"Luna?"
Merasa dipanggil Luna mengangkat wajahnya, membuat orang yang tadi memanggilnya bernapas lega, takut salah orang.
"Kok di sini? Nangis? Kenapa?"
Hyunbin dibuat bingung oleh gadis di hadapannya, ia tidak tau harus melakukan apa.
Sekarang masih pukul sembilan pagi tapi Luna sudah berkeliaran di tempat umum—tepatnya di depan minimarket dekat bimbingan belajar, bukankah harusnya ia sekolah?
"Hey, kenapa?"
"Kak—hiks—aku—"
"Udah nggak usah dipaksa kalo belom sanggup ngomong, nangis aja dulu."
Mendengar itu tangis Luna semakin keras, membuat mereka menjadi pusat perhatian oleh beberapa orang yang berlalu lalang.
"Jangan di sini deh nangisnya."
Hyunbin merangkul Luna dengan telapak tangannya yang menutupi wajah sembab gadis itu, ia tuntun Luna berjalan menuju sebuah tempat makan cepat saji.
"Jam sarapan udah hampir selesai, makan siang juga masih lumayan lama. Di sini sepi, nangis aja yang kenceng nggak akan ada yang marah. Cuma kita berdua doang di lantai dua," kata Hyunbin sambil menyelipkan anak rambut Luna ke belakang telinga gadis itu.
Tadinya Hyunbin hanya akan membiarkan Luna menangis sampai tenang, tapi rasanya ia tidak tega. Ia beranjak dari duduknya yang semula di hadapan Luna menjadi di sebelahnya, kemudian ia peluk gadis itu dan ia usap pelan belakang kepalanya.
"Sstt, udah ya. Itu suara lo udah mau abis."
Jujur saja Hyunbin bingung apa yang harus ia lakukan untuk menenangkan Luna selain memeluk dan mengusap surai gadis itu.
"Udah makan? Laper nggak? Makan ya?"
Luna menggeleng.
"Minum aja? Mau?"
Lagi-lagi Luna menggeleng.
"Aku cuma butuh kak Bulan."
Hyunbin mengangguk, "gue di sini Lun."
"Gue ada di sini buat lo."
Selanjutnya ia kecup pucuk kepala Luna.
YOU ARE READING
Through The Night || Moon Hyunbin ✔
FanfictionTentang dia yang memintaku untuk selalu tersenyum. Tentang dia yang bahkan tak pernah kulihat senyumnya. !short chapter! !cerita mainstream yang cringe dan penuh ke cheesy an! Alur, nama tokoh, kejadian, dll nya itu fiksi ya guys, nggak ada sangkut...
