Epilog

14.9K 1K 65
                                    

Happy Reading ❤️
Maafkan aku yang telat up🙏😄

***
2 bulan kemudian

Rena berdiri dengan susah payah saat orang-orang mulai berjalan kearah dirinya. Satu persatu bersalaman, mengucapkan kata-kata pujian serta doa.

Gadis itu menoleh kearah samping. Mata bulat Rena menatap pria yang terlewat tampan berdiri disebelahnya. Ia tak perlu susah-susah lagi untuk mendongak sebab berkat heels yang ia pakai membuat dirinya menjadi tinggi.

Rena tak berani bergerak apalagi berjalan. Bisa-bisa ia hanya mempermalukan keluarga Arga dan Abangnya. Heels itu terlalu tinggi untuknya, ini juga lah penyebab Rena berdiri dengan susah payah.

Andai tak ada lengan Arga sebagai pegangan, entah sudah berapa kali ia terjatuh tadi. Ini pertama kalinya Rena memakai sepatu hak tinggi.

"Arga," panggil Rena.

"Hmm, ada apa?"

"Tadi kan, sebelum kesini, Rena diajak Mama makan. Tapi, Rena gak makan. Jadi- "

"Lapar, hmm?" tanya Arga.

Rena mengangguk memasang puppy eyes nya.

"Kenapa diajak makan sama mama gak mau?" tanya Arga. Pasalnya baru kali ini ia mendengar Rena menolak ajakan seseorang untuk makan. Biasanya jika diajak makan, Renalah orang pertama yang tiba di meja makan.

"Gak mau, nanti makeup Rena luntur. Muka Rena cantik banget tadi waktu dicermin, Rena jadi gak pengen hapus makeup. Makanya Rena gak makan, padahal perut udah demo."

"Yaudah, kita makan," putus Arga.

Arga berjalan kearah sang Mama, membisikkan sesuatu kepada Mamanya.

Mama Arga hanya menggeleng geleng pelan, kemudian mengangguk tersenyum. Sejauh ia mengenal Rena, Mama Arga sudah tau bagaimana watak gadis itu.

Arga kembali berjalan ketempat dimana Rena duduk menunggunya. Gadis itu terlihat sibuk memijat kakinya.

Rena terkejut saat tiba-tiba Arga berjongkok di depannya, membantu dirinya membuka sepatu hak itu. Sungguh Rena merasa lega saat kakinya terlepas dari sepatu menyusahkan itu.

"Bisa jalan? Mau aku gendong?"

Pertanyaan Arga berhasil membuat kedua pipinya memerah lagi. Rena menggeleng pelan untuk menolak tawaran Arga. Lihat saja, baru seperti ini mereka sudah mencuri perhatian, apalagi jika Arga benar-benar menggendongnya.

Arga membantu Rena berdiri, merapikan gaun pengantin gadis itu dengan penuh perhatian. Sebenarnya Arga marah.

Ia marah karena melihat gadisnya yang terlihat risih memakai gaun ini. Padahal, sudah ia tegaskan berkali-kali pada Ibunya bahwa apapun yang akan dikenakan gadisnya haruslah nyaman untuk Rena.

Namun, sepertinya sang Ibu terlalu antusias hingga melupakan hal penting ini.

"Sebelum makan, kamu ganti baju dulu."

Rena menatap bingung. "Loh. Acaranya kan,a belum selesai."

Arga melayangkan tatapan andalannya. Tatapan tajam dan menusuk. "Ini perintah!"

Satu hal lagi yang paling ia tidak sukai dari gaun yang Rena kenakan. Gaun itu memperlihatkan dengan jelas punggung mulus istrinya. Membuat Arga ingin mengamuk jika saja hari ini bukan acara sakralnya.

 Membuat Arga ingin mengamuk jika saja hari ini bukan acara sakralnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Remember You (Selesai)Where stories live. Discover now