Bagian 1

66 11 15
                                    

Sebelum api itu semakin membara lebih baik aku padamkan dahulu.

"Heh! Lo kerjain PR gue buat besok." sambungan terputus begitu saja.

Gadis itu tertunduk lesu. Tak pernah terpikirkan jika hidupnya serumit ini. Terikat oleh iblis berwajah manusia.

"Kenapa aku nggak bisa nolak setiap keinginan Regan?" ucapnya sambil memandangi wajah lesunya di cermin berukuran 25cm×40cm yang menempel pada dinding kamar.

Fayra Arisani Rayadinata. Gadis berkacamata, polos, dan tak suka neko-neko. Fayra bukan anak orang kaya. Dia berasal dari keluarga sederhana yang beruntung mendapatkan beasiswa untuk sekolah di SMA Titanium. SMA yang dihuni oleh anak-anak konglomerat tidak seperti Fayra yang mlarat.

Beberapa hari lalu Fayra resmi menjadi pacar seorang Regan Gisaka Pradipta. Cowok terpopuler di SMA Titanium dan jangan lupa segala prestasi non-akademik yang pernah Regan raih. Regan memang tidak seperti murid yang lainnya. Dia justru suka membuat onar di sekolah.

Cewek-cewek banyak yang tidak suka dengannya karena mulut pedas yang dimilikinya. Namun ada juga yang diam-diam mengamati Regan sebab Regan termasuk most wanted dan berwajah rupawan.

Nasib sial mendatangi Fayra ketika dia terus dikerjai oleh Regan. Fayra tahu Regan hanya menjadikan dirinya sebagai aset. Aset yang digunakan saat dia membutuhkan Fayra.

Jam menunjukkan pukul 21.00 WIB mengingatkan Fayra agar segera mengerjakan PR Matematika milik Regan. Fyi, Regan suka sekali semena-mena dengan Fayra. Hampir saja Fayra ingin tidur tiba-tiba dia mendapat job. Job yang jelas merugikan dirinya.

Baru dua soal yang dikerjakan oleh Fayra, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Bahwa dirinya belum makan sejak pulang sekolah tadi. Sudah biasa bagi Fayra menahan rasa lapar demi membantu ibunya mengurus keuangan. Ayah Fayra hanyalah seorang pelayan di rumah makan dan ibunya menjual kue rumahan yang dititipkan ke toko-toko.

Malam ini Fayra akan menahan rasa laparnya dengan minum air putih. Dia beranjak keluar dari kamarnya menuju dapur untuk minum. Ekor matanya melirik sekilas tudung saji yang berada di atas meja. Rasa penasaran Fayra mulai timbul.

Perlahan-lahan dia membukanya dan betapa bersyukurnya Fayra ketika menemukan sepiring nasi goreng yang masih utuh tersembunyi dalam tudung saji.

Lalu dia melihat secarik kertas di samping piring nasi goreng itu yang kemudian dibacanya.

Makanlah dulu Nak, ini nasi goreng untukmu. Ibu tau daritadi kamu belum makan jadi Ibu buatkan nasi goreng buat kamu. Dimakan ya:)

Begitulah isi dari secarik kertas tersebut. Dengan lahap Fayra menyendokkan sedikit demi sedikit nasi ke dalam mulutnya sampai tak tersisa sebutir nasi.

Jam menunjukkan pukul 22.00 membuat Fayra buru-buru menyelesaikan tugas dari Baginda Monster.

Matematika kelas XII memang cukup mudah tetapi Fayra harus pandai-pandai berimajinasi karena materi kali ini berhubungan dengan bangun dimensi tiga. Dimana dalam proses pengerjaannya membutuhkan imajinasi yang tinggi agar memperoleh jawaban yang sesuai.

Tak jarang teman-temannya mengalami kesusahan yang luar biasa. Bahkan teman Fayra yang pandai dalam hal hitung-menghitung kewalahan sebab harus berimajinasi terlebih dahulu.

Penggaris dan pensil modal utama Fayra untuk menggambarkan bangun yang diinginkan sang pemberi PR. Mudah saja bila Fayra menyalin tugasnya sendiri ke buku Regan. Namun Fayra memiliki ide untuk menyalahkan sedikit jawaban dari PR Regan. Mungkin sedikit memberi Regan pelajaran kecil dalam hidupnya tak akan membuatnya marah. Maybe?
Otak Fayra mulai berkerja keras ditengah kantuk menggodanya.

Regan (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang