Bab 2

94.8K 8.6K 587
                                    

Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [Al-Ahzaab: 56]

💙💙💙


Segerombolan anak kecil langsung berlari menghampiri Agatha. Mereka semua tampak gembira menyambut kedatangan perempuan itu.

"Ibu gulu bawa apa hali ini?"

Agatha berjongkok, menyamakan tingginya dengan anak kecil berjilbab biru muda di hadapannya, ia mencubit gemas pipi gembul anak itu. "Ibu guru bawa cokelet." Agatha mengeluarkan cokelat dari paper bag yang ia bawa.

"Mau!" Beberapa anak serempak berteriak.

"Nanti Ibu kasih satu orang satu, oke." Agatha menatap anak-anak yang mengelilinginya.

Mereka semua mengangguk senang.

"Safa mau cokeletnya cekelang." Anak kecil  bernama Safa itu menadahkan tangannya.

Agatha tersenyum. "Khusus buat Safa, Ibu kasih sekarang." Agatha meletakkan sebatang cokelat di telapak tangan mungil Safa membuat anak itu memekik girang.

"Telima kasih," kata Safa diiringi senyuman.

"Sama-sama Sayang," balas Agatha.

"Ibu Peri." Seorang anak laki-laki menghampiri Agatha. "Buat Ibu," katanya seraya menyerahkan bunga kamboja pada Agatha.

Agatha tersenyum lalu menerima bunga itu. "Terima kasih Kahfi."

"Karena aku sudah kasih Ibu Peri bunga, sekarang aku mau cokeletnya," pinta Kahfi dengan gaya polosnya.

Agatha tertawa lalu mencubit gemas pipi Kahfi. "Bisa aja kamu, nih cokeletnya." Agatha menyodorkan cokelet itu lalu menariknya kembali disaat Kahfi ingin meraihnya.

"Kok Ibu Peri ngerjain sih?" Kahfi cemberut.

"Cium dulu." Agatha memiringkan wajahnya.

Dengan senang hati Kahfi mengecup pipi Agatha. Setelahnya ia tersenyum senang karena mendapat cokelat dari perempuan yang selalu ia panggil Ibu peri itu.

"Jangan lupa bilang apa?" tanya Agatha.

"Terima kasih Ibu Peri." Kahfi tersenyum hingga menampakkan giginya yang baru saja tanggal dua di tengah.

Di halaman belakang panti, Agatha bersama 20 anak duduk melingkar di bawah pohon rindang. Perempuan itu baru saja selesai membagikan cokelat yang ia bawa.

"Jangan lupa baca bismillah," kata Agatha.

"Kalau kita gak baca bismillah, nanti setan ikut makan cokeletnya, iya nggak Bu?" tanya salah satu anak.

Agatha mengangguk diiringi senyuman.

"Hali ini Ibu mau bacain celita apa?" Safa yang duduk di pangkuan Agatha mendongak, bibirnya belepotan cokelat. Anak berumur 4 tahun itu terlihat sangat lucu di mata Agatha.

Agatha berpikir sejenak. "Hari ini baca ceritanya libur dulu ya."

Anak-anak mendesah kecewa mendengar penuturan Agatha.

"Yah, nggak seru," celetuk salah satu anak.

"Jangan sedih dulu, sebagai gantinya kita sholawatan aja, mau gak?" tanya Agatha.

"Mau!" Mereka semua berteriak, suara Kahfi paling keras.

Agatha tersenyum. Ia mulai menyenandungkan sebuah selawat. Anak-anak mengikutinya dengan riang, melantunkan selawat untuk Baginda Nabi Muhammad SAW.

Permaisuri Hati | Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang