9

9.2K 570 57
                                    

.

.

.

.

.
"Aku memutuskan untuk mengajarimu piano."  Kata Jungkook duduk di balik meja kantornya.  Mereka menikmati istirahat makan siang dengan meminum kopi untuk menyegarkan diri karena tampaknya mereka punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

"Benarkah?! Apakah kamu pikir aku bisa mempelajarinya sekarang, saat ini juga?"  Taehyung bertanya, menyeruput Americano-nya dengan ekspresi bertanya di wajahnya.

"Kita masih berada di kantor, Tae."  Jungkook berkata sambil mengabaikan tatapan bertanya di wajah Taehyung sambil tertawa.

Taehyung tersenyum dalam hati mendengar nama panggilan itu.

"Okayyyy ... Kapan latihannya bisa saya mulai, tuan ?!"  Taehyung bertanya dengan nada mengejek.

"Sial, dan oh, kelasmu akan dimulai akhir pekan ini. Gurumu ini punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan sekarang."  Jungkook ikut dalam permainan Taehyung dengan nada mebgejek dalam suaranya, menutup matanya pada pernyataan terakhirnya, bernapas secara perlahan.

"Tuan, jangan katakan hal bodoh di depan muridmu. Itu kesan buruk yang bisa kamu berikan." Taehyung terkikik, dengan sedotan masih berada di mulutnya.

Jungkook segera membuka matanya pada pernyataan Taehyung, "Sial adalah pernyataan umum Tae. Jangan menggeneralisasi kata seperti itu sebagai kata bodoh. Bagaimana aku bisa hidup tanpanya?"  Katanya dramatis, meletakkan salah satu tangannya di dadanya, membuat keduanya tertawa histeris.

Kebahagiaan. Kepuasan. Mereka mendapat keduanya ketika mereka bersama.
.

Ada saat dimana kau menyerahkan jiwamu kepada seseorang, itu adalah hari kejatuhanmu.  Jatuh dalam-dalam.  Jatuh cinta, senyum, bahagia, jatuh cinta pada seseorang yang kau selalu ingin dekat dengannya.

Itulah yang terjadi dengan Jungkook. 

Bagi orang-orang lain, udara hari ini begitu dingin hingga menusuk kedalam tulang-tulang mereka. Tetapi bagi Taehyung dan Jungkook hari ini terasa begitu nyaman dan memenangkan.

Kenyamanan adalah hal terpenting yang mereka cari. Menjadi tempat untuk pulang setiap merindukan kasih sayang.

Orang-orang yang mengamati Jungkook dan Taehyung setiap hari tidak akan bisa menunjukkan perbedaan dalam perilaku mereka. 

Tetapi sebenarnya ada perbedaan. 

Perbedaan pada bagaimana mereka memandang satu sama lain saat bekerja.  Perbedaan pada bagaimana tangan mereka saling menyatu satu sama lain dengan senyum kecil di wajah mereka, bagaimana mereka akan duduk tanpa menyadari tentang seberapa jarak yang ada diantara mereka.  Perbedaan pada bagaimana Taehyung akan memiliki senyum malu saat berbicara tentang hal-hal favoritnya.  Perbedaan pada bagaimana taehyung yang akan berhiaskan warna merahmuda di pipinya ketika Jungkook memujinya.

Jungkook selalu ada untuknya, hanya saja Taehyung tidak bisa menjelaskan tentang perasaan yang dirasakannya. Ini seperti terjatuh.  Ini seperti saat kau terjun bebas dan memiliki sensasi yang aneh. Jatuh bebas tanpa tahu kapan akan akhir,  terlalu menyenangkan untuk berhenti.  Itu terlalu memikat, terlalu disayangkan jika harus berhenti.

.

"Ahhhh !!!! kapan Jungkook  akan mengajariku, aku sudah mengantuk!" Taehyung merengek keras, duduk di bangku kursi dengan tangannya diletakkan diatas piano milik Jungkook. Dia sangat menantikan Jungkook untuk mengajarinya piano seperti yang dijanjikan.

"Aku tidak pernah tahu kamu bisa merengek. Kamu bayi cengeng ~" Jungkook tiba-tiba saja sudah berada di ruangan Taehyung dan menggoda nya, bersandar di pintu dengan tangan di saku.  Mereka seperti biasa di tempat Jungkook sepulang kerja.  Sudah cukup rutin sekarang.

Little Happiness | Kv √Where stories live. Discover now