Entah aku yang bodoh atau takdirku yang suka seloroh.
akrab sekali dengan duka sampai terkadang serasa sejiwa. Untungnya hanya kehilangan jasad, bukan serta nyawa.
Alhamdulillah.
Aku masih bersyukur. Setidaknya dengan ini aku belajar bahwa Tuhan tak meragukan kekuatan mentalku perkara manusia.
Sekali lagi, alhamdulillah aku masih bisa makan meski sesak didada akibat perlakuan sesama manusia.
Biar saja, toh dia juga makhluk hidup.
Aku percaya, Tuhan tak sia2. itu saja.
YOU ARE READING
Aksara Jiwa Diendra
PoetryHanya dengan bahasa dan aksara aku bisa mengutarakan bagaimana rasanya terlalu cinta dalam memeluk luka. Dan kupastikan kau tak akan pernah membaca, sebab tulisanku terlalu sederhana untuk keras hatimu yang sempurna.