#41 Isabella

4.1K 200 14
                                    

Rencananya, Jackson akan pergi ke Busan untuk melanjutkan pekerjaan yang sudah cukup lama ia tinggalkan sementara Jennie tetap di Seoul karena banyak pekerjaan yang menumpuk.

Namun tiba-tiba Jennie ingin ikut Jackson ke Busan. Jackson sudah meyakinkan Jennie bahwa ia baik-baik saja dan Jennie tidak perlu meninggalkan pekerjaannya, tapi Jennie memaksa untuk ikut ke Busan, dan akhirnya mereka berdua kini berada di Busan.

" Semua karyawanmu ada di sini? " tanya Jennie sesampainya mereka di mansion keluarga Kenneth

" Iya. Lantai satu dan dua udah ditempati karyawanku. Tapi lantai tiga dan empat khusus untukku dan tidak ada yang boleh melanggar batas " balas Jackson

Jackson menggiring Jennie ke kamarnya, disana juga sudah tersedia semua keperluan Jennie.

" Istirahatlah.. Nanti aku kembali " ucap Jackson mengusap kepala Jennie pelan kemudian pergi meninggalkannya

Jujur saja Jackson merasa bersalah telah egois pada Jennie hingga membuat Jennie kepikiran tentang ajakannya untuk menikah. Ia sadar bahwa dirinya terlalu cepat.

Jackson memfokuskan dirinya pada pekerjaan terlebih dahulu karena sekarang tidak ada Lucas yang bisa ia andalkan. Karena itu Jackson jadi lebih sibuk dan sulit untuk meninggalkan pekerjaan.

Di sisi lain, Jennie sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia benar-benar belum siap, tapi dia tidak ingin mengecewakan Jackson yang benar-benar baik padanya.

Handphone Jennie berdering dan menampilkan nama Eomma-nya. Dengan cepat Jennie langsung mengangkatnya.

' Eommaa.. ' teriak Jennie dengan nada keputus asaannya

' Ada apa Nini? Kenapa suaramu terdengar begitu menyakitkan? Kau dimana sekarang? ' tanya Jessie khawatir mendengar suara Jennie

' Aku sedang di Busan bersama Jackson. Aku harus bagaimana Eomma? ' ucap Jennie

' Memang apa yang kau khawatirkan? Kalau memang belum siap, Eomma yakin Jackson mengerti ' balas Jessie gemas dengan tingkah anaknya yang tiba-tiba jadi labil seperti remaja

' Karena dia terlalu mengertiku, aku jadi makin merasa bersalah ' balas Jennie membuat Jessie tertawa di sebrang sana

' Harusnya kau malah bersyukur karena dia bisa mengerti bagaimanapun kondisimu. Kalian bicarakan baik-baik lagi, keluarkan semua keluh kesahmu padanya. Jika kau hanya memikirkannya sendiri, kau tidak akan mendapat jawaban Nini ' ucap Jessie menceramahi anaknya itu

' Aku tidak ingin mengecewakannya ' balas Jennie

' Kau tidak ingin mengecewakannya tapi kau juga tidak mau segera menikah dengannya. Lalu kau mau bagaimana? Bicarakan dengan Jackson, kau akan mendapat jawabannya nanti ' balas Jessie kesal dengan Jennie

' Yasudah aku akan bicara dengannya ' balas Jennie pasrah, semua yang dikatakan Eomma-nya memang benar

' Kabari Eomma lagi kalau sudah bicara dengan Jackson ' ucap Jessie kemudian mematikan sambungan telfon

Setelah berbincang dengan Jessie, Jennie memberanikan diri untuk menghampiri Jackson di ruang kerjanya. Ia membuka pintu perlahan, namun Jackson tidak menyadari kehadirannya karena dia sibuk dengan tumpukan kertas di mejanya itu.

Perlahan Jennie duduk di sofa dekat meja Jackson dan memperhatikan lelaki itu bekerja. Dengan kacamata yang menghiasi wajah Jackson, ia terlihat semakin tampan dengan wajah seriusnya itu. Cukup lama Jennie memperhatikan Jackson.

" Sejak kapan kau disitu Nini? " tanya Jackson yang baru menyadari kehadiran Jennie

" Tidak lama kok " balas Jennie tersenyum lembut

Mr.Cold & Mrs.SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang