13. Mimpi Rina

121 19 11
                                    

27 Agustus 2020

______________________

Lia terisak dalam pelukan bundanya. Tidak!Dia tidak ingin diceburkan di kawah panas itu. Dia ingin terus bersama bundanya. Wulan mengusap pelan punggung putrinya.

Melepaskan pelukannya Wulan berkata. "Tidak papa sayang. Kau tidak bakalan kepanasan didalamnya karena sesudah kau tercebur kau langsung berada didunia manusia bersama paman dan bibimu." Bujuknya lembut.

Bibi Lia adalah adik dari Wulan. Dia menikah dengan sesama bidadari. Mereka berdua memutuskan untuk tidak mempunyai anak.

"Dunia manusia? Untuk apa aku kesana bunda?"

"Kau akan terlahir kembali."

Lia mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Jadi aku nanti akan kembali menjadi bayi?"

Wulan mengangguk.

"Dari rahim bibi Nadia?" Tanya Lia kembali.

Wulan tersenyum geli. "Tidak sayang."

"Jadi kau mau terlahir kembali?

Lia menggelengkan kepalanya mantap. Tidak! Pokoknya tidak. Dia ingin bersama bundanya sampai ajal menjeputnya. Detik kemudian, Lia ditarik paksa.

"Bundaa aku tidak ingin."

"Bunda ku mohon."

Rintihan Lia tidak digubris oleh Bundanya. Tangannya tetap utuh dicekal sang bunda dan tidak berhentinya badan Lia ditarik. Gadis itu sudah mencoba melepaskan cekalan tangannya tetap tidak bisa, justru cekalan itu semakin sakit ketika Lia memberontak.

Langkah Bunda Wulan terhenti di depan kawah, dan Lia yang semakin terisak juga terus mencoba melepaskan cekalannya.

"Maafkan Bunda sayang."

Lia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap bundanya memohon. "Ku mohon jangan bunda.."

Tubuh Lia ditarik untuk masuk ke dalam dekapan hangat bundanya. Lia kembali terisak, badannya bergetar hebat. Kepala Lia diusap pelan dan keningnya dicium lembut oleh Bundanya. Setelah itu pelukan terlepas dan.

"BUNDAAAAAAAAAAAAAAAAA.."

Tubuh Lia dilemparkan kedalam kawah itu.Wulan terduduk lemas di pinggir kawah dengan isakan tangisnya.

"LIAAAAAAAAAA."

Wulan menoleh ke belakang mendengar teriakan itu, ternyata Rina. Dia melihat Rina sedang berlari ke arahnya. Dari kejauhan sana Wulan juga melihat ada orang tua Rina dan orang tua Melia serta Melia nya.

"Jangan lari Rina." Tegur Ratu Alenka dari kejauhan.

Wulan menangkap tubuh Rina saat sudah berada di ujung kawah. Tubuh Rina bergetar hebat karena isakan tangisnya.

Memberontak sudah pasti terjadi. Saat Rina sudah sedikit tenang, Wulan melepaskan Rina dan menghampiri sahabatnya.

"Resikonya sangat besar Wulan." Ingat ratu Pressilia.

RevengeWhere stories live. Discover now