Dennis

10 0 0
                                    

Dennis adalah teman kuliahku, dari semester awal aku mulai kuliah kita sudah berteman. Bahkan saking dekatnya kami, orang-orang berfikir kalau kita pacaran.

Kami memang sering menghabiskan waktu bersama-sama. Tapi tidak hanya dengan Dennis, juga dengan sahabat ku Aliya.

Saat ini Dennis bekerja di sebuah stasiun TV swasta. Sedangkan Aliya memutuskan untuk mengambil magister di kampus kita.

Sebenarnya aku sudah tau lama kalau Dennis menyukaiku, tapi aku tidak mau merusak persahabatan dengan adanya cinta diantara kami. Apalagi aku tau kalau Aliya juga menyukai Dennis.  Dan Aliya juga tidak mau merusak persahabatan kami dengan cinta. Jadi, sampai saat ini kita masih berteman baik.

Siang itu di kantor

Bip...bip...bip... suara pesan masuk ke hapeku.

Terlihat nama pengirimnya Dennis.

"Ri, makan siang bareng yuk!"  Kebetulan studio tempat dia bekerja memang cukup dekat dengan kantorku.

"Hmmm... mau makan apa? Dimana? Semalam berbuat apa?" Ketikku membalas pesan Dennis sambil tertawa.

"Lu mah ya Ri, becanda terus. Hahhaha..."

"Dalam rangka apa nih lu ajak gue makan?"

"Dalam rangka merayakan temen gue ini udah kerja"

"Hehehe... ya Den, gue kan baru hari pertama kerja belum punya gaji lah buat teraktir lu makan"

" yaaa..... si Riana. Memang siapa ya yang mau minta ditraktir makan? Uang gue juga masih banyak gak perlulah diteraktir sama lu" jawab Dennis sombong

"Hmmm.... berarti bapak Dennis mau teraktir gue dong?" Jawab Riana semangat

"Iya bawel"

" oke deh gue mauuuuu...." jawab Riana kembali dengan semangat. Hari pertama kerja diteraktir siapa yang gak mau.

"Oke 10 menit lagi gue sampai kantor lo"

"Siap" jawab Riana singkat

Dan bener aja 10 menit Dennis udah nangkring di parkiran kantorku. Dia melambaikan tangannya ke arahku sambil tersenyum bikin tambah kelihatan ganteng pakai seragam hitam hitam khas stasiun TV itu.

" hai Dennis. Duh tambah kece aja akh pakai seragam kebanggaan kru tivi favorit itu" sapa ku sambil menggoda Dennis.

"Hahaha... bisa aja lu Ri, lu juga tambah cantik pakai baju dan rok rapih. Gak kaya waktu kuliah dulu dekil and kumel" tawa Dennis membalas ejekanku.

"Yuk jalan Den, nanti waktu makan siangnya keburu habis. Guekan pegawai baru takut telat baliknya nanti"

"Yuk, naik cepet" sahut Dennis sambil memberikan helmnya ke Riana.

Dan motor Dannis pun melaju dengan cepat kaya motor pembalab.

Sampai di tempat makan tanpa berlama-lama kami langsung memesan makanan. Daerah Tebet memang dikenal akan kafe dan restorannya yang beraneka macam. Jadi untuk cari tempat makan enak di sini gak terlalu susah.

"Ri, ada yang mau gue omongin" suara Dennis memecah konstrasi yang sedang serius melahap makan siangku.

"Iya, ngomong aja. Kenapa?" Sahut ku lagi, penasaran.

"Hmmm.... gimana ya?" Dannis terihat kikuk saat mau mulai bercerita.

"Ri, kitakan udah sama-sama lulus kuliah. Lu juga udah kerja, gue juga udah kerja dan Aliya juga udah lanjutin S2 dan udah ada yang khitbah" Dennis memulai percakapan

Commuter in LoveWhere stories live. Discover now