"Mommy tunggu." cegah Joel saat Dara ingin meniup lilinnya.

"Ada apa sayang? Ayo kita tiup lilinnya."

"Kata eomma, mommy halus buat pelmohonan dulu." terang nya dengan pelafalan bocahnya.

"Aigoo.. Yoona terlalu banyak mengajari kalian ne?" gemas Dara ingin mencubit pipi gembil putranya itu, namun tangannya sedang memegang kue saat ini. Ia harus menahan niat nya itu dulu.

"Baiklah," Dara memejamkan kedua hazelnya untuk membuat sebuah permohonan. "Ya tuhan, kumohon jangan ambil kebahagiaan ini dari kehidupan ku lagi." ia membuka kedua matanya, tersenyum hangat kepada kedua putra nya yang sedang berdiri dihadapannya.

"Jadi, kita sudah bisa meniup nya bukan?" kedua putranya itu mengangguk antusias.

Fffuuuuuh

Mereka meniup lilin itu bersama.

--------

Seoul, korsel

Di waktu yang sama, seorang pria juga sudah meniup lilin dari sebuah kue ulang tahun.

"Selamat ulang tahun babe." ucapnya menatap sebuah foto yang berukuran besar yang tergantung kokoh pada dinding hadapan nya. Ini sudah terhitung kali ke tiga bagi pria yang bernama Kwon Jiyong itu merayakan ulang tahun istrinya.

Tidak ada yang berubah, setiap kali hari kelahiran istrinya datang, ia akan mempersiapkan sebuah kue ulang tahun lalu meniupnya di hadapan foto berukuran besar yang ia pajang itu.

Miris sekali, keadaan tidak bisa di katakan baik-baik saja saat ini. Tiga tahun sudah berlalu, hidupnya benar-benar terasa hampa dan tak berarti saat sang pemilik hatinya pergi entah kemana. Meninggalkan nya tanpa mendengarkan semua penjelasan nya, ia harus menelan pahit saat istrinya itu menghilang begitu saja dari sisinya.

Ia ingin marah, bukan. Bahkan ia sangat ingin membenci karena wanita itu meninggal kan nya hanya karena sebuah kesalahan pahaman. Tidak seharusnya wanita itu berpikiran singkat tanpa mendengarkan penjelasan nya. Ia benar-benar merasa tidak adil harus menahan sakit sendiri akibat dari sebuah kesalah pahaman.

Jiyong berjalan gontai menaiki tangga menuju kamar tidur nya, kue tadi sudah ia letakkan begitu saja di atas meja yang berada di ruang tengah tersebut.

Hampir saja ia terjatuh dari tangga jika tangan nya tidak sigap untuk memegangi sisi tangga.

Brugh

Ia menjatuhkan tubuhnya terlentang di atas ranjang nya. Memandangi langit-langit kamarnya.

Tes

Tak terasa airmata mengalir begitu saja dari sudut matanya.

"Kau dimana Dara? Apa kau tidak merindukan ku?" monolog nya dengan penuh kesadaran. Ia sudah menghabiskan berbotol-botol minuman keras, tapi tetap saja tidak bisa mabuk, padahal dulu ia akan sangat mudah mabuk bahkan hanya karena satu tegukan dari alkohol saja.

Tubuhnya gontai bukan karena efek dari mabuk melainkan karena seharian penuh pria bermarga Kwon itu tidak menyentuh makanan.

Tiga tahun hidupnya berantakan, tiga tahun hidupnya berjalan tanpa tujuan. Bahkan perusahaan yang sedari dulu ia bangun dari nol, saat ini sudah terbang kalai karena ia sudah tidak pernah menginjakkan kakinya di kantor itu lagi. Beruntung Youngbae sahabat nya mau menangani semua urusan perusahaan nya itu.

Tapi tetap saja, perusahaan nya itu tengah diambang kebangkrutan saat ini. Karena seorang Kwon Jiyong adalah otak dan tonggak nya perusahaan yang dulunya salah satu perusahaan besar di Korea itu.

"Akkhhh aku butuh mainan saat ini." gusar Jiyong bangkit dari ranjang nya, berjalan dengan mata yang dipenuhi oleh kobaran emosi. Ia keluar dari kamarnya itu lalu masuk kedalam sebuah ruangan yang sedari dulu menjadi ruangan yang sangat ditakuti oleh siapapun yang di mansion itu.

Jiyong menendang tubuh telanjang yang sedang tertidur di lantai dingin ruangan itu. Wanita itu tersentak, ia ingin bangkit namun apa daya? kedua tangannya sudah tidak ada lagi untuk menopang tubuhnya yang penuh luka dan lebam.

Sudah tiga tahun ia disiksa tanpa ampun, diperlukan layaknya binatang. Bahkan anggota tubuhnya sudah tidak utuh lagi.

"Ji.. Tolongg bunuh saja aku.." entah sudah kesekian kalinya wanita itu memohon untuk kematian nya. Namun pria itu seakan tuli, ia tidak akan pernah membiarkan wanita itu mati dengan mudah.

"Kau tidak akan mati sebelum aku bisa menemukan pujaan hati ku!"

"Akhhhh Ji hikkkss.." rintihan kesakitan terus keluar dari mulut robek wanita itu. Jiyong menyirami tubuh penuh luka itu dengan air keras yang membuat wanita itu menggelinjang kesakitan.

"Jangan pernah main-main dengan ku. Dasar jalang! Beraninya kau menghancurkan rumah tangga ku!" Jiyong menginjak tak berperasaan pipi kiri wanita itu.

Akhhhh

Hikss

Hanya suara rintihan dan tangisan kesakitan lah yang memenuhi ruangan itu.

"Nyonya kau dimana? Ku mohon cepatlah kembali. Kembali membawa ketenangan bagi tuan dan bagi rumah ini." lirih Gummy, kepala pelayan yang sudah tidak tahan menyaksikan kehancuran tuan nya yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri itu.




.
.
.

TBC

Holla!

Ayo siapa yg kemarin pengen banget liat Dara pergi dari Jiyong?

Udah ku bikin loh ini, jangan bilang kalian berubah pikiran-_-

Dan.....
Kayak nya udah mau end (senangnya) 😂

So.. Silahkan voment karena ni ff tijel mau tamat...sekali-kali voment bagi yg gk pernah gpp dong yaa😁

.

Baibai👋

Hurt✔Where stories live. Discover now