BAB 37

3.3K 137 2
                                    

Rama melirik jam di dinding menunjukkan pukul 16.30 menit. Sumpah, ini benar-benar keterlaluan, saudaranya itu tidak keluar keluar dari ruangan gym. Sampai akhirnya ia tertidur tidak sadarkan diri di sofa dengan tv menyala.

"Katanya habis makan, langsung pergi ke tempat mama. Lihat nih udah jam berapa !," dengus Rama, meminta keadilan kepada Aru, karena ini udah kelewat sore untuk ke rumah mama. Enggak tau apa, ia udah kangen banget sama mama.

"Istirahat dulu sebentar, kamu juga tadi tidur di sofa, enggak enak juga bangunin kamu yang udah pulas gitu," ucap Aru tenang, ia melirik Rama yang berjalan ke arahnya.

"Aku ketiduran itu karena kelamaan nungguin mas !,"

Rama melirik Aru, saudaranya itu sudah nampak rapi dengan kemeja putih yang dikenakannya, seperti sudah siap untuk pergi,

"Emang habis ngapain tempat fitness sama mbak Ajeng," ucap Rama.

"Ya nge-gym lah," Aru tidak terlalu suka Rama mulai menyelidikinya. Baginya bocah kecil itu selalu sok tahu.

"Perasaan kalau nge-gym sejam udah kelar, itu juga udah ngos-ngosan. Lah ini nge-gym berjam-jam, mana ada nge-gym selama itu,"

"Ya ini mas buktinya," ucap Aru datar.

"Pasti mas udah macam-macam kan, sama mbak Ajeng di dalam sana!,"

"Jangan ikut campur urusan orang dewasa,"

"Mas pasti ena-ena kan sama mbak Ajeng,"

"Sok tau kamu," ucap Aru.

"Ya taulah, tampang mas berseri-berseri kayak gini. Apalagi udah lama enggak ketemu, beh dunia serasa milik berdua !,"

"Hemmm," Aru menahan tawa melirik Rama, ia meletakan gelas di meja.

"Aku sumpahin mbak Ajeng hamil, biar tau rasa !,"

"Ya bagus kalau hamil, itu tujuan mas dari awal !,"

"Dan kamu bersiaplah punya keponakkan," timpal Aru, ia melangkah menuju kamarnya kembali.

Rama yang mendengar itu lalu melotot, "Gila !, jadi beneran mas udah enak-enak sama mbak Ajeng !," Rama mengikuti langkah Aru.

"Kalau iya kenapa?,"

"Kan belum nikah,"

"Nanti juga bakalan nikah,"

"Tapi kan mas ...,"

"Kamu ini kepo banget sih urusan mas,"

"Mas !,"

Aru menghentikan langkahnya, ia menoleh ke belakang menatap Rama. "Kenapa lagi sih !,"

"Mbak Ajeng mana?," tanya Rama mulai mencari keberadaan wanita cantik itu.

"Lagi mandi," ucap Aru

"Ngapain mandi?,"

"Kamu ini gimana sih, mau ketemu mama ya harus mandi lah. Masa mau ketemu mama kucel kucel,"

"Ya tapikan ...,"

"Tugas kamu sekarang tunggu di depan, sepuluh menit lagi kita berangkat," ucap Aru lalu menutup pintu kamar.

Sementara Rama hampir frustasi melihat tingkah saudaranya yang sudah kelewat batas itu. Lihatlah dia sekarang malah menyuruh menunggu seenak jidatnya di luar. Ia sudah menunggu terlalu lama, dan sekarang menyuruh menunggu lagi.

Rama lalu mengedor pintu kamar Aru, ia tidak bisa membiarkan ini terjadi lagi,

"Mas ...!" Ucap Rama keras.

"Mas ...!,"

Pintu kamar lalu terbuka, Rama menatap kilatan mata tajam Aru,

"Kenapa lagi sih !," ucap Aru mulai kesal.

MY LOVE MY CEO (SELESAI)Where stories live. Discover now