"rose? lo sakit?" Jennie mendudukkan pantatnya disamping rose dengan raut wajah khawatir, bagaimana tidak? Temannya yang satu ini biasanya paling berisik bersama lalisa, sekarang hanya bisa menelungkupkan kepalanya di meja.
"Iyanih, pusing gue, semalem begadang, Belain tugas dari Bu Taeyeon bikin peta atlas kan."
"Lah? Emang ada tugas itu ya?--" Tanya jisoo polos, ia dengan tidak tahu dirinya duduk di meja dimana rose sedang menaruh kepalanya, membuat rose berhadapan dengan pantat jisoo.
Untung semok!
"--Bukannya tugasnya dikumpulin hari Jumat?"
"Hah? Masa iya si?" Lisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia menerka nerka dan mulai mengingat, pr apa yang diberikan gurunya? Mana mungkin Lisa tidak ingat?.
Oh jelas, Lisa tidak mengingatnya justru karena satu hal.
Kakel ganteng, jeon Jungkook.
Satu nama yang ngebuat lisa lupa segala-galanya, termasuk lupa bernafas karena lisa sering kali menahan nafasnya ketika jungkook menatapnya sendu.
Menggoda katanya.
"Eh iya bener tuh! hari Jumat kan?, lagian lo ngapain ngerjain tugas sekarang? Masih lama! sekarang aja baru hari Kamis."
"Eh bego! Itumah si tinggal besok. Sebentar lagi bego." Jennie menggeleng tidak percaya, apa tuhan itu lupa memberikan jisoo dan lisa kepintaran setelah tuhan memberikan kecantikan luar biasa kepada mereka?.
"Heh bego! Diem sebentar bisa? Sumpah gue pusing! Gue mau tidur sebentar apa ga bisa? Gue pusing gini kurang tidur juga! Gara gara gue ngerjain tugas sendirian sampe subuh, kalian kan bisanya numpang nama!" Rose berbicara pelan, ia memijat pelipisnya sendiri kemudian terbatuk lemah.
Yang diberikan protes hanya bisa meringis. Ketiga temannya itu memang tidak bisa diandalkan dalam hal menggambar peta, bukan peta saja, melainkan hal menggambar lainnya. mereka pasti selalu membujuk rose dengan cara memberikan rose banyak makanan, mengajaknya jalan jalan, atau sesekali mentraktir rose dikantin.
Rose seringkali menolak untuk menerima tawaran makanan yang sangat banyak, mulai dari makanan ringan, makanan berkuah, Snack, dan mie ramyeon buatan Korea. Walaupun rose maniac makanan, ia juga mempunyai rasa khawatir akan berat badannya yang akan naik. Tapi terpujilah mulut manis Lisa, Jennie, dan jisoo. Mereka meyakinkan kalau pun rose gendut park Chanyeol tetap suka kepadanya.
Semua omongan itu pencitraan belaka, mereka bertingkah seperti itu tentu saja agar rose tidak bisa menolak untuk tugas menggambar mereka, selama mereka berempat sekolah bersama, rose itu tidak pernah mendapatkan nilai menggambar dibawah rata-rata, mungkin paling kecil delapan puluh empat dan itu membuat rose kecewa.
Berbeda dengan rose, ketiga temannya malah sangat bersyukur karena guru mereka mau memberikan nilai meskipun dibawah rata rata. walaupun itu terbilang jelek. Lisa, jisoo, maupun jennie sudah bisa sujud syukur.
Rose melenguh nyeri, membuat jisoo inisiatif memegang dahinya untuk mengecek suhu, saat punggung tangannya menyentuh dahi rose dapat dirasakan tubuh nya hangat, "rose, badan lo anget, ayo gue anter ke uks!"
Rose menggeleng, "gue gapapa jis, gue masih kuat kok, lagian jam kosong masih lama kan? Gue mau tidur sebentar, kalau udah bel istirahat lo bangunin gue oke?"
Ketiga temannya pun mengangguk, selagi menunggu jam istirahat tiba. Mereka -- minus rose, ketawa ketiwi gajelas, gosip kakel maupun dekel, sampe inget masa smp yang lagi cinta monyet nya.
YOU ARE READING
DIBABUIN;kth
FanfictionIni cuma seputar kisah hidup jennie yang mendadak jadi babu yang mulia taehyung. [Untuk kalian yang udah ngikutin book ini dari lama, tolong baca ulang, karena alur cerita diubah, Slow Update!]
