XXXI - Aluna

135 33 5
                                    




Sudah 10 menit berlalu tidak membuat Luna menghentikan tangisnya, bahkan untuk sekadar melepas pelukannya.

"Lun, udahan nangisnya, nggak capek?"

"Diem dulu kak, aku lagi sedih ini."

"Malu diliatin orang-orang."

"Kak Mogu!"

Jungmo hanya bisa menghela napasnya, tidak bisa melawan gadis dipelukannya. Tidak tega. Maka yang ia lakukan adalah menyisir rambut Luna dengan jarinya, sesekali menepuk kepalanya.

Setelah dirasa Luna sudah cukup tenang perlahan Jungmo melepas pelukannya, menatap wajah Luna yang memerah.

"Jelek banget kamu, bengkak gini mukanya."

"Biarin, percuma cantik kalo diputusin."

"Yah jangan nangis lagi dong."

Melihat Jungmo yang sedikit panik membuat Luna terkekeh, ia menepuk-nepuk kedua pipi Jungmo.

"Lucu banget paniknya."

Jungmo berdecih dan menepis tangan Luna kemudian tersenyum, setidaknya gadis dihadapannya sekarang bisa tertawa walau hanya sedikit.

"Ini pagi buta Lun, kenapa harus jemput?"

"Ayah yang nyuruh, bahkan aku kaget lagi tidur dibangunin suruh ke bandara."

Jungmo mengangguk paham, tidak heran.

Ya, Ayah Luna mengenal baik dan sudah menganggap Jungmo sebagai anaknya sendiri.

"Ayah udah bilang kan kalo kak Mogu tinggal di rumahku?"

Jungmo menggeleng, "aku tinggal sama Hyunbin."

Mendengar nama Hyunbin disebut membuat wajah Luna kembali berubah, Jungmo yang sadar pun segera mengalihkan pembicaraan.

"Ayo ke rumah kamu aja deh, mau ketemu Ayah dulu." Kata Jungmo seraya merangkul bahu Luna dengan tangan kanannya.

Saat keduanya berjalan menuju mobil ponsel Luna bergetar, sebuah panggilan masuk.

"Siapa?"

Luna menggeleng, "nomor Jerman."

"Angkat aja, siapa tau Ayah?"

Perlahan gadis itu menggeser tombol hijau di layar ponselnya, menempelkan benda persegi panjang tersebut pada telinganya.

"Halo?"
































"Aluna"

Luna sedikit terkejut saat bukan suara berat Ayahnya yang terdengar seperti kata Jungmo, dan yang lebih membuatnya terkejut adalah nama yang penelfon tersebut ucapkan. Aluna.



























































"I--iya, ini siapa?"
























































































































"Hwang Yunseong"

Detik itu langkah Luna terhenti, membuat laki-laki di sampingnya ikut berhenti dan menatapnya.

"Lun, kenapa?"

Melihat Luna yang mundur beberapa langkah membuat Jungmo mengikuti arah pandang Luna, disana, seorang laki-laki dengan ponsel ditangannya berjalan mendekat ke arah mereka.





















































"Wie gehts, Aluna?"

Through The Night || Moon Hyunbin ✔Where stories live. Discover now