Dia

21 4 0
                                    

'Aisyah. POV

Hari ini tepatnya tanggal 22 Oktober seluruh Masyarakat Indonesia memperingati hari santri. Termasuk juga kota kelahiran ku...

Saat ditengah aku menunggu upacara pembukaan tiba-tiba ada seseorang yang menyenggol ku dan membuat kamera yang aku bawa terjatuh dan membunyikan suara yang cukup keras, hingga menjadi pusat perhatian semua siswa-siswi yang juga ikut memeriahkan acara ini...

Lalu seseorang yang menyenggol ku itu meminta maaf dan akan mengganti kameraku yang terjatuh akibat dirinya, namun bagiku tak masalah jika tidak diganti toh juga kata Kaka aku kameranya udah nggak layak pake...

(Hadeh sombong ya....).
Nggak sombong Thor... Udah Thor next kasihan pada nunggu... Wkwkwk

Berulang kali aku sudah bilang agar tidak diganti namun apalah daya saat sahabat ku ngotot untuk mengganti kamera itu terlebih disaat kakanya datang dan bilang akan mengganti kamera milikku...
Yah dengan berat hati mau tidak mau aku harus menerimanya...

🍒🍒🍒

Setelah semua acara selesai akhirnya diperbolehkan untuk pulang kerumahnya masing-masing, mendengar itu akupun bahagia... Ingin rasanya aku ceritakan semua kejadian ini pada Kaka...

Sesampainya di rumah...

Akhirnya sampe dirumah juga.. tpi, kenapa saat aku masuk, rumah begitu sepi seakan tak ada kehidupan didalamnya...

"Assalamu'alaikum.. kakak I'M coming.." ucap salam ku dan sapaku.

"Kaaakkk..." Teriakku

"Kaaaakkkk.. kakakk... Ish Kaka dimana siii...." Teriakku untuk kesekian kalinya... Namun tetap saja hasilnya nihil..

Kemana si anak itu... Dengusku sebal padanya..

Kalian pasti penasaran kenapa hanya Kaka aku yang aku panggil, sedangkan orang tuaku? Sejak kecil aku hanya tinggal dengan kakaku dan nenek ku tercinta, tapi dua tahun lalu nenek ku meninggal, sedangkan orang tuaku.. mereka bekerja diluar kota bahkan terkadang juga keluar negeri.. namun sebelum mereka berangkat keluar negeri pasti mereka menyempatkan diri untuk menjenguk ku dan Kaka sebentar..

Yah kami dikota ini hanya tinggal berdua, apa tidak ada Keluarga yang dikota ini? Jawabannya.. ada.. cuman mereka sibuk dengan pekerjaan mereka.. walau begitu terkadang mereka juga menyempatkan diri untuk menjenguk aku dan Kaka..

Ditengah-tengah aku sedang melamun tiba-tiba....

"Duoooorrr"...

"Assalamu'alaikum.." ucapku terkejut.. saat aku lihat ternyata itu Kaka... Huh dasar..

"Bukannya salam malah duorr". Gerutuku..

"Habis tadi juga udah ucap salam kamunya nggak jawab malah asyik melamun...". Jawabnya, sambil duduk disebelah ku

"Hehehehe... Ya maap bang..". Maaf ku dengan semanja mungkin..

"Mikirin apa si dek kamu... Belakangan ini sering melamun??" Tanyanya sambil menatap ku..

"Hmm.. eng-enggak ada kok". Ucapku senetral mungkin..

"Hmm.. yadeh.. ouh iyaa.. kamera aku mana?".. jleb.. Oh Allah, bagaimana ini..

"Kaka habis dari mana si.. aku udah nungguin Kaka dari tadi..." Ucapku mengalihkan pembicaraan..

"Ckk... Tadi aku habis keluar sebentar sama temen-temen.. maaf lupa bilang.." jawabnya

"Kebiasaan deh ya... Kaka kan tau kalau aku gak suka nunggu.. tpi Kaka selalu membuat aku nunggu". Ucapku dengan nada sesedih mungkin...

"Maaf dek... Maafin Kaka ya.. maaf banget". Ucapnya memohon sambil memegang tangan ku..

"Hmmm"

"Oh ya.. kameraku mana?" Tanyanya yang lagi lagi dan lagi membuat ku tenggorokan ku terasa tercekat..

Harus ku jawab apa ini.. ya mungkin mudah aja si bilangnya.. namun ntah mengapa rasanya tenggorokan ku terasa kering dan mulut seakan tak mampu berkata..

"Dek..". Panggilnya..

"Kenapa? Ada apa?" Sambungnya lagi..

"Aaa anu... Mmmmm"..

"Assalamu'alaikum..". Ucap salam seseorang dari arah pintu.. siapa ya?

"Wa'alaikumussalam.." jawab Kaka ku yang berjalan menuju ke pintu..

Syukur.. makasih Ya Allah... Aku Janji siapapun dia yang menolong ku hari ini tak akan aku melupakannya.. ucapku dalam hati...

". Jadi ini alasan kamu nggak mau jawab pertanyaan Kaka? Hmm?". Ucap Kaka tiba-tiba, yang membuatku hampir saja terserang Jantungan..

"Mmm.. ma-maaf kak.." ucapku sambil menundukkan kepala..

"Dek.. kenapa kamu nggak bilang sejujurnya saja si sama Kaka.. kenapa tadi kamu malah mengalihkan pembicaraan dari tadi...". Ucap Kaka sambil jongkok dan memegang tangan ku.

"Maaf ya kak... Adek takut kalau Kaka marah.." ucapku sambil meneteskan air mata..

"Sssttt.. kenapa kamu nangis? Kaka ga marah sama kamu sayang.. Uda Uda jangan nangis...gak malu apa sama Danar..". Ucap Kaka sambil memeluk ku dan akhir kalimat nya yang membuat ku lagi lagi ingin jantungan... Danar..??

Saat aku melihat kearahnya dia tersenyum padaku.. Oh Allah.. kenapa senyumnnya sama dengan senyum itu.. tpi, senyum itu senyum siapa??

Lalu Kaka mempersilahkan dia duduk.. dia datang kesini bersama dengan Kaka sahabatku... Ternyata Kaka saling kenal dengan mereka.. syukurlah Kaka tidak marah padaku..

Setelah lama mereka berbincang-bincang, mereka pun pamit pulang...

"Yaudah saya pamit pulang dulu ya kak..". Pamit Danar..

"Ah iya.. kalian hati-hati dijalan..." Jawab kakaku

"Assalamu'alaikum" salam mereka berbarengan.

"Wa'alaikumussalam" jawabku sama Kaka pun berbarengan..

Lalu aku dan Kaka masuk kedalam rumah, dan menutup pintu rumah..

🍉🍉🍉

Assalamu'alaikum... Selamat pagi semua... Apa kabar?.. ehehe.. pasti pada nunggu part selanjutnya.. maaf ya agak telat🙏.. ouh iya.. selamat memperingati HUT RI ke 74 ya😇
Author mengucapkan SELAMAT HUT RI KE 74 💖..

Jangan lupa tunggu next ceritanya ya... See you...😘

😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Bohong Bila Tak RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang