Ya, selama ini yang selalu membeli bahan makanan adalah Yoongi. Karena Nara tak pernah punya uang untuk membelinya.

Kalian pasti bertanya-tanya, uang Nara selama 3 tahun bekerja ini di kemanakan?

Kalian ingat jika Nara ini punya paman dan bibi di Ilsan? Nah, uang itu selalu ia transfer-kan pada paman dan bibinya yang punya hutang besar pada rentenir. Setidaknya Nara ingin membalas budi pada mereka yang sudah mengurusnya sejak orang tuanya meninggal dunia.

Dan Yoongi tidak tahu apa-apa tentang itu semua. Yang Yoongi tahu, gaji Nara selalu di potong karena keteledoran Nara saat bekerja. Itulah yang sering Nara bilang pada Yoongi. Padahal kenyataannya tidak. Lagipula tidak mungkin jika Nara sesering itu membuat kesalahan tapi ia tetap dipertahankan.

Kenapa Nara merahasiakannya pada Yoongi? Karena dia takut jika Yoongi akan membayar semua hutang paman dan bibinya. Padahal semua itu salah pamannya sendiri yang selalu bermain judi.

Yoongi itu memang terlihat dingin dan kasar pada Nara. Tapi sebenarnya, Yoongi sangat menyayanginya. Ia tak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada gadis tersebut.

Kembali lagi pada Nara yang masih termenung di area dapur. Ia sedang berpikir akan membuatkan makanan apa untuk Yoongi. Jadi ia memilih mencari jawabannya di situs never. Jemarinya itu lihai menelusuri artikel-artikel kesehatan dan akhirnya menemukan salah satu minuman untuk meredakan sakit flu.

Teh madu dan lemon.

Ia memilih minuman itu untuk diberikan pada Yoongi. Buru-buru ia menyipkan air teh, madu juga lemon yang untungnya masih tersisa di dalam kulkas lalu meraciknya hingga ketiga bahan tersebut bersatu menjadi sebuah minuman hangat.

Nara kembali menuju kamar seraya membawa minuman racikannya, mendapati Yoongi yang masih saja tekun dengan tugas-tugasnya.

"Bisa kau matikan dulu laptopmu?"

Yoongi pun menyimpan kembali laptopnya. Menerima gelas yang Nara berikan padanya.

"Apa ini?"

"Teh madu dan lemon. Hebat, kan aku ini?" Nara menaik turunkan alisnya, meminta pujian dari Yoongi.

"Pasti kau mencarinya di situs never, kan?" Yoongi mulai menyeruput teh hangatnya secara perlahan.

"Ck ... setidaknya aku sudah berusaha," ucapnya mulai kesal.

"Kenapa kau yang sakit sih? Kenapa bukan aku saja?"

Yoongi menaikkan satu alisnya, menatap Nara yang kini terlihat menunduk dengan tatapan sendu.

"Apa maksudmu?"

"Iya, seharusnya aku saja yang sakit. Kalau kau sakit, bahan makanan di dapur jadi kosong, kau juga pasti tidak bisa bekerja. Terus kau mau dapat uang dari mana?"

Yoongi memutar bola matanya jengah. Dia kira Nara benar-benar peduli padanya, ternyata Nara hanya peduli dengan stock makanan juga uang di dompetnya.

"Benar, kenapa Tuhan tidak membiarkanmu saja yang sakit." Yoongi menyimpan gelas teh pada nakas dan kembali mengambil laptopnya.

Nara bergeming seperti memikirkan sesuatu.

Lalu tak lama, ia menjentikan jarinya sebelum berkata, "bagaimana jika kau memindahkan penyakitmu itu padaku?"

Kembali, Yoongi menatap Nara dengan heran. Tak mengerti dengan ide-ide gila yang keluar dari kepala gadis itu.

"Bagaimana caranya?"

Nara kembali berpikir, lalu ingat apa yang pernah dikatakan Sujeong dulu padanya.

✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]Where stories live. Discover now