Chapter 10

4.9K 461 160
                                    

Votement yah:) biar yang baca berkah, dan yang nulis bahagia.

*Awas Typo*

Okey aku menepati janji buat update, meskipun tadi gempanya terasa lumayan😫 mudah2han yang kita semua baik-baik aja. Tetep be safe sayang-sayang aku🙏

Chapter ini lumayan panjang +4K jadi dimohon votement:v

Ready?

Let's get it💘



oOo

Satu tahun bukanlah waktu yang sebentar bagi seorang Kim Taehyung. Tapi waktu satu tahun itu juga tidaklah cukup untuk menebus semua rasa bersalah dan panyesalannya pada sang Putra. Taehyung cukup tau diri untuk tidak memaksakan kehendak apapun pada keputusan yang dipilih Jungkook-- karena disini ia adalah pihak yang bersalah, maka mau tidak mau Taehyung hanya bisa menunggu sosok itu untuk kembali padanya dengan sendirinya. Iya, itulah yang dilakoni selama penyanyi cantik itu selama setahun ini—yaitu menunggu seorang Jeon Jungkook kembali padanya.

Putranya itu kini sudah berusia 18 tahun, dia sudah besar—namun sayangnya tidak ada andil Taehyung dalam pertumbuhan sang anak. Karenya Taehyung hanya dapat gigi jari ketika Jungkook masih enggan memilih hidup bersamanya. Sosok itu lebih memilih kembali pada kehidupan sedernaha yang ia geluti dibanding hidup penuh kemewahan bersamanya. Ia tidak juga memilih untuk hidup bersama keluarga Jeon, dan itu sedikit banyak membuat Taehyung lega.

Terkadang Taehyung ragu--kendati Jungkook dengan jelas mengatakan sudah memaafkannya, tapi menerima semua kenyataan ini jelas bukan hal yang mudah untuk dilakukan, semuanya perlu waktu. Seperti ia yang memerlukan banyak waktu untuk lepas dari bayang-bayang gelap penderitaannya selama ini, Jungkook juga begitu. Taehyung tau sang putra perlu banyak waktu untuk bisa menyembuhkan luka yang ia torehkan. Tak apa, karena selama apapun itu Taehyung akan selalu menunggunya.

"Taehyungie, sebentar lagi pesawatnya akan mendarat. Kau harus bersiap dulu untuk acara awardnya." Pernyataan Seokjin ini membuat Taehyung tersadar dari lamunannya.

Penyanyi cantik yang baru saja menyelesaikan seluruh rangkaian konsernya tahun ini melempar senyum pada sang manager. "Iya, hyung. Setelah acara itu aku ingin bertemu Jungkook, aku sudah mengatakan hal ini padanya, dan dia bilang dia akan menungguku."

Seokjin balas tersenyum lembut, menatap sosok menawan namun rapuh di dalam itu. "Okey, kau sudah menyiapkan hadiah kelulusan untuk Jungkook rupanya. Kuharap dia akan menerimanya," harap Seokjin tulus.

"Iya, kuharap juga begitu, Hyung," bisik Taehyung lirih.

Jungkook memang baru saja merayakan kelulusannya dari SHS seminggu lalu—saat Taehyung masih bergelut dengan rangkaian konsernya di Amerika Selatan. Sebenarnya Taehyung akan senang hati datang ke acara kelulusan tersebut jika Jungkook menginginkannya, namun anak itu menolak dan mengatakannya dengan nada bercanda khas seorang Jeon Jungkook.

"Eomma jangan datang. Fokus saja pada rangkaian konsernya. Lagi pula jarak dari sana kesini sangat jauh, tidak mungkin eomma. Dan lagi nilaiku sangat jelek, akan sangat memalukan jika eomma datang hanya untuk melihatku berada diperingkat kelima paling bawah. Jadi eomma tidak perlu datang, okey?"

Jungkook mengatakan kalimat itu lewat sambungan telepon dengan nada yang ceria, bahkan kala itu Taehyung mampu tertawa karena alasan yang menurutnya sangat lucu tersebut. Tapi sejujurnya Taehyung tau, Jungkook mungkin belum terbiasa dan belum bisa menerima segala perhatian yang coba Taehyung berikan padanya. Iya, Taehyung mengerti. Ia masih bisa menunggu—selama apapun itu.

Setelah beberapa waktu, pesawat yang ditumpangi Taehyung mendarat dengan selamat.

"Taehyungie aku yakin saat sesi wawancara nanti, mungkin mereka akan menanyakan seputar rumor belakangan ini, kuharap kau bisa menanggapinya dengan bijak. Jangan gegabah, Tae."

Can You Hear Me? {Kookv} [END]Where stories live. Discover now