claps

26 4 1
                                    

Sepasang suami istri sedang hiking dan tak sengaja masuk terlalu dalam ke hutan sehingga mereka tersesat. Hari pun semakin gelap, ini membuat mereka tidak bisa berjalan lebih jauh karena akan membahayakan mereka. Dengan asa yang tersisa sedikit, sepasang suami istri tersebut mencoba menapaki jalur setapak secara perlahan. Mereka harap ada jalan keluar yang bisa mereka temui. Beruntung, saat sedang meraba dalam kegelapan, mereka bisa melihat sekilas bayangan pondok di tengah hutan. Mereka pun segera masuk. Pondok itu masih terlihat kokoh walaupun sudah tua. Banyak perabotan yang tersusun rapih namun berdebu. Sang Istri bingung lantas berpikir mengapa penghuninya meninggalkan barang-barang bagus seperti ini, namun sang Istri tak ambil pusing. Dia beranggapan kalau pemilik pondok itu adalah orang kaya yang tak terlalu memikirkan soal furniture miliknya. Karena lelah, sang istri mengajak suaminya segera tidur supaya besok pagi mereka bisa keluar hutan. Saat akan terlelap, sang suami mendengar ada derap kaki yang mengelilingi rumah. Sang suami pun membuka jendela dan berteriak, ‘Siapa di sana?’. Namun keadaan sepi, tidak ada yang membalas pertanyaannya. Akhirnya sang suami kembali berbaring. Belum ada semenit, suara langkah itu terdengar lagi, kini semakin keras. Sang suami kembali membuka jendela dan bertanya untuk kedua kalinya, ‘Apa di sana ada orang?’. Lagi-lagi hanya angin yang menjawab. Melihat hal itu, sang istri mengutarakan pikirannya ‘Mungkin dia tidak bisa berbicara’. Merasa perkataan sang istri benar, sang suami mencari ide untuk berkomunikasi dengan sesorang diluar sana. ‘Apa ada seseorang di situ?” kata sang suami yang mendapatkan ide, “Tepuk tanganmu sekali jika ‘ya’ dan tepuk tanganmu dua kali bila ‘tidak’. Tak lama, terdengar suara tepukan ‘claps!’ Lalu ia bertanya lagi, ‘Apa kamu pemilik pondok ini?’ ‘Claps. Claps’, ‘dia bukan pemilik pondok ini’, bisik sang istri sembari menoleh ke arah suaminya. Sang suami bertanya kembali, ‘Apa kamu laki-laki?’ ‘Claps. Claps’ ‘Apa kau perempuan?’ ‘Claps. Claps’ Mereka bingung. Dengan sedikit ketakutan, sang suami mencoba bertanya lagi. ‘A, apa kau manusia?’ ‘Claps. Claps’ Sang suami kaget bukan kepalang, istrinya langsung merengkut suaminya. Keringat dingin mulai menetes. ‘Apakah kau sendirian?’, tanya sang suami dengan suara bergetar. ‘Claps. Claps’ ‘Ada berapa banyak teman yang bersamamu saat ini? Satu tepukan untuk setiap temanmu…’ Dan jawabannya… ‘Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps. Claps.’

Wah wah wah, udah pasti setan nih, gamungkin kan kalo banci, ngapain banci disitu,  harusnyakan di jembatan lama😜.

Creepypasta seramOù les histoires vivent. Découvrez maintenant