Enough is enough (Selfishness)

2.2K 218 0
                                    

Vote and comment didn't cause any harm
So can i get some?

©©

Sepasang anak adam tengah bercengkrama disudut ceremony itu, Wonwoo hanya memperhatikan mereka berdua dengan wajah datarnya, diliriknya deretan kursi-kursi yang berisi remaja-remaja dengan kamera mereka –terlihat sibuk mengabadikan semua moment yang dilakukan idol mereka.

Wonwoo menghela napas lelah, matanya memang sudah terbiasa melihat pemandangan menyakitkan itu. Namun, hatinya tidak bisa dibohongi. Wajahnya mungkin dapat membohongi. Namun, matanya tidak dapat berbohong.

Ia menatap sendu, tepat kearah dua orang yang tengah berbisik dengan akrabnya.

©©

Wonwoo dengan cepat melangkahkan kakinya menuju kendaraan yang akan membawa mereka kembali ke 'rumah'. Ia lelah, sangat lelah. Bahkan teriakan Seungcheol dibelakangnya tak lagi ia perdulikan.

Acara itu telah berakhir beberapa saat lalu. Gurat-gurat lelah telah dengan gamblangnya tercetak diwajah-wajah tampan itu, mereka semua sudah siap untuk kembali kerumah tercinta sebelum Seungcheol menemukan seorang dari anggotanya terlihat tidak bersemangat. Ia bermaksud menghampiri anggotanya itu, sebelum yang dimaksud dengan cepat melangkah keluar ruang ganti mereka.

"Ya! Wonwoo-ya!" Teriak Seungcheol, ia seketika mendapat tatapan dari teman-temannya yang lain.

"Ada apa?" Jeonghan –yang banyak berperan sebagai ibu- menghampiri Seungcheol dan menanyakan perihal seruannya pada salah satu adiknya.

"Wonwoo terlihat tidak baik-baik saja tadi, aku bermaksud menghampirinya tapi ia sudah terlanjur pergi. Sepertinya terjadi sesuatu dengannya. Apa ada yang tau apa yang terjadi?" Tanya Seungcheol pada sepuluh orang lainnya.

Dengan serempak, kesepuluh orang itu menggelengkan kepalanya.

"Aku akan menyusul Wonwoo hyung," Ujar seorang dengan kulit kecoklatan. Ia sudah akan beranjak pergi sebelum sebuah tangan menahannya.

"Biar aku saja yang pergi. Kau, sadarilah sikapmu terlebih dahulu sebelum mendekati Wonwoo." Jeonghan kemudian melangkahkan kaki dari ruangan itu. Mingyu memasang wajah bingungnya, sedangkan yang lain terlihat telah memahami situasi yang ada. Satu persatu dari mereka beranjak dengan bungkam.

"Jeonghan benar gyu. Sadarilah kesalahanmu. Kau tidak bisa terus-terusan melakukan hal yang sama pada seseorang." Seungcheol, yang keluar paling akhir menepuk pundak kanan Mingyu sebelum keluar dari ruangan itu.

©©

Sepanjang perjalanan van itu hanya berisi sunyi. Jika biasanya Seungkwan, Soonyoung, dan Seokmin sibuk membuat suasana ceria, kali ini mereka memilih untuk bungkam. Wonwoo terlihat menyandarkan kepalanya pada kaca jendela, pandangannya menerawang jauh. Sedangkan seorang lainnya memakukan pandangannya pada Wonwoo.

Perjalanan kali ini terasa sangat panjang bagi mereka.

.

Keadaan dorm tidak jauh berbeda dengan keadaan divan. Tak ada candaan seperti biasanya. Ketigabelas orang itu memilih melakukan aktivitas tanpa mengeluarkan kata-kata. Wonwoo, sang tokoh utama, lebih memilih untuk langsung masuk kedalam kamarnya dan tenggelam dalam selimutnya –setelah berbersih diri- dari pada melakukan aktivitas lainnya.

Disudut lain dorm terlihat seorang lelaki dengan tinggi dan wajah menawan tengah mengacak rambutny kesal. Apalagi kali ini yang ia perbuat? Ia mencekal tangan seseorang yang baru saja melewatinya.

[A Wonderful Destiny]Where stories live. Discover now