Catherine dan Yuri

362 35 3
                                    

  Hubungan antara Yuri dan Catherine, putri sulung Kyuhyun dengan istri terdahulunya mulai merenggang pasca kejadian yang terjadi dua tahun yang lalu, saat acara pertunjukkan sekolahnya cukup berdampak hingga saat ini.

  Semakin renggang hingga ke titik Kyuhyun tidak bisa memperbaikinya lagi. Ada saat dimana keributan antara keduanya; seorang ibu di usia empat puluhan dan putrinya yang sudah remaja itu. Usia tujuh belas tahun memang usia rentan untuk anak yang baru saja menghadapi pubertas.

  Contoh saja apa yang sedang terjadi saat ini. Kyuhyun mendapati Catherine berteriak cukup kencang kepada sang istri untuk tidak memperhatikannya dan tidak mengawasinya seperti seorang polisi yang mengawasi buronan.

  "Aku bukan anak kecil lagi! Berhenti mengawasiku, ahjumma!" serunya kencang di depan pintu sebelum masuk dan membanting pintu kamarnya keras.

  Yuri terdiam di posisi berdirinya lalu menghentakkan kakinya sebelum mendongakkan kepalanya, menahan tangisnya jatuh membasahi kedua pipinya begitu saja. Kyuhyun segera melangkahkan kedua kakinya menuju kamar sang putri namun dicegahnya oleh Yuri yang langsung berlari.

  "Tidak, Kyuhyun. Jangan lakukan itu." pinta Yuri, sedikit berbisik. Ia menatap sang suami, meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja namun Kyuhyun tak bisa. Tatapan itu lama-lama mulai mencairkan suasana dan dirinya yang kemudian tersenyum tipis. "Mianhae.." bisiknya pelan sambil memeluk dan mengusap punggung sang istri.

  Yuri menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Dia sedang memasuki masa-masa nakalnya. Sudah seharusnya aku lebih mengerti." balas Yuri. Kyuhyun tidak hanya prihatin dengan sikap sang putri kepada ibu tirinya belakangan ini, namun juga dengan kesehatan Yuri yang seperti semua tahu akan menurun jika sedang banyak pikiran. Menurun hingga mendekati kematian seperti dahulu.

  "Eomma! Anna ingin makan!"

  Putri bungsunya berjalan menghampiri dirinya sambil memegangi sendok makannya. Kyuhyun melepaskan pelukan itu, membiarkan Yuri berjongkok dan menanggapi permintaan putri mereka. "Biar eomma suapi. Ayo, Anastasia sayang. Pergilah ke dapur." ujar Yuri yang kemudian menyusul di belakang anaknya yang kini sudah berusia dua tahun.

  Kyuhyun mengamati punggung sang istri yang kemudian menghilang dari pandangannya. Wanita itu sudah melewati banyak kesulitan dalam hidup. Membiarkan seorang Kwon Yuri terus menerus menderita bukanlah janjinya saat menikahinya dulu. Bukanlah janjinya saat ia mengungkapkan bahwa ia benar-benar jatuh cinta dengannya selama ini.

  Ia lalu menolehkan kepalanya ke pintu kamar si sulung; Catherine, yang di usia setahun sudah kehilangan kembaran dan ibu kandungnya akibat kecelakaan helikopter. Sejak ia tidak sengaja mengucapkan bahwa Yuri adalah ibu yang tidak becus dan Yuri mengatakan kepadanya untuk menganggap dirinya bukan sebagai ibu, namun sekretaris sang ayah, hubungan mereka yang awalnya amat sangat dekat tiba-tiba hancur begitu saja.

  Pubertas memang dialami oleh semua anak, semakin parah di perempuan. Namun, apakah sampai harus menyakiti Yuri yang selama ini sudah mengurus dan merawatnya dengan penuh kasih sayang? Bahkan wanita itu mengorbankan dirinya saat kejadian penusukan terdahulu.

  Malamnya, Kyuhyun mendapati Yuri terduduk di sofa kamar mereka sambil memutar kedua bahunya. "Kau lelah sekali, iya?" tebak Kyuhyun yang kemudian berdiri di belakang sofa yang diduduki Yuri lalu mulai memijat bahu sang istri dengan kedua tangannya, memberikan tekanan yang pas.

  "Aku lelah sekali. Sampai tidak tahu bagaimana harus bertahan hidup." jawabnya pelan sebelum memejamkan kedua matanya. Berusaha bernapas dengan teratur melalui hidungnya. Jari-jarinya memijat kening dan juga pelipisnya perlahan, membuat Kyuhyun yang lebih tua lima tahun darinya itu cemas.

  "Jangan terlalu banyak memikirkan Catherine. Seperti yang kau bilang, dia memang dalam fase nakal. Aku yakin Catherine bisa menjaga dirinya dengan baik." Kyuhyun berusaha menenangkan pikiran sang istri yang sepertinya kacau itu. Yuri menoleh lalu menatap sang suami. "Aku hanya ingin kau merasakan sedikit ketenangan pasca aku keluar dari politik."

  Yuri mengangguk kecil. "Ne." jawab Yuri singkat. Kyuhyun tersenyum tipis lalu mengecup kening sang istri lembut. "Maukah kau tidur dengan tenang malam ini? Tanpa gangguan?" tanyanya lembut. Kyuhyun mengusap pipi sang istri lalu mengajaknya berdiri, berpindah ke kasur.

  Keduanya lalu berbaring di atas kasur bersama, dengan Kyuhyun memeluk tubuh Yuri erat. Tak butuh waktu lama bagi Yuri untuk tertidur di dalam dekapannya. Menandakan betul bahwa Yuri memang benar-benar sangat lelah dan butuh istirahat yang cukup.

###

  Pukul delapan pagi, Kyuhyun terbangun akan suara pecahan piring dan tangisan Anastasia.

  Ia melirik ke sampingnya, mendapati Yuri masih tertidur pulas. Terlihat jelas kerutan-kerutan di wajah tanda bahwa wanita itu tampak lebih tua dari usianya saat ini. Terlalu banyak beban hati dan pikiran yang dibawanya.

  Kyuhyun segera berdiri dan meninggalkan kamar, menghampiri sumber suara. Suara makian dan amarah Catherine terdengar jelas di telinganya. Semakin mendekat, suara tangisan si bungsu juga semakin keras. Ia kaget mendapati Catherine memarahi adiknya hingga memecahkan piring karena mengambil tasnya.

  "Anna! Berhenti mengusik hidupku dan enyahlah! Kau merepotkan sekali! Berapa kali sudah kubilang jangan mengambil dan menyentuh barangku?" ujar si sulung emosi. Kyuhyun langsung menggendong Anastasia dan menatap sang putri tajam. "Catherine!" seru pria itu marah. "Itu hanya sebuah tas. Tidak ada yang rusak dengan tasmu! Kendalikan emosi yang mengerikan itu!" tambah sang ayah.

  Catherine menghentakan kakinya kesal dan mendecak. Menatap sang ayah dengan tatapan tidak suka. Yuri keluar dari kamar dengan wajahnya yang terlihat sedikit pucat. "Ada apa ini?" tanyanya menghampiri ketiga anggota keluarganya itu.

  Melihat kehadiran wanita yang berstatus sebagai ibu tirinya itu membuat Catherine memutar bola matanya dan melangkah meninggalkan rumah tanpa sepatah katapun. Cukup untuk menjelaskan bahwa gadis itu sangat membenci Yuri saat ini.

  Yuri yang melihat pecahan kaca itu segera berjongkok dan mengambil pecahan piring tadi dengan tangannya. Kyuhyun menyerahkan Anna ke seorang babysitter sebelum menarik tangan Yuri ketika ia menggoresnya.

  "Tanganmu terluka. Kau berdarah. Bibi Jung, tolong segera bersihkan ini." pinta Kyuhyun. 

  Wanita yang lama mengabdi pada dirinya itu menganggukkan kepalanya lalu segera membersihkan pecahan tadi sedangkan Kyuhyun mengisap jari telunjuk Yuri yang terluka. Ia mengajak sang istri duduk lalu mengobati lukanya dan menutupnya dengan plester.

   Kyuhyun menatap sang istri penuh rasa bersalah. "Menikahiku menjadi beban untukmu, bukan? Kau selalu tersiksa setelah menikahiku." ucap Kyuhyun. "Aku menyesal terkadang, tidak mau melawan ego dan membiarkanmu terluka sebentar, agar kau bisa mendapatkan seseorang yang lebih pantas dariku."

  Yuri menggelengkan kepalanya. Belakangan ini ia memang lebih banyak terdiam dan mengucapkan sepatah dua kata dibandingkan dulu yang cerewet dan juga selalu menyertakan alasan. "Tidak. Jangan berpikir seperti itu. Aku mencintaimu dan mereka berdua." ucapnya lembut.

  Ucapan itu yang semakin membuat Kyuhyun berat hati.

to be continued.

Loving You in Every WayWhere stories live. Discover now