Pulang Malam

302 27 5
                                    

  Suara ketukan di depan pintu terdengar.

  Yuri segera berlari kecil dan membiarkan seorang pelayan membukakan pintu utama. Alangkah terkejutnya ia mendapati sang putri dibawa oleh dua orang teman laki-lakinya dalam keadaan mabuk berat.

  "Jwisonghamnida, Mrs. Lee. Catherine sangat mabuk dan tidak bisa pulang sendiri jadi kami harus mengantarnya kemari." ucap salah satu anak laki-laki itu. Yuri menganggukkan kepalanya. Yuri kemudian membopoh tubuh sang putri yang sedikit berat baginya yang sangat kurus.

  "Terima kasih karena sudah membawa Catherine kembali pulang." ucap Yuri pelan sambil membungkuk kecil. Kedua teman Catherine itu mengangguk. Mereka membungkukkan tubuh mereka sebelum kembali masuk ke dalam mobil. Yuri, kemudian sedikit kesulitan membawa Catherine sendirian ke kamar sehingga pelayan yang tadi membukakan pintu membantunya.

  Dibaringkan sang putri tiri ke atas kasur di kamarnya. Dengan penuh perhatian, Yuri melepas sepatu yang dikenakan sang putri dan juga melepaskan aksesoris pada tubuhnya. Ia menghapus riasan di wajah Catherine dengan lembut agar gadis itu tidak terbangun. Tak hanya itu, Yuri menyiapkan segelas susu hangat yang kemudian diletakkan di nakas samping kasur Catherine.

  Jika Kyuhyun tahu bahwa putrinya mabuk dan pulang malam seperti ini, Catherine bisa berada dalam bahaya. Untungnya pria itu sama sekali tidak terbangun dengan segala suara berisik dari pintu juga dirinya dan sang pelayan yang membawa Catherine ke dalam kamarnya.

  'Entah mengapa belakangan ini rasa sedih tak beralasan memuncak.' batin Yuri sambil menatap sang putri yang tertidur pulas dengan bau alkohol yang menyengat dari mulut dari tubuhnya. Setelah memastikan Catherine dapat tidur dengan nyaman, ia kembali ke kamarnya dengan Kyuhyun lalu memejamkan mata, tepat ketika jarum jam menyentuh angka dua pagi.

###

   Bukan Kyuhyun jika ia tidak tahu apa yang terjadi di rumahnya sendiri.

  Sebuah tamparan keras mendarat di pipi sang putri, tentu dengan maksud mendisiplinkan Catherine yang belakangan ini mulai bertingkah seenaknya tanpa mempedulikan ibu dan ayahnya. Memang benar anak remaja yang mengalami pubertas perlu ruang, namun baginya ini sudah terlalu banyak ruang.

  "Bagaimana kau bisa pulang malam dalam keadaan mabuk dengan dua orang laki-laki mengantarmu pulang?!" seru Kyuhyun. Kemana Yuri? Wanita itu masih terlelap dalam tidurnya karena tadi malam sangat-sangat membutuhkannya. Catherine memegangi pipi yang tadi ditampar oleh sang ayah.

  Catherine menggerutu kesal dalam hati. "Apakah ahjumma memberitahunya kepada appa? Apakah ahjumma sekarang ini pandai mengadu?" balas Catherien tanpa tata krama atau kesopanan sama sekali kepada ayah kandungnya juga ibu tirinya yang selama ini sudah banting tulang melindungi dan merawatnya dengan sepenuh hati.

  Belum lagi dengan semua yang telah dilakukan ibu kandungnya terhadap Yuri, hingga kejadian penyerangan mengerikan itu. Kyuhyun benar-benar marah besar dengan sang putri sulung saat ini. Kurang ajar sekali anak ini? Bahkan tidak ada yang mengajarinya bersikap dan bertingkah seperti ini?

  "Dasar anak kurang ajar! Kau tahu dia ibu tirimu! Kau dulu pernah sangat dekat dan bahkan sangat bergantung padanya! Sejak ibumu meninggal, dia selalu berada di sampingmu kapanpun itu!" balas Kyuhyun dengan nada tinggi.

  Catherine sudah mencapai titik jenuhnya. Ia malas mendengar semua omelan yang diberikan oleh sang ayah kepadanya. Apa salahnya jika ia mabuk? Bahkan sang ayah pernah mabuk dan memukuli ibu tirinya, Kwon Yuri, dahulu ketika mereka bahkan baru saja menikah? Hanya karena cemburu buta?

