Bab 2

182 2 1
                                    

Nazifa menyusuri lorong2 toserba yang menyediakan kebutuhan dapur, sekolah hingga kantor. Sebernya ia kesini hanya membeli beberapa peralatan belajarnya, tapi bunda tadi juga nitip sayur, sabun dan banyak kebutuhan rumah tangga lainnya. Dan sekrang nazifa harus muter2 mencari apa saja yang harus dibelinya sesuai kertas yang diberikan bundanya.

Setelah semua bahan sudah didapatkannya Nazifa mendorong trollinya menuju kasir untuk membayarnya.

"totalnya 635.000 rupiah mbak" ucap kasir cantik itu ramah.

Namun kalimat kasir itu membuat nazifa membelalakkan matanya. Sebanyak itu yang harus dibayar, sedangkan ia hanya membawa 5 uang seratusan.

"mbak ini barangnya apa bisa dikurangi? Uang saya tidak cukup untuk semuanya" ucap Nazifa tersenyum kaku, harap2 cemas. Semoga permintaanya bisa dikabulkan kasir.

"haduuh maaf mbak. Semunya sudah terhitung dan tak bisa diambil kembali"

Sebelum nazifa menjawabnya suara bas seorang pria disampingnya menyelat duluan.

"ini sekalian dihitung mbak. Saya yang bayar" pria itu memberikan 2 buah botol minuman dan beberapa snack. Si kasir pun menerimanya dan segera menghitungnya.

"eh maaf itu tidak perlu" tolak nazifa, menatap pria disampingnya.

"tak apa anggap saja sebagai salam perkenalan"ucap pria itu setelah melihat nazifa. Yang membuat nazifa mngerutkan dahinya tanda bingung.

"total semuanya jadi 915.000 rupiah mas" ucap kasir menginterupsi obrolan mereka.

Pria berambut cepak itu langsung mengeluarkan kartu kredit dari dompetnya dan memberikannya pada kasir. Setelah transaksi selesai. Nazifa mengambil belanjaannya pria itu juga melakukannya.

"Terima kasih untuk bantuannya. Mas bisa memberikan saya no rekening mas biar saya ganti uangnya"ucap Nazifa setelah mereka keluar dari toserba.

"tidak perlu, tapi bolehkah saya tau nama mbak" jawab pria itu dengan senyum termanis yang dimilikinya.

Namun belum sempat nazifa menjawab pria itu, ponselnya berdering, nazifa mengambil dari sakunya dan mengangkat telpon dari bundanya

"waalaikum salam iya bun"

"....."

"ia adek sudah selesai, ini mau pulang"

"....."

"iya waalaikum salam" nazifa menutup telponnya. Lalu kembali menatap pria yang dari tadi hanya diam mengamati nazifa menggangkat telpon

"maaf saya harus pergi, bunda saya menunggu. Assalamualaikum" sebelum pria itu menjawab nazifa sudah melangkah menuju motornya dan meninggalkan pria tinggi itu yang hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar menatap kepergian nazifa.

*******

Seorang pria sedang mengendarai mobilnya dengan senyum yang tak luntur dari bibirnya. Mobil hitam itu memasuki pelataran kedai es cream & coklat yang akhir2 ini lagi sedang ramai dikunjungi muda-mudi. Tak hanya karena namanya yang unik, menu2 yang ditawarkan tak kalah nikmat dan tentunya kreatif apalagi tempatnya yang intragamable. Cocok banget buat kalangan remaja2 saat ini yang lagi pengen eksis.

Pria tinggi itu keluar dari mobil dan berjalan masuk kedalam kedai.

"Pak Zhaffar"

Sapa Kasir kedai dengan senyum semanis mungkin pada pemuda tadi. ia hanya membalas dengan senyum tipis dan terus berjalan menuju belakang –yang digunakan untuk dapur-. Para karyawan kedai silih berganti menyapanya. dia Khairil Muzhaffar Argani, pemilik Kedai es cream & coklat itu. Sebenarnya bukan idenya menamai kedai itu dengan Korean drama. Ia hanya menuruti kemauan adek kesayangannya yang merengak agar kedai yang baru dibangun diberi nama seperti itu.

DecisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang