BAB 8

2.9K 176 1
                                    

Aru mengedarkan pandangannya kesegala penjuru ruangan. Ini merupakan pertama kalinya ia ke apartemen Ajeng. Apartemen yang cukup luas, bukan apartemen berbentuk studio. Di dinding berwarna putih itu terdapat lukisan, lukisan abstrak yang sangat menarik. Perpaduan warna, yang terlihat hidup.

"Lukisan itu semua om yang buat,"

Aru lalu menoleh memandang laki-laki separuh baya itu,

"Jadi om yang buat,"

"Di Bali om ada galeri lukisan, datanglah ke sana, nanti om akan kasih satu,"

"Serius om mau kasih aku," ucap Aru tidak percaya. Betapa bahagianya ia jika di kasih secara cuma-cuma, lukisan yang terlihat menakjubkan itu.

"Serius,"

"Nanti saya pasti akan ke sana menagih janji om," ucap Aru sambil terkekeh, ia melirik Ajeng yang sudah menghilang dari balik pintu kamar.

"Om hobi melukis?," tanya Aru.

"Melukis itu bagian sudah seperti bagian dari hidup om. Melukis merupakan suatu bisnis kreatif dan harga jualnya lumayan tinggi,"

"Biasa setiap tahun, om mengikuti pameran yang digelar di galeri Nasional Indonesia, tak jarang orang luar membeli lukisan om. Kadang om tidak tahu siapa pembelinya, mereka membelinya dengan harga tinggi,"

"Om melukis untkuk mengisi waktu luang, ketika bosan di rumah,"

Ayah Ajeng dan Aru memilih duduk di sofa. Ia memandang Ajeng keluar dari kamar, membawa papan catur. Ajeng menyerahkan catur itu kepada Aru.

"Kalian sudah lama kenal?" Tanya ayah Ajeng kepada Aru yang sedang membentangkan papan catur.

"Baru kok om," ucap Aru, memandang Ajeng yang berjalan menjauh menuju dapur. Ia lalu menyusun bidak catur. Kedua benteng di letakkan di sudut diikuti kuda dan gajah.

"Owh gitu pantesan om baru lihat kamu, biasa main catur sama Tatang,"

Alis Aru terangkat, ia ingat betul laki-laki bernama Tatang. Laki-laki itulah yang ia temui di Lobby,

"Tatang?"

"Kamu kenal Tatang?" Tanya ayah Ajeng.

Aru melirik Ajeng, wanita itu membalas pandangannya. Wajah wanita itu terlihat cemas dan menggigit bibir bawah. Bibir Aru terangkat menyungging senyum. Ia ingin tahu lebih lanjut laki-laki bernama Tatang itu seperti apa.

"Kenal kok om,"

"Om sebenarnya ingin Tatang bersama Ajeng. Karena dia lah laki-laki yang selalu menjaga Ajeng, disaat om jauh. Om sangat menyayangkan Tatang lebih menikah dengan wanita pilihanya. Tapi sudahlah namanya bukan jodoh, mau diapakan lagi,"

Sekarang ia tahu ternyata laki-laki bernama Tatang, begitu dekat dengan keluarga ini.

"Sabar saja, suatu saat akan diganti dengan yang lebih baik," gumam Aru.

"Iya, kamu benar," ayah Ajeng kembali memandang ke papan catur.

Permainan catur merupakan salah satu permainan yang membutuhkan keahlian dan strategis. Intelektual dan kecerdasaan sangat diperlukan. Bukan berarti anak kecil tidak bisa mengalahkan orang dewasa. Inilah permainan kuno yang dianggap salah satu permainan papan terbaik di dunia.

"Sudah berapa lama kamu buka tempat fitness," Tanya ayah Ajeng, memandang Aru.

"Sudah lumayan lama sih om, hampir tujuh tahun,"

"Lumayan lama juga ternyata, sudah berapa cabang?"

"Baru dua om, salah satu cabangnya ada di Tangerang,"

MY LOVE MY CEO (SELESAI)Where stories live. Discover now