  "Terserah lah! Aku malas mendengar semua ini! Lebih baik aku pergi sekolah sekarang." ucap Catherine cuek sebelum meninggalkan Kyuhyun begitu saja menuju mobil. Pria itu geram dengan tingkah sang putri. Ia menahannya mati-matian. Baru kali ini ia berhadapan langsung dengan sang putri yang memiliki sifat mirip sang ibu kandungnya.

  Ia lalu duduk di sofa, menenangkan dirinya sebelum berangkat bekerja. Matanya tak sengaja melihat sebuah buku berwarna biru di atas meja. Refleks, Kyuhyun menjulurkan kuasanya dan meraih buku itu. Membukanya. Ia dapat melihat tulisan Yuri yang sedikit luntur karena tetesan air di atas lembarannya.

  "Semuanya terasa menyesakkan. Kekosongan dalam hati dan pandangan. Kehampaan dalam perasaan dan jiwa. Seakan-akan alam mengutuknya, mengutukku untuk terus merasakannya. Bagai diri terjebak di hamparan padang pasir tanpa arah... dan juga tanpa tujuan. Tanpa petunjuk dalam kehidupan.."

  Paragraf pertama yang ditulis Yuri begitu dalam hingga Kyuhyun harus berpikir ulang mengenai apa yang ditulis perempuan yang kini berstatus sebagai istrinya itu. Sosok yang sebelumnya bekerja dengannya sebagai seorang kepala sekretaris.

  "Mr. Cho, apakah anda membaca buku harian rahasia Mrs. Cho?" tanya Bibi Jung, membuat pria itu menutup buku yang dibacanya barusan dan meletakkannya lagi di atas meja. "Apakah itu buku hariannya?" tanya Kyuhyun kepada wanita tua itu. Bibi Jung menganggukkan kepalanya. "Terlihat seperti itu karena beliau rajin menulis di sana setiap harinya, bahkan hingga tidak bangkit dari kursinya sama sekali selama satu jam lebih." jawab wanita paruh baya itu.

  Justru dengan mengetahui fakta bahwa buku itu adalah buku harian sang istri sudah cukup membuat Kyuhyun semakin bertanya-tanya mengenai maksud dari paragraf pertama yang ditulis wanita itu di halaman pertama.

  Bertanya sudah pasti tidak mungkin. Membawanya untuk dianalisis juga sepertinya tidak mungkin karena jika memang buku harian, wanita itu akan menyadarinya jika ia kehilangannya barang sekali saja. Selain itu, buku harian adalah privasi Yuri. Kyuhyun tak mau menginvasi privasi sang istri dan mengganggunya.

  "Yuri-ssi belum terbangun?" tanya Bibi Jung. Kyuhyun menggelengkan kepalanya. "Dia sedang beristirahat, biarkan saja. Apakah ia tak pernah keluar rumah sama sekali belakangan ini selama aku pergi ke kantor?" tanya Kyuhyun. Bibi Jung menggelengkan kepalanya. "Tidak sama sekali, Mr. Cho. Yuri lebih sering di kamar sendirian." jawabnya.

  Ada yang aneh dengan jawaban Bibi Jung. Entah apa itu, namun Kyuhyun dapat merasakan ada sesuatu yang kurang tepat mengenai jawaban yang dilontarkan kepadanya untuk pertanyaan yang ia ajukan.

  Yuri sama sekali tidak pernah pergi ke luar jika tidak ia ajak pergi? Selalu berada di dalam kamar tidurnya? Memangnya ada apa? Bukankah biasanya Yuri akan berkeliling rumah mengamati sekeliling dan mengomel jika ada sesuatu yang kurang bersih? 

  "Apakah Mr. Cho mendapatinya aneh? Selama ini, saya tidak pernah mendapati Yuri seperti itu. Belakangan ini ia terlihat sangat aneh. Bahkan ponselnya saja bisa dibiarkan tak aktif berhari-hari. Makan pun sangat sedikit, seperti tidak berselera. Apakah mungkin Catherine mempengaruhinya?" tanya Bibi Jung.

  Kyuhyun kembali berpikir. Oh iya, Catherine. Mungkin saja sang istri terlalu memendam sakit hatinya akan gadis itu. "Mungkin. Aku akan berangkat ke kantor sekarang. Tolong jaga Yuri dan Anna di rumah." pesan Kyuhyun.

to be continued.

Loving You in Every WayWhere stories live. Discover now