Part 3

1.5K 163 71
                                    

***









Gerbang besar itu terbuka dengan lebar, bungkukan hormat para pekerja yang berjaga diarea depan menyertai masuknya mobil kedalam pelataran Mansion Jung.

Seohyun segera mematikan mesin mobilnya, kemudian menoleh pada kursi samping dimana ada Jessica yang masih setia memejamkan mata. Gadis itu tertidur, tapi kerutan di dahinya menandakan jika tidur ketua Sema itu tidak tenang sama sekali, pun dengan keringat sebesar biji jagung yang menghiasi dahinya.

Seohyun kembali meletakkan punggung tangannya pada dahi mulus ketuanya, yang malah membuat si sulung Jung itu membuka mata.

"Sudah sampai?" Seohyun mengangguk pelan.

"Demam mu masih tinggi, Unnie. Kau yakin tidak ingin aku antar ke Rumah Sakit?" Jessica menggeleng pelan dan segera melepaskan seatbelt kemudian meraih tas nya.

"Tidak perlu, kau tidak lupa jika Eomma ku seorang Dokter, kan?" Jessica tersenyum, sedikit memberi hias pada bibir pucatnya. Dari pada Rumah Sakit, Ia justru lebih membutuhkan kamarnya saat ini, lebih tepatnya pada tabung kecil yang menampung pil untuk setidaknya membuat laju pernafasannya membaik.

"Mampirlah lebih dulu" Jessica segera membuka pintu mobil wakilnya dan segera keluar sebelum kemudian kembali menutupnya.

"Sepertinya aku langsung pulang saja, Unnie. Aku ada janji makan malam dengan Eomma dan Appa. Sampaikan saja salam ku pada paman dan bibi Jung" Jessica mengangguk "Terimakasih" ujarnya pelan

Seohyun tersenyum dan balas mengangguk "Istirahatlah yang banyak, tapi sebelum itu jangan lupa untuk makan lebih dulu, bila perlu dengan porsi double, kau sudah melewatkan makan siangmu tadi" Jessica lagi-lagi hanya mengangguk, gadis itu tidak lagi memiliki tenaga untuk sekedar membalas ocehan panjang wakilnya

Mobil Seohyun sudah terlihat keluar melewati gerbang, Jessica segera berbalik untuk masuk kedalam rumahnya dan berjalan cepat untuk segera menuju kamarnya dilantai dua.

Challista Jung mendengar suara mobil yang berhenti di pelataran rumahnya, Ia yang sedang memasak di dapur teralihkan fokusnya untuk melihat siapa yang datang.

Melihat putri sulungnya masuk kedalam rumah membuat wanita paruh baya itu tersenyum lebar.

"Sooy—"

Jessica melewat begitu saja, sepertinya gadis itu tidak sadar dengan kehadiran Eomma nya dari arah dapur.

Tetapi Challista yang lebih dulu sadar jika ada yang tidak beres dengan kondisi putrinya segera bergegas untuk menyusul setelah sebelumnya menyerahkan masakannya pada petugas dapur.

Jessica melemparkan tasnya ke atas kasur dan segera membuka laci, mengobrak-abriknya asal tapi Ia tidak bisa menemukannya disana, kemudian  berpindah pada lemari tapi lagi-lagi Ia tidak menemukan benda yang dicarinya.

"Eomma menyimpannya di laci bawah" Ny. Jung masuk dan segera mengambil benda yang di butuhkan putrinya di tempat yang baru saja Ia sebutkan.

Menyerahkannya segera beserta satu gelas air, menuntun putrinya untuk meminumnya dengan perlahan.

Jessica kembali menyerahkan gelasnya pada sang Eomma sebelum kemudian mendudukan bokongnya pada kasur, mencoba tenang dengan setiap tarikan nafasnya yang terasa berat. Ini bukan yang pertama kali, jadi gadis itu sudah tahu apa yang Ia butuhkan ketika mendapatkan serangan mendadak seperti saat ini

"Tarik nafas dengan perlahan, rilex dan jangan tegang, oke" meski begitu, Eomma nya selalu bersikap seperti Jessica baru pertama kali mengalami ini.

Because Your My Twins [REVISI]Where stories live. Discover now