Dear Diary

214 6 0
                                    

Hari ini diperjalanan menuju stasiun kota, seperti biasa aku harus melewati pasar.

Aku menyaksikan banyak orang berjuang demi sesuap nasi. Salah satunya ialah seorang abah tua yang sedang mendorong becak sekuat tenaga, karena diatasnya ada ibu-ibu penumpang yang beratnya kira-kira 70 kg. Kemudian aku melangkah lagi, lalu aku melihat bapak tua yang mengangkut kerangjang besar berisi sayur dibahu nya.

Selain orang tua, aku juga melihat banyak anak kecil yang berjualan kantong keresek sambil memaksa seorang ibu untuk membelinya. Tiba-tiba, didepan mataku, ada seorang anak tunanetra yang memaksa agar seorang ibu menitipkan barang belanjaan miliknya.

"mi... biar saya yang bawa belanjaannya mi... seribu rupiah saja." Ucap anak itu sambil menarik bagian belakang baju ibu-ibu yang sedang berjalan santai.

Benar, seperti yang guruku bilang. Kehidupan diluar itu sangat keras dibanding hidup dipesantren yang hanya dibebani target hafalan saja.

Diatas langit ada langit, dibawah tanah ada tanah,

Jangan terlalu sombong karena keberuntungan yang kita dapat, karena masih ada banyak orang yang lebih beruntung dari kita.

Sebaliknya, Jangan terlalu banyak mengeluh karena tidak beruntungnya kita, karena masih banyak orang yang jauh lebih tidak beruntung dibanding kita.

Tidak beruntung adalah cara berfikir kita.

Iya. Kita sendiri yang membuatnya begitu.

***

Seampainya disatasiun aku langung naik kerata.

Aku duduk disebelah seorang ibu tua berkacamata.

"Neng mau pergi kemana? Sedang liburan sekolah ya?"

Memang,.. walaupun usiaku 20 tahun orang-orang akan mengira usiaku bukan segitu. Sebaliknya mereka akan mengira kalau aku masih anak sekolahan, bahkan saat dimesjid ada yang bilang kalau aku masih anak SMP

"Neng kok ibu baru lihat, sekolah SMP dimana emangnya?"

Namun itu tidak membuatku heran. karena Berat badanku cuman 40kg dengan Tinggi badan 150cm.

Terlebih Aku tidak suka berlebihan dalam segi berpakaian, karena selain tidak ada badget untuk itu, aku juga sejak kecil sudah biasa sederhana. aku lebih suka berpakaian yang lebih simple, kalo tidak rok levis, aku suka memakai celana dari Guci dengan baju tunik dan kerudung Blouse. Tanpa accesories lain seperti yang dipakai wanita dewasa pada umumnya. Dalam makananpun sama, aku lebih sering seadanya saja, makan tanpa temen nasipun jadi. Berbalik dengan keadaan sebelum bapak, dan mamaku bercerai, saat itu memang, Apapun yang aku makan dan aku pakai harus memenuhi SNI (Standar Nasional Indonesia). 😁

Kemudian, kereta melaju dengan kecepatan rendah. Dijendela, kulihat anak-anak sedang bermain layangan disawah. Aku langsung teringat dengan saurada kembarku, Karena saat itu kami sering bermain layangan bersama.

***

Karena saat ini ada beberapa faktor yang mengingatkanku pada masalalu,

baiklah.. aku akan bercerita.

KETIKA MATAHARI TERBENAMWhere stories live. Discover now