri termenung melihat ukiran indah dari Tuhan yang maha kuasa, dia menggunakan pakaian sangat-sangat berbeda dari kesan kantoran, dia memakan jaket keluaran Saint Laurent - Black Leather Multi-Patch Motorcycle Jacket di padukan dengan kaos putih biasa dan celana Jeans hitam serta sepatu bermere kan Balenciaga - Triple S sneakers sangat sederhana dan elegan sekali.

"permisi, saya akan membuatkan teh saya pamit keluar dulu Dalton"

Dalton .. pria itu mengangguk mengiyakan serta mempersilahkan aku duduk hadap-hadapan dengannya di salah satu sofa besar di ruangan ini.

"saya sudah membaca riwayat CV kamu yang di berikan oleh Daniel pagi ini, kamu adalah Fresh Graduate tahun ini ?"

"betul pak"

" ruangan kamu akan berada di sini , sebelah saya karena kamu memutuskan melamar menjadi asisten kedua saya untuk menangani beberapa proyek yang saya tidak dapat handle, bilik kamu segera selesai sebentar lagi jadi saya mohon untuk tidak menimbulkan kegaduhan di ruangan ini"

"baik pak saya mengerti"

dia menyeringai sambil tersenyum ke arah ku, jujur saat ini aku lebih baik mati di makan harimau dari pada harus berhadapan dengan bapaknya harimau

"sepertinya Daniel lupa untuk memberi tahu kamu perihal nama di perusahan ini, perusahaan Gaem melarang para staff untuk menggunakan nama Asli . jadi kamu mau menggunakan nama siapa?"

sebentar, apa sih... aku ga mudeng sama sekali sama perkataan dia

" Nama saya Trevian kamu bisa panggil saya Dalton"

seperti ada kunang-kunang dalam kepala ku aku di hadapkan dengan sebuah gambaran abstrak dan senyuman pria yang memiliki rahang keras,

"eugh saya Naura Zelia Ferdinan saya akan memakai nama Dakota"

Dalton terdiam saat aku menyebutkan nama tersebut masih dengan wajah keterkejutannya dia bangun dalam keadaan lunglai sambil memegang sofa, tak lama bahkan sampai tidak hitungan menit Dalton terkapar di lantai. dengan sisa tenaga yang aku punya akibat kunang-kunang di kepalaku semakin membaik aku mencoba bangkit dan mengguncang tubuhnya dan memanggil namanya

"YA TUHAN DALTON, TOLONG!!!!!!! TOLONG SIAPAPUN TOLONG"

pintu jati besar tersebut di buka secara paksa dengan kencang oleh seorang Pria

"EUGH ARISKA TOLONG BILANG PA JAJA UNTUK SIAPKAN MOBIL" Ariska lebih tepatnya sekretarisnya lari menuju telpon untuk menghubungi yang bersangkutan . aku benar-benar bingung dalam keadaan ini, membantu pun aku tak bisa yang kulakukan hanya diam

"kamu ikuti saya , tolong "

sebenarnya Dalton kenapa? dia sakit apa? padahal tadi dia baik-baik saja

TBC


After ComaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang