3. Oxyberry

190 25 5
                                    

Aku gak nyangka ada yang baca ceritaku😇

Aku terdiam di atas pasir memperhatikan keadaan laut yang tenang. Tidak lama, mungkin menurut perkiraan ku sudah sampai lima jam. Karena sekarang, aku melihat matahari mulai terbit di sebelah timur. Cahayanya dengan perlahan menerangi lautan dan beberapa bagian hutan yang terlihat sangat menyeramkan.

Kualihkan perhatian ke arah langit yang terlihat sangat cerah. Dengan suara ombak saling menyahut membuat hati tenang, juga tidak ketinggalan suara burung laut. Mereka seperti tengah mencari makanan dan anehnya kenapa burung laut itu tidak pernah terbang mendekat ke arah pulau, bukannya pulau ini bisa dijadikan tempat bersarang dan mencari makan.

Masih pagi, sungguh aku tidak mau memeras pikiranku untuk sesuatu yang tidak penting. Dan sialnya, aku merasakan sakit akibat kelaparan membuat tangan memegang perut dengan kencang. "Kemana pria si setengah ikan? Katanya pagi ini akan mencari yang dia sebut kekuatan tersembunyi itu." Aku memutuskan untuk berdiri, lalu mendekat ke arah laut.

Saat tengah asyik memperhatikan lautan, mataku dengan jelas melihat pria yang satu menit lalu aku tanyai sedang berenang ke arahku. Semakin dekat, sampai pria dengan ekor hitam kelam sudah berada di atas pasir. Pria itu sebentar memperhatikanku dengan tatapannya yang selalu tidak bisa aku tebak, lalu melemparkan banyak tangkai dengan buah kecil berwarna merah. Buahnya terlihat seperti ceri tapi saat aku mengambilnya, tentu itu bukan buah ceri.

"Ini buah apa?" tanyaku sembari mengambil satu buah yang mirip ceri. Memperhatikan dengan detail sampai aku tahu bahwa ini memang bukan ceri. "Apa bisa dimakan?"

"Oxyberry, makanlah! Aku memang memetiknya untukmu," ucap pria setengah ikan itu sembari masih memperhatikan aku dengan tatapan menilai.

Aku mengabaikan tatapan pria setengah ikan, dan fokus memperhatikan oxyberry di tanganku. "Oxyberry? Nama yang aneh, tidak beracun 'kan?" tanyaku kedua kalinya untuk memastikan bahwa berry ditanganku tidak beracun dan aman.

Aku mengalihkan perhatianku ke arah si pria ikan. Dan kemudian aku melihat pria itu menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Tidak mungkin aku membunuh manusia yang akan menolongku," jawabnya sinis masih menatapku.

Aku mengabaikan perkataan dia, dan mulai mencoba buah kecil ditanganku dengan sedikit ragu. Ya Tuhan, jika pria itu berbohong. Maka tolong ampuni semua dosaku dan sungguh aku sangat ragu sekarang. Tapi, kembali aku merasakan sakit di perut karena kelaparan. Dengan berani aku mulai memasukan buah oxyberry ke dalam mulutku, dan mataku terpejam. Apalagi saat aku merasakan rasa manis dan asam, yang langsung membuat mataku terbuka. "Enak!" Aku langsung mengalihkan perhatian ke arah si pria ikan dengan wajah tanpa dosa. Sungguh, buah oxyberry ini terasa segar dan aku suka.

"Dasar manusia." Aku melihat si pria ikan menggeleng. Tentu hal tersebut membuat aku sedikit tersinggung.

"So? Kapan kita akan mencari itu?" Aku bertanya dengan tidak minat.

"Saat kamu siap." Aku mendengar jawaban dari si pria setengah ikan. Jujur, aku ingin secepatnya menemukan apa yang pria itu inginkan. Karena sungguh, aku sudah ingin segera pulang ke rumah.

"Sekarang aku sudah siap," ucapku langsung menjawab dengan cepat.

Hal tersebut membuat si pria Ikan mengangguk dua kali. "Kita akan menelusuri hutan lewat aliran sungai yang aku temukan. Dan, aku janji pencarian ini tidak akan memakan waktu lama." Si pria ikan menjelaskan dengan pelan, sembari tatapanya dia alihkan ke arah barat. "Kekuatan itu berada di atas pegunungan. Karena itulah aku membutuhkan pertolongan manusia. Kakimu akan sangat berguna," lanjut si pria setengah ikan yang kembali mengalihkan perhatiannya ke arahku. Lebih tepatnya ke arah kakiku.

The Diskrit (The Tail)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant