22. THE SECRET WIFE

Start from the beginning
                                    

"Mas, ayo kita  masuk, mas. Aku udah nggak tahan berdiri lama-lama,aku  juga udah siapin air hangat"

"Maaf sayang, aku lupa. Ayo, tapi kita langsung ke kamar ya sayang?"

"Iya, tapi mandi dulu, makan, terus baru deh kita ke kamar"

"Yah, itu mah sama aja bohong sayang…."

Melihat suaminya merajuk, Valerie tersenyum tipis, tidak menyangka jika wajah  kesal itu masih sama menggemaskannya seperti dulu.

Valerie mengusap sebelah pipi suaminya lembut, memainkan kelima jarinya di atas sana dengan penuh kasih sayang.

"Mas…, mas kan habis seharian kerja, kejebak macet di jalan, pasti mas banyak keringatan kan? Kalau mas nggak mandi, nanti bias gatal-gatal. Dan ma situ udah terlalu capek kerja di kantor,kalau mas nggak teratur makannya, nanti ujung-ujungnya pasti  sakit. mas tau sendirikan, aku paling nggak bias lihat mas sakit"

Alvand sempat tertegun  saat mendengar jawaban dari  istrinya. selama ini ia berfikir bahwa  istrinya selalu memaksanya mandi karna perempuan itu tidak menyukai bau badannya, jika perempuan itu  selalu menyuruhnya untuk makan agar masakannya tidak sia-sia. Namun dugaaanya salah, istrinya ituhanya terlalu memikirkanya, mementikan segala sesuatu tentang suaminya.

"Sayang.., aku menyesal karna pernah ragu, karna pernah menyakiti kamu, membuat kamu harus  hidup bertahun tahun dengan ikatan semu…"

"Aku nggak pernah menyesal atas segala sesuatu yang pernah terjadi di antara kita, mas, sama sekali nggak pernah.  Dan ikatan yang berharga itu bukan ikatan yang sah di mata hukum, atau yang pantas di mata sosial, ikatan yang berharga itu berasal dari hati, selagi kita masih saling mencintai, aku nggak akan pernah menuntut apapun dari kamu mas…"

Alvand sudah tidak tahan lagi, ia langsung membawa istrinya ke dalam gendongannya, menciumi keningnya.

"I love you, my wife"

Valerie tidak menjawab, ia hanya mempererat pelukannya pada leher suaminya,menenggelamkan kepalanya di dada suaminya, menjatuhkan titik-titik tanda bahagianya di atas sana.

****

Sambil menunggu suaminya yang sedang mandi, Valerie duduk di atas ranjang, menyandarkan tubuhnya pada tumpukan bantal-bantal , tampak serius membaca majalah tentang kehamilan.

Sejak kandungannya semakin besar dan menjadikannya sulit untuk bergerak ke sana ke mari, Valerie memang lebih sering menghabiskan waktunya untuk membaca dan juga menggambar. Namun meskipun begitu, Valerie tetap rutin mengikuti senam kehamilan, baik kelas rutin yang ia ikuti setiap seminggu sekali ataupun senam ringan yang biasa  ia lakukan setiap pagi ,sehabis bangun tidur.

"Sedang membaca apa,hm?"

Valerie langsung menoleh, membuat pipinya langsung bersentuhan dengan hidung mancung suaminya. Valerie tersenyum lebar,begitu juga dengan Alvand. Lelaki itu baru saja selesai mandi dan juga berganti pakaian. Dengan menggunakan kaus pendek,celana santai, serta rambut basahya yang belum di sisir,  menjadikan suaminya itu terlihat semakin tampan di mata Valerie.

"Majalah"

"Bisa ditaruh sebentar? Aku tidak suka diabaikan"
Valerie kembali tersenyum, ia langsung menutup majalahnya, memutar posisinya dengan perlahan, memberikan fokusnya secara utuh untuk suaminya.

"Ada apa, mas?"

"Aku mau ngasih tahu kamu"

Alvand menggeser tubuhnya hingga berada tepat di belakang Valerie, seolah memangku. Ia meletakkan dugunya pada sebelah pundak Valerie, sedangkan kedua tangannya ia  lingkarkan pada pinggang Valerie. sesekali ia mencium leher istrinya,membuat perempuan itu tersenyum karna merasa geli.

 Sᴇᴄʀᴇᴛ Wɪғᴇ (END)Where stories live. Discover now