End of the pain

10K 477 83
                                    

Mungkin banyak orang yang akan menghujatku, mengatakan aku bodoh karena telah memaafkan mantan suamiku yang sudah menyakitiku. Bukan hanya batin tetapi juga fisikku.
Bahkan Ia juga pelaku atas kematian janinku. Tetapi, jika Tuhan saja bisa memaafkan, kenapa aku tidak?
Aku sangat mencintai mantan suamiku, sangat mencintai Uchiha Sasuke.
Aku menganggap tahun-tahun penuh luka itu adalah suatu rintangan yang tengah di uji Tuhan padaku. Dan, siapa sangka aku bisa melewatinya. Walau, aku sempat menyerah dua tahun yang lalu. Menyerah atas pernikahanku, dan mengalah atas cintaku.
Tuhan, terimakasih banyak telah mengiring cintaku untuk kembali kerumahnya, yaitu aku sendiri.

Aku tidak bisa berhenti tersenyum saat mantan suamiku itu menunjukkan kasihnya padaku dan juga putriku. Sudah lewat dua tahun sejak aku memaafkan mantan suamiku itu.

"Nyonya, sudah selesai."

Sakura membuka matanya dan melihat pantulan dirinya di cermin. Senyum mengembang perlahan Ia tunjukkan melihat hasil karya dari perias tersebut.

"Mei-san, ini bagus. Arigatou gozaimasu."

Mei Terumi tersenyum kemudian meletakkan alat riasnya. "Anda sudah cantik, Nyonya. Saya hanya memoleskan beberapa riasan saja dan anda terlihat sangat cantik!"

"Kau juga cantik, Mei-san."

"Arigatou gozaimasu."

"Mama!"

Sakura menoleh dan mendapati Sarada dengan short dress yang sangat menawan dipakainya.

"Woah. Mama, mama sangat cantik!"

"Wahh, putri Mama juga cantik. Sini Mama peluk!"

Sarada tersenyum lebar kemudian berlari dan memeluk Sakura erat.

"Mama! Papa sangat tampan, lho!"

"Benarkah?"

"Huum!" Ucap Sarada riang sembari mengangguk senang.

"Sarada.."

"Nenek!"

"Ayo ikut Nenek keluar."

"Bye, Mama!" Sarada menggandeng tangan Mikoto dan keluar dari ruangan.

"Saki,"

"Nii-chan,"

Sasori memeluk Sakura erat. "Aku sangat menyayangimu!"

Sakura bisa merasakan suara Sasori bergetar, Ia tahu kakaknya menangis saat ini. "Aku minta maaf telah menghalangi cintamu, aku tidak peduli pada perasaan adikku sendiri. Maafkan aku."

"Ssstt... sudah kak. Berhenti menangis, atau pakaianku akan basah!"

Sasori terkekeh kemudian menghapus airmatanya di hadapan Sakura, sengaja.

"Kau terlihat seperti bocah!"

"Hei! Aku Nii-chanmu!"

Sakura dan Sasori terkekeh. "Sudah waktunya, kau siap?" Tanya Sasori sembari menawarkan lengannya pada Sakura. Sakura tersenyum kemudian mengalungkan tangannya pada lengan Sasori.

"Saya bersedia."

"Saya bersedia."

"Dengan begini saya nyatakan kalian berdua adalah pasangan suami istri yang sah."

Tepuk tangan mulai terdengar di dalam gereja.

Sasuke tersenyum kemudian membuka kain transparan yang menutupi wajah cantik istrinya. Ia mencium Sakura dengan lembut.

"Aku berjanji, aku akan mengganti semua sakit yang pernah aku berikan padamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku berjanji, aku akan mengganti semua sakit yang pernah aku berikan padamu. Dan aku akan membahagiakan keluarga kecil kita, membahagiakan kita bertiga-"

"Berempat."

Sasuke terdiam mendengar ucapan terakhir Sakura. "Apa maksudmu?"

"Aku.... hamil."

Sasuke tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Dengan tidak sabaran Ia memeluk erat Sakura dan mencium bibir Sakura.

"Sasuke baka! Kau masih di atas altar, bocah mesum!"

Gelak tawa terdengar di penjuru gereja akibat teriakan Uchiha Mikoto yang tengah menutup kedua mata cucunya. Sasuke hanya berdehem sembari membuang wajahnya. Ia malu.

"Jidat! Ayo lembar bunganya!"

Sakura mengangguk kemudian membalikan badannya dan melempar bunga asal.

"KYAAAAA SASORI-KUN KAU DAPAT! AYO MENIKAH!"

Gelak tawa terdengar lagi mendengar teriakan nyaring dari Matsuri yang langsung memeluk Sasori.

Sasori dan Matsuri akhirnya menjalin hubungan, setelah berbulan-bulan menjalani hubungan tanpa status.

"Sakura, aishiteru."

"Aishiteru, Sasuke-kun."

Orang-orang sudah pasti mengatakan bahwa aku bajingan yang tidak tahu diri. Benar. Itu semua benar. Aku adalah bajingan yang tidak tahu diri. Aku membuang permata demi sesuatu yang aku kagumi sesaat.

Dia, Sakura adalah wanita terkuat yang selama ini aku kenal. Dan dia adalah wanita yang pemaaf. Jika kalian menjadi Sakura mungkin kalian tidak akan sudi memaafkanku, tetapi dia memaafkanku dengan tersenyum. Senyum yang manis. Senyum yang selalu membuat dadaku bergetar.

Putriku, Sarada adalah gadis yang sangat kuat. Ia telah menjaga Sakura dan menjauhinya dari lelaki manapun yang berniat mendekati Sakura. Terimakasih, sayang.

Aku benar-benar berterimakasih atas kesempatan kedua yang di berikan Sakura.

Sakura, arigatou. Aishiteru.



End

Sakura, Do I Still Have Another Chance?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang