💞 Diantara Dua 💞

Start from the beginning
                                    

Seokjin mengulum bibirnya, kemudian ia mencoba mengingat sesuatu, “kalau karya nya Arshile Gorky?”

Irene mengerutkan keningnya mencoba mencerna nama yang di sebutkan Seokjin sambil berpikir, “itu bukannya pelukis abstrak yang paling terkenal ya? Karya-karya nya itu abstrak semua tau gak, gue gak suka sesuatu yang gak jelas." Irene terdiam sebentar menatap Seokjin yang terlihat berfikir, “lo suka lukisan juga emang? Kok bisa tahu nama pelukis abstrak itu?” Senyuman Irene kembali merekah karena berfikir kalau Seokjin menyukai lukisan sama seperti Mamanya. Bukan kah akan menjadi menantu yang sempurna? Begitu pemikiran Irene

“Bukan, cuma ada anak murid gue yang suka banget sama lukisan, dan salah satu pelukis favorit dia ya itu si gorke gorke itu,” jawab Seokjin menyebut asal nama pelukis kesukaan Chaeyoung

Bahu Irene melemas, senyum nya kembali pudar, namun sebisa mungkin ia mengendalikan perasaan nya yang sudah campur aduk akibat ulah Seokjin.

Pria tampan itu dengan mudah nya membuat Irene melayang di udara, lalu dengan mudah nya juga di hempaskan kembali ke bumi, semoga saja Irene tidak dimainkan sesuka hati, lalu di tinggal pergi.

“Tapi kisah si pelukis abstrak itu tragis loh," ujar Irene ceria berusaha menutupi perasaan nya, "kalau gue gak salah ingat nih ya, itu tuh pelukis yang nasib nya miris banget, studio nya pernah kebakaran terus lukisan nya hangus semua, terus dia juga di diagnosa kena kanker habis itu dia di selingkuhin lagi sama istrinya, udah gitu dia kecelakaan sampek tangan nya gak bisa di buat ngelukis lagi, tragis deh pokoknya,” jelas Irene panjang lebar dengan raut wajah menyedihkan yang tak di buat-buat.

Mendengar itu, Seokjin jadi ngeri sendiri, kenapa Chaeyoung menyukai peluksi seperti itu?

Tapi bukankah tidak masalah siapa orang nya? Yang terpenting adalah karya nya!

Jadi Seokjin tidak mau ambil pusing mengenai Chaeyoung dan melanjutkan obrolan nya dengan Irene.

💞

Chaeyoung yang baru masuk ke rumahnya, sampai ruang tengah di sambut dengan pemandangan Mamanya yang sibuk menunduk dengan tangan kanan memegang benda canggih persegi panjang yang bisa di mainkan dengan cara di sentuh, dan tangan kiri yang sesekali terangkat, mengangkat cangkir kaca yang di yakini berisi teh hangat kesukaan Mamanya.

Wanita cantik yang terlihat masih muda itu mengenakan baju tidur yang sebenarnya terlalu mewah hanya untuk di bawa tidur.

Tiba-tiba fokus Chaeyoung tercuri pada seorang Pria yang sedikit lebih tua dari Wanita cantik itu, berdiri dari tempatnya duduk di sopa ruang tengah dan melakukan hal yang sama, sibuk dengan dunia nya sendiri.

Bahkan mereka tidak menyadari kehadiran Chaeyoung yang masih berdiri di ruang tengah seakan meminta perhatian akan keberadaan nya

Chaeyoung yang sudah senang hari ini karena bisa pergi jalan-jalan berdua dengan Seokjin, seketika kesenangan nya menghilang.

Ia lupa menanyakan kepada Bi Ana kapan orang tuanya akan pergi lagi, ia terlalu terburu-buru pergi dari rumah dengan alasan akan menginap di rumah Tzuyu, padahal ia hanya tidak ingin berada di satu rumah dengan orang tuanya.

Jadilah Chaeyoung menginap di hotel, karena orang tua Tzuyu sedang berada di rumah, Chaeyoung tidak mau membuat orang tua Tzuyu curiga padanya.

Chaeyoung lelah dengan perlakuan orang tuanya yang selalu memanjakan nya, memang anak mana yang tidak ingin di manja oleh orang tua nya? Chaeyoung juga senang di manja, tapi tidak dengan cara yang berlebihan.

Jika ia masih duduk di sekolah dasar mungkin ia akan senang, namun ia semakin dewasa, ia punya mimpi, ia punya kepribadian yang semuanya tidak bisa di atur dan di manjakan, ia ingin mandiri, ia ingin menyelesaikan masalah nya sendiri.

💞

“Udah pulang nak?”

“Mama?”

Seokjin dikejutkan dengan keberadaan Mamanya yang sudah berada di dalam rumah, karena Mamanya punya kunci rumah Seokjin.

Langsung saja anak sulung itu menghambur kepelukan Mamanya, sudah lama sejak terakhir Mama nya datang ke rumahnya, ia rindu, sangat rindu kepada Wanita yang sudah semakin tua itu.

“Kenapa malam begini pulang nya? Kamu lembur?” tanya Mamanya heran karena melihat anaknya masih memakai pakaian dinas.

“Enggak kok Ma, aku baru dari butik nya Irene,” jawab Seokjin jujur

Mendengar itu, senyum di wajah Mamanya merekah, Seokjin memang bukan tipe anak yang tertutup, jadi sebisa mungkin ia akan terbuka dengan orang tuanya mengenai hal apapun itu.

“Jadi gimana? Apa sudah bisa kita tentukan tanggalnya?” tanya Mamanya menggoda Seokjin, yang di goda malah tersipu malu sambil melepaskan pelukannya dan menghindar dari godaan sang Mama tercinta.

“Mama nya Irene juga udah bilang kalau Irene kelihatan nya suka sama kamu, melihat kamu salah tingkah begini sudah jelas dong kamu juga suka, jadi tunggu apalagi?”

Seokjin semakin tersenyum malu ketika mengetahui kalau wanita yang ia sukai juga menyukai dirinya, namun entah apa yang terjadi, bayangan Chaeyoung tiba-tiba terlintas di pikiran nya, membuat pipi merah nya padam seketika.

“Gimana?”

“Eh, Ma, Aku capek banget, mau istirahat dulu ya, Mama nginep sini aja, besok Aku anterin pulang.”

“Tapi..” cegah Mamanya tertahan

“Selamat malam Ma.”

Seokjin berlalu pergi dan tak lupa mengecup singkat pipi Mamanya membuat Mamanya terdiam dan menghela napas pasrah.

Sepertinya anaknya memang belum siap menjalin hubungan yang serius.

💞

💞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Pedopil Teacher ✔Where stories live. Discover now