Pertemuan Kedua

0 0 0
                                    

Pagi ini Riana berangkat ke stasiun sedikit terlambat dari waktu biasanya. Sehingga Riana harus siap tenaga ekstra menghadapi padatnya kereta.

Sampai di stasiun Bogor, kereta tujuan Jakarta ke 4 akan segera berangkat. Tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri, Riana mempercepat langkahnya sampai setengah berlari. Sebanarnya Riana tidak akan terlambat sampai kantor, tapi Riana hanya tidak mau terlalu berdesak-desakan di CL jadi Riana lebih sering berangkat subuh untuk dapat kereta pertama atau kedua.

Gerbong paling pertama dan terdekat ya gerbong wanita. Tapi entah kenapa Riana malah tetap berjalan ke arah gerbong lain. Dia melihat gerbong wanita masih lengang walau kursi sudah terisi penuh. Pagi ini dia kesiangan dan sangat mengantuk, jadi dia berfikir untuk tidur sejenak. Oleh karena itu Riana mencari kursi kosong di gerbong umum. Karena biasanya laki-laki akan memberikan kursinya kepada perempuan walaupun bukan termasuk katagori prioritas.

Ketika Riana melangkah masuk ke dalam gerbong tiba-tiba pintu gerbong kereta sudah mau tertutup. Riana terkejut karena bajunya hampir saja terjepit antara pintu CL. Sampai tiba-tiba ada tangan yang nenariknya cukup kencang ke depan sehingga Riana tidak punya keseimbangan untuk berpijak. Riana pun hanpir terjatuh, tapi dia cepat langsung berpegangan tiang di samping kursi.

"Duh siapa sih tadi yang narik gw, untung gak jadi jatoh kan kalau gak malu banget jadinya" gerutu Riana dalam hati.

Pemandangan biasa dalam CL adalah hampir semua orang menutup wajahnya dengan masker dan menutup telinganya dengan earphone. Tak terkecuali Riana, sambil memegang hape nya Riana berjalan ke arah kursi yang masih kosong. Riana baru saja duduk ketika tiba-tiba ada seorang ibu yang berdiri tepat dihadapannya, Riana pun tak bisa bersikap egois akhirnya dia memberikan kursinya ke ibu itu.

Ada kursi yang masih kosong di pojok kereta. Kursi prioritas untuk ibu hamil, ibu membawa bayi, dan manula. Riana ingin sekali berjalan ke arah sana, tapi Riana terlalu malas untuk melangkah. Dia memutuskan untuk berdiri sambil menahan kantuk.

Riana tidak sadar kalau matanya terpejam sambil berdiri dan hanya berpegangan dengan gantungan tangan di atas kepalaanya. Riana pun beberapa kali hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangan.

Ketika rasa kantuknya sudah sangat tinggi Riana sudah tidak bisa lagi berdiri tegap.
"Duh... kok gw ngantuk banget sih pagi ini? Pasti karena tidurnya semalam terlalu kemaleman deh gara-gara teleponan sama Dennis sampai jam 1" gumam Riana lagi.

Kereta sampai di stasiun Depok Baru, kereta sudah sangat padat oleh penumpang. Hanya beberapa orang penumpang turun tapi penumpang yang naik jauh lebih banyak.

Riana tergencet tubuh orang-orang di kereta. Tapi karena sudah biasa Riana sudah tau trik untuk menahannya. Tapi karena masih mengantuk akhirnya Riana tidak sadar tertidur disebuah pundak. Pundaknya yang harum pikirnya dalam hati. Hal ini membuat Riana justru tambah nyaman tertidur dipundak itu.

Sampai akhirnya sipemilik pundak sadar kalau ada seorang wanita yang tertidur dipundaknya.
Laki-laki itu membangunkan seorang pria muda dihadapannya, meminta pria itu untuk bangun dan memberikan kursinya ke Riana.

Pria tersebut bangkit dengan wajah sedikit  enggan, kemudian mempersilahkan Riana untuk duduk. Riana yang belum sadar dengan hal itu dibangunkan dengan lembut oleh sipemilik pundak itu. Karena kaget Riana hanya bisa mengikuti perintah laki-laki itu untuk duduk.

"Mbak... mbak... maaf bisa bangun sebentar. Itu ada kursi kosong silahkan duduk!"

Tanpa pikir panjang Riana pun duduk. Kemudian laki-laki itu bilang Riana bisa kembali tidur karena stasiun tunjannya juga masih cukup jauh.

Seperti sedang terhipnotis, Riana hanya mengangguk dan tertidur kembali. Kali ini tidur Riana justru tidak senyaman tidur berdirinya tadi. Entah ada hal apa yang membuat Riana akhirnya jadi sulit memejamkan mata dengan lelap. Riana hanya bisa memejamkan mata tapi tidak bisa merilekskan tubuhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Commuter in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang